Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak mahasiswa untuk ikut serta mengembangkan ekonomi syariah sebagai salah satu upaya dalam menciptakan lapangan pekerjaan.
semarak.co-Menparekraf Sandi Uno menilai di tengah pandemi COVID-19, sektor ekonomi syariah Indonesia justru mengalami pertumbuhan yang signifikan. Fakta tersebut bisa menjadi bukti besarnya potensi ekonomi syariah untuk mencetak peluang usaha sekaligus lapangan kerja di masa depan.
Dalam paparannya, Sandiaga mengatakan ekonomi syariah kini tengah melewati tahap yang sangat strategis, mengingat pertumbuhannya di tengah pandemi COVID-19. Hal itu dibuktikannya dari segi kinerja ekonomi syariah secara umum yang bertumbuh 5,72 persen sejak tahun 2019.
Pertumbuhan tersebut dipaparkan Sandiaga Uno ditopang oleh makanan halal, fesyen, pertanian, dan sejumlah lini sektor ekonomi syariah. Potensi pasar industri halal yang dilihat Sandi bahwa kita kembali kepada yang menjadi kebutuhan pokok.
“Bahwa penduduk muslim dunia akan terus berkembang, mencapai 1,84 miliar pada 2018, pada 2030 menjadi hampir sepertiga dari total populasi dunia,” jelas Sandi Uno di webinar Gunadarma Sharia Economic Event bertajuk Kiat Sukses Berbisnis Peluang dan Tantangan yang Dihadapi Para Pelaku Usaha di Masa Pandemi, Selasa (13/7/2021).
Mereka akan membutuhkan produk-produk halal dan thoyib, kata Sandi Uno, karena itu, perekonomian syariah harus bisa memetakan peluang usaha senilai lebih dari 250 miliar dolar AS. Dirinya pun berharap agar kalangan muda dapat mengambilnya peluang sekaligus pemain sentral dalam ekosistem perekonomian syariah dunia.
“Saya melihat bahwa estimasi konsumsi umat muslim ada 2,2 triliun dolar AS, ini luar biasa sekali, ini dua kali besarnya dari ekonomi Indonesia. Saya yakin ini akan menembus jumlah 3 juta dolar AS pada 2024,” papar Sandi Uno seperti dirilis humas melalui WAGroup SiaranPers Kemenparekraf2, Selasa (13/7/2021)
Dilanjutkan Sandi Uno, “Sebanyak 76 persen dari 260 juta jiwa rakyat Indonesia, konsumsinya mencapai 220 miliar dolar AS dari produk dan jasa halal, atau pertumbuhannya diartikulasikan sebesar 5,3 persen pertahun.”
Ekonomi syariah dijelaskannya merupakan simbol ekonomi yang berkeadilan, tentunya bisa memberikan pemerataan, keberlanjutan, dan keberpihakan ekonomi kepada masyarakat. “Satu peluang yang sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat, menghadirkan perekonomian yang berkeadilan,” katanya.
Lebih lanjut dipaparkannya, Indonesia kini dihadapkan dengan situasi Vuca atau volatility, uncertanty, complexity and abiguity. Terkait hal tersebut, Sandi Uno berharap kepada semua pihak untuk bisa meningkatkan tiga hal, yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
Inovasi katanya meliputi peningkatan adaptasi teknologi untuk menciptakan peluang usaha sekaligus mencetak lapangan kerja. “COVID-19 memaksa kita untuk meningkatkan keterampilan, bukan hanya berjualan online, tapi juga bisa menciptakan konten-konten kreatif yang meyakinkan,” ujarnya.
Hal selanjutnya adalah adaptasi sehingga ia mengajak seluruh pihak untuk dapat beradaptasi terhadap protokol kesehatan. Terlebih masyarakat ekonomi syariah yang menurutnya identik dengan CHSE, yaitu Cleanliness, Health, Safety dan Environment Sustainability.
“Dan terakhir kolaborasi, selama ini kita didominasi oleh kompetisi, saatnya kita berkolaborasi. Kita berharap agar Gunadarma Sharia Economic Event ini dapat memberikan inspirasi kepada entrepreneur dan calon enterpreneur,” ujarnya.
Saat menutup webinar, Sandiaga Uno berpesan kepada para mahasiswa untuk terus optimistis menghadapi tantangan di tengah pandemi COVID-19. Sebab, menurutnya, krisis ekonomi serta beragam keterbatasan yang dihadapi dapat membentuk karakter seorang enterpreneur yang mumpuni.
“Saya sendiri, DNA-nya adalah enterpreneur, saya lahir dan besar sebagai enterpreneur karena krisis ekonomi, dari krisis ke krisis membawa saya kepada tantangan baru. Pada suatu krisis di tahun 1997 saya memulai usaha. Alhamdulillah usaha saya sekarang menjadi usaha yang stabil dengan membuka lapangan kerja bagi 30.000 karyawan di seluruh Indonesia,” jelasnya lagi.
Sandiaga berharap agar masyarakat, terutama para pelaku ekonomi, anak-anak muda yang merupakan masa depan bangsa dapat terus bergerak menjadi pemenang. “Jangan menjadi kaum rebahan, tapi jadilah agen perubahan. Bangkit di saat sulit, menang melawan COVID-19, together Gunadarma yes, we can do it,” tutupnya.
Di bagian lain Sandi Uno memaparkan potensi pengembangan wisata halal di Indonesia dalam Virtual International Halal Science Conference (VIHASC) 2021. Wisata halal merupakan segmen pariwisata yang menyasar target wisatawan muslim.
Beberapa hal yang perlu dimiliki destinasi wisata untuk pengembangan wisata halal sendiri adalah menyediakan makanan halal, fasilitas pendukung seperti tempat berwudhu dan musala, serta memiliki pelayanan yang ramah muslim.
Dalam acara “Launching of Spiritual International Halal Science Conference 2021: Enhancing and Strengthening Halal Industry through Science”, Selasa (13/7/2021), Sandiaga mengatakan, Indonesia memiliki potensi wisata halal yang sangat besar.
“Selain memiiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia juga memiliki destinasi wisata yang beraneka ragam untuk pengembangan potensi wisata halal,” kata Sandi Uno.
Potensi ini, lanjut Sandiaga, semakin diperkuat dengan masuknya Indonesia ke dalam lima negara dengan pengeluaran wisata halal tahun 2019 berdasarkan data dari State of Global Islamic Economy Report 2020/2021, yaitu sebesar 11,2 milar dolar Amerika Serikat. “Maka dari itulah, kami saat ini berusaha mempersiapkan Indonesia menjadi destinasi wisata halal terkemuka di dunia, khususnya Asia Tenggara,” katanya.
Sandiaga menyampaikan, saat ini pihaknya terus mempersiapkan berbagai kelengkapan yang diperlukan untuk mengembangkan potensi wisata halal di Indonesia. Mulai dari sisi regulasi, sumber daya manusia, atraksi, hingga fasilitas pendukung.
Meski demikian, dengan terjadinya pandemi COVID-19, kata Sandiaga, pihaknya berinovasi dan beradaptasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan digital untuk mengembangkan potensi wisata halal di Indonesia.
“Salah satu inovasi yang kita laksanakan di masa pandemi COVID-19 ini adalah dengan pelaksanaan tur virtual destinasi-destinasi wisata di Indonesia. Kita juga menganalisis big data untuk memetakan pasar-pasar potensial untuk mengembangkan wisata halal,” papar Sandiaga.
Selain itu, Sandiaga menuturkan, pihaknya juga sudah menetapkan protokol Kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental sustainability) yang telah dibukukan sebagai panduan bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dalam menghadapi pandemi COVID-19 dan mengembangkan potensi wisata halal.
“Protokol kesehatan ini juga bertujuan untuk menciptakan destinasi dan fasilitas yang bersih, sehat, aman, dan memiliki keberlanjutan lingkungan. Sehingga, ketika pandemi COVID-19 teratasi, Indonesia dapat menjadi destinasi wisata halal terkemuka di Asia Tenggara,” ujar Sandiaga.
Dalam acara ini, Sandiaga didampingi oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani, dan Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf/Baparekraf, Alexander Reyaan, serta sivitas akademika International Islamic University Malaysia. Acara ini juga dibuka oleh Menteri Pengajian Tinggi Malaysia, Dato Noraini Ahmad. (smr)