Belajar dari Liverpool untuk Pilih Pemimpin yang Tepat

grafis ilustrasi pemimpin yang menipu rakyatnya. foto: swamedium

Oleh Anonym *

semarak.co-Kemarin ini Liverpool jadi trending topic. Di twitter ada di posisi pertama. Di kanal media sosial lainnya juga ramai. Maklum, tadi malam The Reds, julukan Liverpool baru saja juara, usai Chelsea taklukkan Manchester City. Butuh waktu 30 tahun bagi Liverpool untuk merasakan juara lagi.

Bacaan Lainnya

Lama ya? Tentu saja. Itu sama dengan tiga dekade atau dasawarsa. Rentang waktu yang teramat panjang dalam sepakbola. Kalau dalam politik, itu sama dengan 6 kali pemilu.

Nah, pasti ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari penantian panjang fans Liverpool. Apa rahasia dari Mohamed Salah dkk serta Sang Pelatih Jurgen Klopp Kalau saya amati, setidaknya tiga hal ini jadi kunci suksesnya.

Pertama, memilih pemimpin yang tepat. Di tangan Jurgen Klopp sejak 2015, Liverpool berkembang pesat. Tiap tahun prestasinya meningkat. Tahun lalu mereka juara Liga Champions. Kini kampiun Liga Inggris.

Klopp dianggap sosok yang tepat untuk The Reds. Jago taktik, dekat dengan pemain, rendah hati, pintar memotivasi dan seterusnya. Di tangan Klopp, pemain-pemain yang biasa saja bisa jadi bintang.

Saya jadi teringat ungkapan ‘di tangan seorang pemimpin yang tepat, segerombolan kucing bisa jadi singa. Sebaliknya, jika tak tepat, seorang pemimpin hanya akan membuat sekelompok singa jadi kucing’.

Kedua, identitas atau ‘ideologi’ yang jelas. Banyak yang mengatakan, di era Klopp, Liverpool sukses mendapatkan identitasnya. Atau dalam bahasa politik ya ideologi.

Strategi dan taktik gegenpressing yang Klopp bawa dari Jerman, ternyata pas dengan ideologi Liverpool. Menekan lawan dan merebut bola setiap saat.

Nah, jangan main-main dengan identitas atau ideologi. Jika salah saja memilih, maka kita akan gagal. Kalau sudah punya ideologi yang jelas dan terbukti sakti, tidak perlu kita ubah.

Ketiga, sabar. Ini penting dimiliki. Bayangkan, 30 tahun puasa gelar. Tapi Liverpool tak menyerah. Gigih. Terus berjuang. Hingga akhirnya jadi juara lagi.

Dari Liverpool, kita bisa belajar banyak hal. Tak hanya untuk kepentingan sepakbola, tapi juga bangsa dan negara.

Selamat untuk Liverpool

 

sumber: WAGroup KAHMI Nasional (post Senin 8/3/2021/Brother Djon)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *