Oleh Ustadz Syahrul ED *
semarak.co-Iblis berhasil mengisolasi kita, memotong pertalian spritual kita kepada Yang Menciptakan kita, dan memalingkan pikiran dan kesibukan kita hanya bersaing kesenangan ragawi antarkita sesama manusia, sampai pada akhirnya kita menua, dan mati.
Ya sbnarnya, sebagai bani Adam, urusan kita bertarung dengan Iblis agar kita tetap terhubung (asal kata sholat, perhubungan) dengan Allah. Bukan bertarung dengan sesama manusia.
Tapi Iblis berhasil menyusup dan memanipulasi nafsu manusia hingga akibatnya sesama manusialah yang bertarung dan saling membinasakan demi kenikmatan ragawi.
Bahkan dengan sangat sombong di antara kita anak manusia, ada yang berhasil menanamkan doktrin dan dianut miliaran manusia seperti kaum komunis dan sekularis fundamentalis bahwa kehidupan hanya sepanjang umur yang kita miliki.
Jika saatnya, matilah. Tidak ada pertanggungjawaban. Setelah mati, tidak penting apa yang terjadi. Padahal pemahaman sekularis ini bagi manusia yang berakal, membimbangkan dan lebih terasa sebagai sikap eskapis dengan konsekwensi, dan menghindari penyelidikan tentang buat apa kita manusia hidup.
Selain itu, ada lagi segolongan yang berhasil diperdaya Iblis yaitu menyembah syariat-Nya ketimbang Penciptanya. Golongan semacam ini, berhenti pada syariah bukan perhubungan yang lebih dekat kepada Allah. Syariat pun pada akhirnya sebagai tujuan bagi kehidupan mereka.
Sedangkan pada Allah mereka merasa kering dan hampa. Ibarat seorang pengendara, mereka lebih sibuk memperlakukan Allah layaknya polisi lalu lintas. Mereka begitu taat di depan operasi lalu lintas, tapi begitu mereka sendiri dan merdeka dari pikiran dan rasa pengawasan dari Allah, mereka melanggar syariatnya.
Tuhan bagi mereka satu wajah saja: Maha Pengawas semata.
*) penulis seorang ustadz
sumber: WAGroup Keluarga Alumni HMI MPO (post Selasa 9/3/2021)