Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Publisistik Thawalib Jakarta melalui program Lembaga Tahfidh Al-Quran Thawalib menggelar Ujian Tahfidh Al Qur’an bagi Mahasiswa STAI Publisistik Thawalib Jakarta, Sabtu – Ahad, 28-29 Sya’ban 1442 H/10-11 April 2021 Masehi di kampus Thawalib kawasan Kramat, Jakarta Pusat.
semarak.co-Ketua STAI Publisistik Thawalib Jakarta Syamsuddin Kastoer mengatakan, pelaksanaan Ujian HIFDH Alquran mahasiswa STAI Publisistik Thawalib Jakarta ini dalam upaya meningkatkan kualitas atau mutu kampus.
Maka mahasiswa, kata Syamsuddin, dibekali hapal Alquran agar saat terjun di tengah masyarakat kelak siap pakai dalam rangka mengabarkan dakwah dan pendidikan Islam. Malah program ini sudah menjadi kebijakan Fakultas Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Thawalib.
“Jadi mahasiswa didesain tidak saja menjadi guru, tapi juga kader dan inovator di tengah masyarakat. Dengan dibekali hapal Alquran ini, mahasiswa siap pakai saat lulus jadi sarjana,” ungkap Syam, panggilan akrab Syamsuddin Kastoer di sela acara, Sabtu sore (10/4/2021).
Program ini, kata Syam, tentu jadi program kampus yang tidak tergantung pergantian semester atau tingkatan semesternya. Ujian ini akan dilaksanakan dengan kesiapan mahasiswa saja dan dari semester berapa pun dengan minimal peserta 10 mahasiswa. Kategorinya 15 juz karena rata-rata kemampuan mahasiswa sebanyak itu.
“Ini bukan pelaksanaan perdana, sudah jalan dua tahun ini secara situasional. Kali ini tersetruktur menjadi Angkatan I sekaligus menyambut datangnya bulan Al Qur’an Ramadan dengan tagline Mulia Dengan Al Qur’an. Sebelas mahasiswa Tahfiz ini sebagian besar yang mendapatkan beasiswa yang sudah duduk di semester 4,” paparnya.
Peserta ujian tahfiz ini bukan saja dari Fakultas KPI saja, terang dia, tapi diikuti juga dari Fakultas Keguruan Islam (KI). “Biar pun mereka dari KI, tapi kampus ini menyiapkan sarjananya tidak hanya untuk jadi guru, tapi juga siap sebagai inovator, yaitu leader dengan membuka lembaga-lembaga tahfiz misalnya,” ujarnya.
Peserta ujian tahfiz ini wajib diikuti bagi yang dapat beasiswa, lanjut Syam, tapi bagi yang tidak pun kan disarankan. “Karena sarjana hapal Alquran pasti beda dengan sarjana yang umum. Dengan memiliki kompetensi hapal Alquran, mereka akan menjadi sarjana plus. Terbukti antusiasme peminat cukup besar,” ungkapnya.
Animo mahasiswa Thawalib justru makin besar minatnya karena tanpa disadari mendapat dukungan banyaknya rumah-rumah atau lembaga tahfiz. Itu sebabnya ada peserta dari Fakultas Keguruan Islam (KI).
“Kami pun tidak khawatir, jumlah calon mahasiswa Thawalib akan berkurang. Selain hapal Alquran, ini bukan syarat wajib. Buktinya jumlah mahasiswa Thawalib terus bertambah tahun ini. Ini bukti lagi bahwa Thawalib makin beda karena makin diminati,” ujarnya.
Dengan Tagline Mulia Dengan Al Qur’an tadi, terang Syam, STAI Thawalib pun berencana membuka program studi (Prodi) Ilmu Alquran dan Tafsir. Kita mulai bangun kesadaran program Tahfiz Qur’an bagi mahasiswa.
“Kalau orang mau buka prodi ini, pasti ditanya punya modal kompetensi apa? Nah, jadi kegiatan ujian tahfiz ini dalam rangka persiapan membuka prodi Ilmu Alquran dan Tafsir. Jauh dari itu semua, yang lulus mendapat sertifikat. Sehingga nantinya selama belajar ada lembaga yang membutuhkan hapal Alquran bisa kita promosikan,” ujarnya.
Seperti baru-baru ini ada lowongan dibutuhkan minimal 200 imam masjid. “Nah, karena kampus kita ada di Jakarta, maka peluang mahasiswa mendaftar menjadi imam masjid di Jakarta terbuka lebar. Selain memiliki status mahasiswa sebagai kalangan kaum intelektual, ditambah bekal hapal Alquran, tentu menjadi unggulan,” tutupnya. (smr)
Adapun juri terdiri dari:
- Mahmuda (alumni dalam negeri)
- Muhammad Bakri Suhaimi (lulusan Madina)
- Arsyid Sidik (alumni dalam negeri berpengalaman diuji Syekh dri Timur Tengah)
- Iskandar (alumni dalam negeri)