Peran dan dukungan publikasi media massa dan optimalisai program penyaluran menjadi pemacu optimisme BAZNAS dalam mencapai target pengumpulan zakat. Ketua BAZNAS, Prof. KH. Noor Achmad meyakini BAZNAS bisa mencapai target 30% dari total target pengumpulan secara nasional tahun ini.
semarak.co-“Ini sesuatu yang saling terkait, terjalin berkelindan bagai dua sisi mata uang,” ujar Prof dalam acara Coffee Morning Gerakan Cita Zakat BAZNAS Media Center (BMC) yang digelar secara online di Jakarta, Rabu (29/9/2021) seperti kemudian dirilis humas melalui WAGroup BMC, sore ini.
Peran dan dukungan media yang memberitakan optimalisasi program penyaluran untuk mustahik dalam rangka pengentasan kemiskinan dan penanggulangan pandemi Covid-19, klaim Prof Noor, memacu optimisme pancapaian target pengumpulan BAZNAS.
Hadir Wakil Ketua BAZNAS Mokhamad Mahdum, jajaran Pimpinan BAZNAS Zainulbahar Noor, M. Nadratuzzaman Hosen, Rizaludin Kurniawan, Saidah Sakwan; Kolonel (Purn) Nur Chamdani, dan KH. Achmad Sudrajat.
Juga Direktur Utama BAZNAS M. Arifin Purwakananta, Direktur Operasi yang juga Pjs Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Wahyu TT. Kuncahyo, Sekretaris BAZNAS Ahmad Zayadi, serta para amilin dan amilat BAZNAS.
“Meski dalam masa krisis akibat pandemi Covid-19, kami yakin BAZNAS mampu meningkatkan penghimpunan zakat sebesar 30% dari tahun lalu. Sepanjang 2020, BAZNAS menghimpun dana zakat sebesar Rp385,5 miliar,” imbuh Prof Noor lagi.
Sedangkan pada 2019, rinci dia, penghimpunan mencapai Rp296 miliar. Jumlah ini setara dengan 101,44% dari target penghimpunan zakat yang ditetapkan pada awal tahun. Selama masa pandemi Covid-19, lanjut dia, komunikasi digital berkembang pesat. Pandemi Covid-19 diyakini telah mempercepat era digitalisasi di seluruh dunia.
Selain melahirkan ancaman, pandemi juga menciptakan peluang dan tantangan bagi media dan dunia perzakatan. Di era digital, kata Prof Noor, para muzaki bisa langsung mendapatkan informasi tentang zakat, infak dan sedekah (ZIS).
“Apalagi saat ini ketika dunia sedang dilanda pandemi Covid-19, penggunaan teknologi digital makin tinggi. Sehingga media juga berperan dalam mendorong dan memperkuat muzaki dalam membayar zakat,” kata Kiai Noor.
Lebih lanjut, ia menambahkan, muzaki tidak berbelit dan dimudahkan dalam membayar zakat. Tentu saja jaringan media massa dan media sosial yang dimiliki BAZNAS bisa dimanfaatkan bersama-sama. “Jadi penguatan sarana dan prasarana ini dalam rangka memastikan untuk berikan pelayanan yang baik musatahik informasi yang valid,” paparnya.
Banyak sarana dan prasarana di daerah kabutapan/kota yang tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi, ini yang kita pastikan dulu supaya jadi kekuatan Baznas dan Laznas yang sama di seluruh indonesia.
Selain itu, lanjut dia, perlu dilakukan Baznas ke depan adalah penguatan jaringannya. Tidak hanya di kalangan Baznas dan Laznas, jaringan yang terkait dengan mengumpulkan zakat sebanyak-banyaknya, harus kita pastikan seluas-seluasnya.
“Misalnya, jangan sampai masyarakat butuh bayar zakat, kita di Bazna tidak tahu. Untuk memastikan jaringan ini tidak hanya semacam banyak teman, tapi juga ada agama. Roh agama harus disampaikan secara luas. Jadi manakala orang mau bayar zakat, kita tidak tahu. Maka kami merasa berdosa,” paparnya.
“World Giving Index 2020 mengkonfirmasi bahwa zakat sebagai salah satu bentuk donasi, merupakan salah satu pendorong kedermawanan masyarakat. Karena itu, BAZNAS mengelola pengumpulan dengan strategi penguatan layanan digital, sehingga mampu meningkatkan jumlah donasi,” ucap Prof. Noor Achmad lagi.
Karena itu, menurut dia, media berperan dalam memperkuat literasi zakat yang akurat dan faktual, sehingga akan lebih banyak masyarakat yang sadar tentang urgensi zakat serta membumikan Gerakan Cinta zakat.
Tak lupa, Prof. Noor juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh media massa yang telah bersinergi dengan BAZNAS dalam menyebarkan informasi terkait zakat dan peran BAZNAS di tengah masyarakat, seperti program-program penanggulangan Covid-19, yakni program Kita Jaga Kiyai, Kita Jaga Usaha, Beasiswa Santri dan Ma’had Aly, Kita Jaga Yatim dan program-program lainnya. (smr)