Wacana pembubaran Kodim dan Koramil yang dilontarkan Gubernur Lemhanas Letjen Agus Widjoyo menuai banyak komentar. Antara lain, anggota DPR dari Fraksi Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Ia mengaku heran wacana itu dilontarkan menjelang peringatan tragedi nasional G 30 S PKI, atau setiap September.
“Saya heran isu ini selalu muncul menjelang peringatan G30S PKI, pada 30 September setiap tahun. Ide pembubaran Kodim dan Koramil sangat ahistoris. Perjalanan sejarah bangsa ini membuktikan bahwa kita bisa bertahan sebagai sebuah bangsa besar justru karena keberadaan dua institusi tersebut,” tandas Dasco lewat rilisnya, Minggu (17/9).
Keberadaan Kodim dan Koramil, nilai Dasco, masih diperlukan dan harus dipertahankan. “Menurut saya justru itu konsep terbaik pertahanan yang kita miliki dan bahkan menjadi acuan negara-negara lain,” ungkap anggota Komisi III DPR.
Dikatakan di tengah kemajuan teknologi militer yang belum tentu bisa diikuti terus, konsep manunggalnya rakyat dan TNI memang pilihan yang terbaik dan itu hanya bisa diterapkan kalau kita masih punya Kodim dan Koramil. Apalagi jumlah penduduk kita adalah nomor empat terbanyak di dunia.
Pertahanan di tingkat bawah seperti adanya Kodim dan Koramil masih dibutuhkan. Dia mengakui, sejak reformasi 1998, ide pembubaran Kodim dan Koramil gencar dikemukakan, tapi hingga saat ini tidak pernah ada kajian ilmiah yang mendukungnya. “Terus-terang saya khawatir dengan kadar nasionalisme orang-orang yang mengusulkan hal tersebut,” sindirnya.
Sebelumnya diberitakan, wacana pembubaran satuan teritorial pertama kali diungkapkan mantan Kepala Staf Teritorial TNI Letjen (Purn) Agus Widjoyo, yang saat ini menjabat Gubernur Lemhanas Agus Widjojo. Menurutnya Kodim dan Koramil tidak memiliki fungsi pertahanan di daerah. Karena itu tanggung jawab teritorial lebih baik diserahkan kepada pemerintah daerah setempat,” kata Agus dalam diskusi reformasi TNI di Jakarta. (lin)