DPK Tumbuh 13,34%, Kinerja Bank Mandiri Syariah Makin Meningkat

Direksi Bank Mandiri Syariah usai paparan kinerja di Jakarta

Di tengah kondisi makro ekonomi yang belum kondusif, Bank Mandiri Syariah (BSM) membukukan kinerja triwulan II yang makin membaik. Kinerja yang baik itu sejalan dengan implementasi lima strategi utama Mandiri Syariah, yakni pertumbuhan bisnis yang sehat dan sustain, penyelesaian kualitas pembiayaan, peningkatan fee based income, produktivitas dan contribution margin.

“Alhamdulillah strategi yang dijalankan membuahkan hasil,’’ kata Choirul Anwar, Direktur Mandiri Syariah.

Pertumbuhan bisnis yang sustain di antaranya tercermin dengan peningkatan aset, pembiayaan berkualitas dan komposisi dana murah. Per posisi Juni 2017 aset Mandiri Syariah tercatat Rp81,90 triliun atau tumbuh 13,72% dibandingkan posisi Juni 2016.

Sampai dengan triwulan II 2017 Mandiri Syariah berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp58,06 triliun atau tumbuh 10,16% dibanding Rp52,71 triliun pada triwulan II 2016. Adapun dana pihak ketiga (DPK), tumbuh 13,34% menjadi Rp72,30 triliun dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar Rp63,79 triliun. Mayoritas DPK adalah dana murah dengan komposisi sebesar 51,11% yang terdiri dari Giro dan Tabungan.

Meningkatnya pembiayaan berdampak positif pada pendapatan margin dan bagi hasil bersih Bank yang tumbuh 14,05% menjadi Rp3,53 triliun pada triwulan II 2017 dibandingkan Rp3,09 triliun di triwulan II 2016.

Lebih lanjut Choirul Anwar mengungkapkan, selain penumbuhan bisnis, Manajemen Mandiri Syariah juga fokus pada penyelesaian kualitas aktiva yang ditempuh dengan melakukan restrukturisasi , recovery serta secara disiplin menerapkan monitoring nasabah watchlist serta pengelolaan kolektibilitas 2.

“Dengan fokus tersebut, pada triwulan II 2017 optimalisasi recovery berhasil mencapai Rp251 miliar atau tumbuh 21,91% dibandingkan Rp206,31 periode yang sama tahun sebelumnya,” kata dia.

Mandiri Syariah juga terus memperbaiki kualitas pembiayaan. Hal ini tercermin dari rasio NPF Gross yang turun menjadi 4,85% dari semula 5,58% pada triwulan II 2016. Sedangkan, NPF Nett pada triwulan II 2017 turun menjadi 3,23% dibandingkan triwulan II 2016 yang sebesar 3,74%.

Fee Based Income (FBI) sampai dengan Juni 2017 mencapai Rp469 miliar, tumbuh 10,95% dibandingkan posisi triwulan II 2016 yang sebesar Rp423 miliar.

Dengan perkembangan yang sangat positif tersebut, Mandiri Syariah mencatatkan laba bersih triwulan II 2017 sebesar Rp181 miliar, tumbuh sebesar 8% dibanding Rp167,64 pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Mandiri Syariah saat ini merupakan bank Buku III dengan ekuitas Rp6,57 triliun. Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga pada level 14,37% yang meningkat dibanding posisi Juni 2016 sebesar 13,69%. Dari sisi efisiensi dengan indikator CER pun Mandiri Syariah membaik yang berada di level 52,10%.

Mandiri Syariah merupakan anak usaha Mandiri Group. Dengan total outlet 765 cabang, Mandiri Syariah memiliki jumlah rekening Dana Pihak Ketiga sekitar 6,8 juta.

Di dalam menjalankan lima fokus strategi, Mandiri Syariah juga bersinergi dengan Mandiri Group baik dari sisi pemasaran produk gadai dan cicil emas, pembiayaan otomotif, penjualan bancassurance serta operasional lainnya. Pada 2017 kinerja Mandiri Syariah diakui oleh lembaga eksternal melalui penghargaan Service Excellence, Best Islamic Bank, dan pendukung moneter syariah terbaik. (lin/wiy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *