Janji Adalah Kutang

Grafis ilustrasi dari janji-janji. foto: kompasiana.com

By Tony Ardiedo

semarak.co-Rangkaian Serba-serbi ringan buat “Contemplation Around The Wisdom”.

Bacaan Lainnya

Sobat Wisdom yang baik….

Konon sepasang Suami-Istri perlente masuk ke mal mewah di Jakarta. Gayanya Aristokrat dan rada Sekuler. Suami lumayan ganteng, agak slengekan, cuek bebek dan sedikit songong. Sang Istri yg Estewe, lagunya setinggi langit, merasa bagaikan Princess secantik Grace Kelly padahal tampangnya pas2an.

Mereka masuk ke toko khusus Under Wear. Di situ terdapat KUTANG banyak banget bertumpukan. Terdiri dari rupa-rupa ukuran. Ada utk Remaja yg masih bau kencur, ada yg buat gadis dewasa, ada yg buat Ibu2 muda, ada yg utk Emak2 Menopause bahkan utk Nenek-nenek uzur juga ada.

Harga pun bervariasi. Dari yg puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan yg jutaan rupiah juga ada. Sang Princess dg setengah bawel, sibuk milih2 mana gerangan Bra yg cocok. Kebetulan saat itu gak ada pembeli lain sehingga leluasalah suasana. Sementara itu Sang Suami dari tadi clingak-clinguk setengah genit sambil curi-curi pandang.

Selidik punya sidik, ternyata di sebelah istrinya ada tiga Pelayan Toko Cewek yg lumayan cantik, sibuk melayani. Yg satu mirip Desy Ratnasari, yg satu mirip Krisdayanti, dan yg satu lagi persis Via Valen. Cewek2 itu jelas lebih cantik dari Istrinya.

Di sebelahnya ada lagi dua orang Pelayan Cowok yg lumayan handsome dan fresh, beda2 tipis kayak Aldebaran dan Ari Wibowo. Mereka semua sopan2 betul dan ceria sumringah, termasuk Kasir Cewek yg mirip Syahrini dan berkedudukan di pojok sebelah kanan.

Entah Syaithon mana yg nyamber otak Suami. Tiba2 dia nyeletuk seenaknya tanpa beban. “Bagi saya KUTANG2 yg numpuk sebanyak ini, semuanya gak penting. Yg penting kan ISINYA!”, Iya gak, Iya gak? tanyanya sambil ngedipin mata ke Pelayan Cowok.

Yg rambutnya rada cepak (Aldebaran) langsung menjawab, “Hehehe… Betul sekali Pak. Bapak bisa aja!” Sang Istri mendengar itu panas juga sambil ngomong dlm hati… ah brengsek kamu Mas, Dasar Lelaki! Awas kamu ya Mas!

“Ngomong2 Bapak gak ikut belanja nih?” tanya si Cewek manis (Via Valen). “Itu di sebelah sana ada CELDAM2 Branded khusus Pria Pak. Semuanya bagus2 dan baru saja datang kemarin!”

Mendengar itu, Sang Istri mendapat peluang emas membalas Suaminya. Sambil kedipin mata ke Pelayan2 Cewek itu, ia pun ber-orasi pendek, “CELDAM ? Ah, itu kan lebih gak penting lagi. Yg penting kan ISINYA !” Iya kan Dik ?” Iya kaan ?

Akhirnya tanpa dikomando, meledaklah tawa ter-kikih2 seluruh insan di toko itu, terutama Sang Princess yg tiba2 merasa dirinya cerdas dan tangkas. Saking riuhnya, itu Syaithon yg bergelayutan di plafon ikutan cengar-cengir tanpa suara.

Terasa kayak mati jurus, serta merta Sang Suami ngomong, “Wah, sorry, saya mau ke Toilet dulu ya. Sebenarnya sudah dari tadi nih, kebelet banget!”. Dia pun ngacir perlahan setengah gontai, sambil kepalanya rada oleng, persis kayak Ayam jago yg jidatnya kena tulup.

Sobat Wisdom yg mulia….

Memang benar dan haqqul-yaqin. Entah itu KUTANG ataupun CELDAM. Yg penting adalah ISINYA! Casing dan Kemasan boleh aneka rupa, tapi ISInya, nanti dulu, itulah yg maha penting markonting!

JANJI adalah KUTANG. Dan JANJI2 adalah KUTANG2. SETUMPUK JANJI? Ya berarti SETUMPUK KUTANG . Malah di Film THOR ada dialog begini: “Apalah arti Kutang tanpa isinya? Inilah FILOSOFI yg mengatakan, apalah arti JANJI tanpa ada BUKTI nya?”

Pastikanlah kita mampu membedakan antara orang2 yg hanya Ngomong Doang dg mereka yg sanggup membuktikan perkataannya dg Perbuatan. Kata2 buruk bahkan tanpa perbuatan buruk saja sudah sedemikian buruknya.

Apalagi jika kata2 baik digabungkan dg perbuatan buruk maka itu adalah lebih parah lagi. Seseorang tidak bisa memetik manfaat apa pun dari kata2 yg cuma angin belaka. Retorika Kesopanan itu sering kali justru menjadi pengecohan dari makna sopan itu sendiri. Padahal seyogyanya kata2 hendaklah menjadi Sumpah Perbuatan. Pohon Ara yg berdaun tetapi tidak berbuah tidaklah terlalu bernilai.

Kita tentu sering mendengar kalimat2 janji seperti ini:

☆ “Nanti kuhubungi kamu kembali, setelah makan siang nanti!”.

☆ “Percayalah padaku, masak aku bohong sih?  Aku janji beneran deh, Sueer!”.

☆ “Hei, aku hutang budi nih sama kamu, aku janji suatu saat akan kubalas hutang budi ini!”

☆ “Wallaah yaa Akhii, Wallaah. Ane janji paling lambat akhir bulan sudah lunas semua!”

☆ “Saya janji Sdr2. Kalau saya terpilih, pastilah akan saya bangun Masjid yg paling canggih di Dapil ini!”

Masalahnya adalah, bagaimana kita tahu yg manakah yg benar2 serius dg janjinya? Tentu waktu lah yg akan mengungkapkannya. Mereka yg benar2 memenuhi janjinya akan semakin dipercaya atau akan lebih mudah minta tolong lain kalinya.

Orang yg membuat JANJI2 KOSONG utk mendapatkan dukungan atau menunda2 dan yg tidak pernah menindak lanjuti janji tsb dg pembuktian hanya akan melukai diri mereka sendiri.

Daftarnya bisa panjang sekali. Baik mereka maupun kita acap suka bicara hal2 yg mengandung JANJI, secara tersurat atau tersirat. Tapi soalnya, apakah mereka atau kita bersungguh2? TIDAK !!, sehingga kita menindak lanjutinya. Bahkan niat yg paling baik pun, tidak akan menjadikan segalanya terlaksana.

Setiap hari ada saja orang yg meninggal, dg meninggalkan janji atau niat2 baiknya yg tidak terpenuhi. Tetapi mereka2 yg sempat memenuhi janjinya dan mendemonstrasikan perkataan dg perbuatan lah, yg benar2 telah belajar menjalani kehidupan.

Umpama itu seorang Pemimpin atau Tokoh, maka sosok yg seperti itulah yg boleh atau pantas utk memimpin bahkan utk berapa kali pun dia mau, asal masyarakat dg ikhlas dan demokratis. MENDUKUNGNYA!!!

🌍”Saat Anda membuat seseorang terdesak menjanjikan sesuatu adalah saat yg sama Anda meminta mereka utk berbohong kpd Anda”.

(Molly Ringwald, 1968-Now).

🌍”Kapasitas Anda utk menjaga Sumpah dan Janji2 Anda, akan bergantung pada KEMURNIAN hidup Anda”.

(Mahatma Gandhi, 1869-1948).

🌏 “Dulu, pada suatu ketika, senja pernah indah, seindah JANJI2 yg berujung menjadi SUMPAH SERAPAH!”

(Fiersa Besari, 1984-Now).

🌎”Aah REVOLUSI? Revolusi telah kulipat dan kuselipkan ke dalam BEHA!”

(Joko Pinurbo, 1962-Now).

🌎 “Tidak ada gunanya memegang utk JANJI apa pun yg seseorang katakan, saat dia sedang JATUH CINTA, MABUK, atau mencalonkan diri utk JABATAN”.

(Shirley Mac Laine, 1934-Now).

🌎 “JANJI yg memudar dalam waktu, bukanlah Janji. SUMPAH yg kehilangan kehormatan pada waktunya, bukanlah Sumpah. CINTA yg luntur pada waktunya, bukanlah Cinta”.

(Abhijit Nashar, 1991-Now).

🌏”PEMBOHONG biasanya membuat JANJI2 terbaik”.

(Pierce Brown, 1988-Now).

🌍 “Janji2 yg Luar Biasa haruslah selalu dicurigai”.

( Theodore Parke, 1810-1860 ).

🌎 “Jangan pernah menjanjikan lebih dari yg bisa Anda penuhi, tetapi selalu berikan lebih dari yg Anda janjikan”.

(Lou Holtz, 1937-Now).

🌍”Cara terbaik utk menetapi JANJI adalah dg tidak memberikannya.

(Napoleon Bonaparte, 1769-1821).

🌏 “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir PENJAJAH. Tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan BANGSAMU sendiri”.

(Soekarno, 1901-1970).

Demikianlah Sobat yg Bijak,

Sekali lagi,

Salam Wisdom.

01 Nov’ 2021

 

sumber: WAGroup KAHMI Nasional (postSenin1/11/2021/tonyardiedo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *