Bank Syariah Indonesia (BSI) terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah, terutama pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid. Terbaru, BSI menjadi salah satu pengisi materi dalam acara Workshop Manajemen Masjid yang dilaksanakan salah satu masjid bersejarah di Yogyakarta, yaitu Masjid Jogokariyan, Sabtu (30/10/2021).
semarak.co-Wakil Direktur Utama 2 BSI Abdullah Firman Wibowo mengatakan, saat ini diperlukan perluasan fungsi masjid dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk mengurangi pengangguran.
Mengutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran pada bulan Februari 2021, sebut Firman, meningkat sebanyak 1,82 juta orang dibandingkan dengan bulan Februari 2020.
“Semakin meningkatnya pengangguran ini diperlukan adanya upaya untuk memperluas fungsi masjid dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat sehingga dapat berperan dalam mengurangi angka pengangguran yang saat ini ada,” ujar Firman seperti dirilis humas melalui WAGroup Media BSI, Minggu (31/10/2021).
Masjid memiliki peran yang cukup besar bagi masyarakat, lanjut Firman, bukan hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai pusat peradaban bagi umat Islam. Masjid harus dimaknai dalam berbagai dimensi kehidupan.
Di antaranya sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi umat, seperti penyelenggara Baitul Maal, unit pelayanan zakat, infaq dan shodaqah. Karena itu, masjid menyimpan potensi yang sangat besar dalam meningkatkan kesejahteraan umat sekaligus menjadi pilar penting terwujudnya cita-cita pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia.
Apalagi, lanjut Firman, memasuki digital era 4.0 yang mana perubahan secara cepat dan dinamis sehingga mengharuskan seluruh elemen untuk menjawabnya melalui digitalisasi ekosistem halal agar dapat diimplementasikan dari hulu hingga hilir.
Seluruh elemen baik perbankan syariah, rinci dia, e-commerce, fintech, koperasi syariah maupun masjid perlu mengambil peran ini sehingga potensi ekonomi kerakyatan dapat dikelola dengan baik, transparan, digital.
“Dengan kolaborasi antara masjid dan perbankan syariah diharapkan menjadi salah watu wujud pengabdian kepada masyarakat untuk membantu memakmurkan masjid dan ummat. Keberadaan Bank Syariah Indonesia tentu merupakan bagian dari satu kesatuan ekosistem halal dalam kehidupan masyarakat Indonesia,” tutur Firman.
Sebagai informasi pada Q1 tahun 2021 jumlah masjid dan mushala yang ada di Indonesia seluruhnya hampir mencapai 800 ribu masjid dengan jumlah yang sudah tercatat resmi Kementerian Agama sebanyak hampir 300 ribu masjid.
Masjid Jogokariyan sendiri dibangun pada tahun 1966 dan mulai digunakan pada 1967. Nama masjid diambil dari nama kampung di mana masjid itu berdiri, Kampung Jogokariyan, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Hal ini mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad SAW yakni memberi nama masjid sesuai dengan di mana masjid itu berada. (smr)