Sejarah Sang Kesatria Masa Fretilin, Akhir Hidup Suparlan Diakhiri dengan Teriakan Allahuakbar

foto dokumen Suparlan

Oleh Anonym *

semarak.co-Suparlan adalah nama Landasan Pacu di Pusdikpassus. Dinamakan demikian untuk mengenang kepahlawanan Pratu Suparlan yang gugur dalam tugas, diresmikan Danjen Kopasus pada 1995 Mayjen Prabowo Subianto yang kini menjabat Ketua umum DPP Partai Gerindra dan Menteri Pertahanan (Menhan).

Bacaan Lainnya

Kisahnya bermula ketika 1 Unit gabungan berkekuatan 9 orang personil (4 Kopasus, 5 Kostrad) di bawah pimpinan Lettu Poniman Dasuki (Brigjen Purn.) melaksanakan Patroli di Zona Z pedalaman Timor yang mana terdapat sekitar 300 Tentara Fretelin.

Di sana, awalnya Tim Kopassus Kostrad ini ingin menyergap Pos Pengamatan Fretilin dan setelah melumpuhkan Pos Pengematan Fretelin, namun tiba tiba dari berbagai arah muncul pasukan Fretelin yang lebih besar, kontak senjata pun tak terhindarkan.

Pertempuran menjadi tidak berimbang karena kalah jumlah. Unit Gabungan terdesak hebat dan personil satu demi satu berguguran sampai Sisa 5 personil yang bertahan mati-matian. Kalah jumlah, sisa unit gabungan mundur sehingga menghampiri bibir jurang sambil mencari kemungkinan meloloskan diri.

Hanya ada satu celah untuk meloloskan diri, yaitu menuju celah bukit. Komandan Unit memerintahkan sisa unit menuju ke celah tersebut, dan Pratu Suparlan di perintahkan paling depan, bukannya mendengarkan perintah, Pratu Suparlan mundur kebelakang tanpa mengindahkan perintah Dan Unitnya.

“Komandan Bawa yang lainnya, saya akan berusaha menghambat!” Di sinilah Pratu Suparlan menunjukkan sifat kepahlawanannya. Antara kehormatannya sebagai laki-laki, Prajurit, Korps dan negaranya, tanpa menghiraukan peringatan Dan Unitnya agar mundur, Pratu Suparlan membuang senjatanya dan mengambil Minimi milik rekannya yang gugur.

Pratu Suparlan berlari ke arah datangnya Fretilin dan menyambutnya dengan siraman Minimi. Jatuh bangun terkena tembakan di tubuhnya, Suparlan mengamuk seperti banteng (penuturan saksi mata Fretilin yang tertangkap) mengejar mereka hingga ke semak persembunyian Fretelin.

Tidak terhitung berapa peluru yang sudah bersarang di badannya. PDL Pratu Suparlan berubah warna menjadi merah karena darah yang membanjiri tubuhnya. Pratu Suparlan menyerang hingga sampai kehabisan amunisi. Kondisinya mulai Lemas Karena kekurangan darah, dia mencabut pisau komandonya dan bertarung satu lawan satu.

Sepertinya Fretilin berniat mempermainkannya dengan tidak membunuhnya secara langsung. Suparlan bertarung mati-matian sendiri hanya berbekalkan pisau komandonya, sempat merobohkan 6 orang Fretilin, hingga tangannya tidak mampu lagi menggenggam pisau.

Dan Unit dengan sisa pasukannya melihat Pratu Suparlan tidak muncul, memutuskan untuk kembali mencari Pratu Suparlan dan membantu. Suparlan sendiri dikelilingi puluhan Fretilin, bagaikan menunggu malaikat maut yang akan menjemput nyawanya.

Suparlan seorang yang cerdik, taktik dia melemahkan dirinya sangat tepat. Saat dia terduduk, pasukan Fretilin berkerumun mendekatinya siap mengeksekusi. Tepat di saat 1 tembakan mengenai lehernya, Suparlan oleng hampir roboh ke tanah.

Dengan sisa-sisa tenaganya, diambil 2 granat dari balik kantong PDL-nya, langsung mencabut pin. Didahului teriakan “Allahuakhbar…!” berlari serta meloncat berjibaku pas di tengah-tengah rimbunan Freteilin yang mengepungnya granat meledak disertai gugurnya seorang prajurit pemberani dengan membawa bersama sejumlah musuh.

*) penulis tidak ditemukan sampai berita ini ditayangkan dengan alasan viral yang jadi pesan berantai di berbagai media sosial.

 

sumber: WAGroup Rumah Aspirasi Gerindra (postSabtu23/10/2021/rozaqammarsuksesjaya)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *