Rupiah Terus Ambruk hingga Rp14.530 Ribu, DPR Sepakati Ubah Target Nilai Tukar Rupiah 2022

mesin itung uang sebagai ilustrasi nilai tukar rupiah. foto: kontan.co.id di internet

Nilai tukar rupiah terus ambruk atau laju melemah masih berlanjut hingga perdagangan Selasa kemarin (29/6/2021), rupiah di pasar spot tercatat mengalami pelemahan 0,28% setelah ditutup di level Rp 14.485 per dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan pada Rabu sore (30/6/2021), nilai tukar rupiah sudah menembus Rp14.530 per dolar AS.

semarak.co-Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga mencatatkan kinerja serupa. Mata uang Garuda ini berada di level Rp14.496 per dolar AS atau terkoreksi 0,17% dibanding penutupan sebelumnya. Bahkan secara grafis kondisinya terus melemah sejak perdagangan Rabu kemarin (23/6/2021).

Bacaan Lainnya

Mengutip viva.co.id/berita/bisnis/Rabu, 23 Juni 2021 | 10:34 WIB/nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi bakal dibuka secara fluktuatif, namun berpotensi ditutup melemah pada perdagangan hari Rabu (23/6/2021).

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp14.421 per Selasa 22 Juni 2021. Posisi itu tercatat menguat 32 poin dari kurs sebelumnya, yang berada di level Rp14.453 pada perdagangan Senin 21 Juni 2021.

Sementara itu, perdagangan di pasar spot pada Rabu 23 Juni 2021 hingga pukul 10.03 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp14.437 per dolar AS. Posisi itu melemah 35 poin atau 0,24 persen, dari level penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp14.402 per dolar AS.

Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, pasar merespons positif rupiah setelah Presiden Jokowi bersikukuh untuk tidak melakukan lockdown. Meskipun, perkembangan kasus COVID-19 semakin menggila dalam beberapa hari terakhir.

Kantor berita nasional antaranews.com/Kamis, 24 Juni 2021 10:23 WIB/menulis nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah seiring masih tingginya volatilitas pasar akibat perubahan kebijakan moneter di AS.

Pada pukul 10.11 WIB, rupiah melemah 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.448 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.433 per dolar AS.

“Pelaku pasar mencermati pernyataan Gubernur The Fed, bahwa kenaikan inflasi AS itu bakal bersifat temporer atau sesaat,” tulis Tim Riset NH Korindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis (24/6/2021).

Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell menekankan bahwa ekonomi AS menguat, walaupun masih terdampak pandemi COVID-19. Pada Rabu kemarin (23/6) kemarin, rupiah kembali tertekan.

Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya mengatakan terkoreksinya rupiah secara umum lebih dominan dari faktor eksternal. “Ketidakpastian yang tinggi, terutama terkait dengan perubahan stance kebijakan moneter di beberapa negara, terutama AS, menyebabkan volatilitas pasar masih tinggi dan kemungkinan ke depan masih akan tinggi,” ujar Rully.

Dari domestik, sentimen negatif dipicu oleh kondisi pandemi yang cenderung memburuk di mana jumlah kasus baru harian sudah mencapai belasan ribu kasus. “Sudah terjadi second wave di Indonesia, yang lebih tinggi kasus penambahan hariannya dibandingkan dengan gelombang pertama di awal tahun ini,” kata Rully.

Pada Rabu (23/6) lalu, rupiah ditutup terkoreksi 30 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp14.433 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.403 per dolar AS.

Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai rupiah berpotensi diselimuti sentimen negatif. Selain pasar yang tengah wait and see jelang rilisnya data ketenagakerjaan AS, pergerakan harga komoditas juga akan berpengaruh. Apalagi, harga minyak dunia masih terus berada dalam tren positif beberapa hari terakhir.

Dari dalam negeri, David menyebut perkembangan kasus Covid-19 akan menjadi sentimen yang diperhatikan pasar. Selain itu, hasil keputusan Presiden Joko Widodo terkait pemberlakuan PPKM darurat akan ditunggu.

“Apakah pemberlakuan PPKM darurat ini di daerah zona merah saja, atau menyeluruh serta berapa lama implementasinya. Selain itu, kasus harian Covid-19 apakah naik atau turun juga akan menjadi sentimen yang cukup berpengaruh,” imbuh David dilansir investasi.kontan.co.id/ Rabu, 30 Juni 2021 / 06:20 WIB.

Untuk perdagangan hari ini Rabu (30/6/2021), David memproyeksikan rupiah akan berada pada kisaran Rp 14.440 – Rp 14.500 per dolar AS. Sementara hitungan Alwi, rupiah akan diperdagangkan pada rentang Rp14.465 – 14.530 per dolar AS.

Mengutip antaranews.com/Rabu, 30 Juni 2021, dilaporkan Pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan DPR sepakat mengubah target nilai tukar rupiah dari Rp13.900 sampai Rp15.000 dalam Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2022 menjadi Rp13.900 sampai 14.800 per dolar AS.

Sebelumnya pemerintah menargetkan nilai tukar rupiah akan berada di level Rp13.900 – Rp15.000 per dolar AS dalam KEM PPKF Tahun Anggaran 2022. “Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada 2022 diperkirakan dikisaran Rp13 900-Rp14.800 per USD1 dolar,” kata Hamka Baco Kady, anggota Badan Anggaran DPR dalam Raker Banggar DPR RI di Jakarta, Rabu (30/6/2021).

Hamka menyatakan pergerakan nilai tukar rupiah masih akan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti dari sisi global antara lain pemulihan ekonomi dan aktivitas perdagangan global.

Kemudian juga faktor ketidakpastian di pasar keuangan global, arah kebijakan moneter yang akan diambil oleh The Fed sebagai otoritas moneter AS serta appetite investor asing di pasar keuangan domestik.

Sementara faktor dari sisi domestik meliputi upaya pemulihan ekonomi secara berkelanjutan serta reformasi struktural yang diharapkan dapat mendorong kepercayaan investor sehingga investasi asing di dalam negeri tetap terjaga. “Dan meningkatkan arus investasi asing,” ujarnya.

Ia menuturkan reformasi sektor keuangan juga harus dilakukan untuk mempercepat pendalaman sektor keuangan. Selain itu, upaya perbaikan defisit transaksi berjalan juga harus terus diupayakan melalui koordinasi dengan berbagai stakeholders untuk mengakselarasi peningkatan kinerja ekspor.

Ia pun meminta agar pemerintah dan otoritas moneter dapat mengoptimalkan momentum saat ini yakni terjadinya penguatan nilai tukar rupiah dan net inflows modal asing. “Cadangan devisa yang meningkat dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang berkelanjutan sesuai dengan nilai fundamentalnya,” katanya. (net/ant/kon/smr)

 

sumber: google.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *