Usai Jalani Vaksin, Mantan Ketua DPRD Klungkung dan Danki Brimob Maluku Meninggal

Ilustrasi vaksin Covid-19. Danki Brimob di Ambon Iptu Lourens Tenine meninggal dunia setelah menjalani vaksinasi. Foto: unsplash@hakannural

Mantan Ketua DPRD Klungkung, Bali I Wayan Sutena meninggal dunia dalam keadaan positif Covid-19. Beberapa hari sebelumnya dia sudah menerima vaksin Covid-19. Suasana duka menyelimuti keluarga I Wayan Sutena di Desa Tegak, Kecamatan Klungkung, Senin (5/4/2021).

semarak.co-Almarhum meninggal dunia setelah enam hari dirawat di RSUP Sanglah Denpasar Bali. Jenazah almarhum langsung dikremasi dan dilakukan upacara ngaben dengan protokol kesehatan di tempat kremasi Pundukdawa. Proses kremasi jenazah I Wayan Sutena di Klungkung, Bali.

Bacaan Lainnya

Anak almarhum, Pande Agus Surya Suweca Khana mengatakan almarhum dinyatakan positif Covid-19 setelah 15 hari menerima vaksin. Saat itu almarhum menunjukkan gejala panas tinggi, batuk dan sesak napas. Almarhum kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bali Mandara.

“Diagnosa pertama tanggal 24 itu bapak dinyatakan positif Covid-19 dan itu setelah vaksin,” ujar Pande Agus seperti dilansir bali.inews.id/ Senin, 05 April 2021 – 10:30:00 WITA.

Setelah dinyatakan positif Covid-19 kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah untuk mendapat perawatan intensif di ruang isolasi. Namun hanya bertahan enam hari, almarhum akhirnya meninggal dunia.

Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga anak. Dia merupakan salah satu politisi senior PDIP di Bali. Menjadi Ketua DPRD Klungkung pada 1999-2004, kemudian naik ke DPRD Bali sebagai anggota periode 2018-2019. Sebelum meninggal dia menjadi salah satu fungsionaris DPD PDIP Bali.

Kabar mengejutkan datang dari salah satu Komandan Kompi (Danki) Brimob Polda Maluku Iptu Lourens Tenine yang meninggal dunia berselang beberapa hari setelah menjalani Vaksin Covid-19 di Kota Ambon Provinsi Maluku pada Minggu (4/4/2021). Lourens merupakan Danki 4 Yon A Pelopor Brimob Polda Maluku.

Kepala bidang (Kabid) Humas Polda Maluku Kombes Pol M Rum Ohoirat membenarkan informasi meninggal dalam kondisi terkonfirmasi Covid-19. Namun dia menyangkal jika ILT meninggal akibat menjalani Vaksin Virus Corona tersebut. Dikemukakan Rum, sebelum meninggal sempat merasakan sesak napas, Sabtu malam (3/4/2021).

Kemudian pada Minggu (4/4/2021) pagi, ILT dilakrikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Ambon untuk mendapat penanganan medis. “Ada yang bilang dia (Almarhum) meninggal karena ikut vaksin itu tidak benar,” kata Rum melalui telepon genggamnya seperti dilansir Terasmaluku.com-jaringan Suara.com/news/2021/04/05.

Jadi tadi malam sekitar pukul 00.00 itu, terang Rum, dia merasa sakit sesak napas. Terus tadi pagi di bawa ke rumah sakit langsung sudah meninggal. Sementara itu, dia menjelaskan, sebelumnya almarhum ILT mengikuti vaksinasi massal Vaksin Covid-19 tahap pertama, Minggu (30/3/2021).

“Memang yang bersangkutan pernah ikut vaksin tanggal 30 Maret kemarin. Jadi saya belum bisa menyampaikan bahwa meninggalnya itu akibat vaksin. Tapi yang jelasnya yang bersangkutan meninggal tadi pagi,” jelas Roem.

Setelah dinyatakan meninggal dunia, pihak RS Bhayangkara kemudian melakukan Tes Cepat Molekuler (TCM). Hasilnya almarhum dinyatakan positif Covid-19. “Iya, setelah dilakukan tes memang yang bersangkutan hasilnya positif Covid,” katanya.

Sementara itu, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, dr Adonia Rerung menduga yang bersangkutan sudah terkonfirmasi covid-19 saat menjalani vaksin dosis pertama.

“Kemungkinan besar dugaan kita saat dia (Almarhum) divaksin sudah ada corona,” kata dr. Adonia Rerung, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku saat dihubungi Minggu malam (4/4/2021).

Doni, sapaan Adonia Rerung, mengemukakan fenomena tersebut baru kali pertama terjadi. Namun, ia menegaskan penyebab almarhum meninggal dunia bukan karena vaksin. “Ini kejadian pertama lalu dikaitkan dengan vaksin. Tapi hasil pemeriksaan lab ternyata dia corona,” ujarnya.

Dugaan kita saat divaksin sudah ada corona, lanjut dia, karena orang yang datang vaksin kan tidak di rapid. Ini sudah dibicarakan gugus (Satgas Penanganan Covid-19) langkah selanjutnya.

Doni menjelaskan, dugaan saat almarhum divaksin sudah terkonfirmasi sebagai OTG dimungkinkan terjadi. “Kemungkinan besar dia OTG. Ketika datang, tidak ada gejala, tidak ada demam tapi virusnya sudah ada dalam tubuh,” ujarnya.

Ditambahkan Doni, “Kan ketika vaksin tidak dilakukan rapid dulu, penyaringan hanya beberapa pertanyaan standar itu kemudian dilakukan tensi, kemudian riwayat penyakit gula, gula darahnya, kalau ada hipertensi diperiksa tekanan darahnya kan standar itu, tidak demam tidak ada apa-apa kemudian divaksin.” (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *