PT Angkasa Pura (AP) II berharap Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung bisa memberikan nilai tambah kepada anggotanya. Nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) sebagai langkah awal menuju realisasi holding sudah diteken dengan total 7 BUMN tergabung dalam klaster Pariwisata dan Pendukung.
semarak.co-Vice Presiden (PT) Corporate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano mengatakan, meski demikian, Kementerian BUMN yang berwenang melakukan finalisasi dan mengatur rencana kerja pembentukan holding ke depannya.
“Holding ini dapat memberikan nilai tambah ke seluruh anggotanya karena AP II sebagai operator bandara adalah penyedia layanan kepada penumpang di bandara,” ujar Yado seperti dikutip Bisnis.com, Jumat 12 Maret 2021|15:04 WIB.
Ada lima hal yang diharapkan bisa mendukung pengembangan sektor pariwisata nasional dengan adanya holding, terang Yado, yakni kemapanan pembiayaan, strategi pengembangan yang menyeluruh, optimisasi layanan berbagi, operasi yang saling mendukung hingga sinergi bisnis yang lebih baik.
Dari rencana pembentukan holding tersebut juga meliputi perencanaan bandara hub dan super hub. Operator pelat merah tersebut telah mempersiapkan bandara Soekarno-Hatta sebagai Hub nasional. Adapun, Bandara Kualanamu di Medan sebagai hub di wilayah barat.
Sebanyak tujuh BUMN telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) sebagai langkah awal proses kerja sama dan melakukan transformasi di berbagai sektor yang mendukung ekosistem pariwisata dan penerbangan.
Sejalan dengan penekenan nota kesepahaman tersebut, proses pembentukan Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung sampai saat masih terus berjalan. Tujuh BUMN tersebut di antaranya PT AP I sebagai operator bandara, PT AP II sebagai operator bandara, PT Garuda Indonesia. sebagai operator maskapai Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia.
Berikutnya PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC sebagai pengembang dan pengelola kawasan pariwisata, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (TWC) selaku pengelola Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.
PT Hotel Indonesia Indonesia Natour (Natour) yang merupakan travel management dan operator jaringan hotel, serta PT Sarinah yang memiliki bidang usaha ritel, properti, ekspor, impor dan distribusi.
Ketujuh BUMN tersebut akan lebih intensif menindaklanjuti MoU ini dengan quick win program terkait promosi bersama, cross selling, bundling strategy serta pembuatan produk-produk terkait pariwisata sesuai dengan normal baru.
Para pihak terkait juga akan mengkaji kemungkinan pemanfaatan sumber daya perusahaan termasuk anak perusahaan atau perusahaan terafiliasi untuk mendukung berjalannya program strategis ini. (net/smr)