Usai Kasoem Gandeng BAZNAS Donasi Kacamata, Giliran Bantoo Bantu Mustahik Operasi Katarak

Simbolisasi penyerahan donasi kaca mata gratis di Kantor Kasoem Vision Care Cabang Cikini Jakarta Pusat, Selasa (23/2/2021) dengan dihadiri Pimpinan BAZNAS RI Rizaludin Kurniawan, Nasional Sales Manager Budhi Handoyo, Owner sekaligus Deputy CEO Optik Kasoem Vision Care Trista Mutia Kasoem dan Deputy Director Corcom RTV Mirza Mustiko. Foto: humas Baznas

Yayasan Generasi Bantu Indonesia (Bantoo) menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menjalin kemitraan untuk membantu para mustahik yang membutuhkan operasi katarak.

semarak.co-Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Wahyu TT Kuncahyo mengatakan, BAZNAS ingin mendorong kemudahan membantu mustahik yang membutuhkan operasi katarak, melalui program crowdfunding.

Bacaan Lainnya

“Sehingga, BAZNAS diharapkan mampu mengurangi jumlah orang yang tak mampu untuk ikut layanan operasi katarak. Kita targetkan 1.000 penerima manfaat,” ujar Wahyu dalam acara peluncuran kerja sama BAZNAS dengan mitra crowdfunding Bantoo secara daring di Jakarta, Jumat (26/2/2021).

BAZNAS, kata Wahyu, ingin menjadi badan zakat paling progresif dalam pengembangan layanan digital. Berbagai inovasi penggunaan teknologi dalam pengelolaan zakat, tak lain untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat masa kini yang menyukai kemudahan-kemudahan dalam aktivitasnya.

Termasuk dalam menunaikan zakat, infak dan sedekah. Sejak 2016, tutur Wahyu, BAZNAS mengembangkan beberapa platform digital, yakni internal platform melalui situs www.baznas.go.id dan aplikasi muzaki corner.

BAZNAS juga memanfaatkan eksternal platform antara lain melalui berbagai e-commerce, berbagai kanal pembayaran digital (financial technology), melalui kanal crowdfunding, zakat virtual assistant, chat robot (chat bot) serta pembayaran zakat melalui QR code.

Selain itu, BAZNAS mengoptimalkan social media platforms baik melalui Facebook, Instagram, maupun YouTube. BAZNAS meyakini, inovasi layanan zakat melalui penggunaan digital akan mempermudah masyarakat dalam berzakat.

Jadi, dengan bantuan tersebut, mustahik akan semakin mudah mendapatkan pelayanan kesehatan. “Mudah-mudahan ini diterima oleh publik, disebarluaskan, sehingga makin banyak yang bisa dibantu,” kata Wahyu.

Sekarang sudah banyak donatur gemar membantu orang sedang sakit. “Nominal bantuan besar-besar. Tapi, dengan program crowdfunding, orang bisa membantu yang sakit dengan biaya kecil, Artinya, BAZNAS meng-cover pembayaran operasi katarak untuk orang yang dibantu. Maka orang itu saat sakit bisa dapat layanan operasi katarak,” ujarnya.

Selanjutnya, papar Wahyu, BAZNAS fokus pada akses kesehatan untuk penanggulangan kemiskinan. “Masalah kesehatan merupakan bagian dari mata rantai kemiskinan. Jadi, mata rantainya harus diputus. Contohnya, orang miskin tidak mengenyam pendidikan sehingga mereka tidak sehat. Karena tidak sehat mereka tidak produktif,” ucap dia.

Jadi, jelas Wahyu, jika orang miskin sehat, maka mereka bisa produktif. Jika sudah produktif, mereka bisa mendatangkan penghasilan. “BAZNAS berharap dengan memutus mata rantainya akan dapat membantu menciptakan keluarga yang mandiri di masa depan. Jadi, penting bagi BAZNAS untuk masuk ke dalam isu kesehatan,” ujar dia.

Kemudian, tambah Wahyu, zakat Indonesia juga dikembangkan dan diselaraskan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Masalah kesehatan menjadi salah satu dari fokus perhatian SDGs. “BAZNAS juga telah berkomitmen menyelesaikan masalah-masalah kesehatan di Indonesia,” kata Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS.

Sementara itu, Ketua Yayasan Bantoo, Ratna Veronica, mengatakan, kemitraan Bantoo dengan BAZNAS adalah untuk menyediakan layanan pembayaran zakat, infak dan sedekah ZIS. “Kali ini pembayaran zakat untuk bantuan operasi katarak. Ke depan akan ada menu khusus untuk zakat tapi kali ini masih berupa halaman,” ujar dia.

Menurut Ratna, Bantoo tertarik dengan pemanfaatan information, communication and technology (ICT) atau digitalisasi dalam penghimpunan BAZNAS seperti penggunaan financial technology, chat robot (chat bot), zakat dengan QR code serta zakat virtual assistant.

Tak hanya itu, ia juga ingin mengapresiasi produk-produk komunikasi baru di BAZNAS, seperti pemanfaatan kanal video dalam BAZNAS TV.

Sebelumnya Essilor Indonesia, pemilik brand International lensa terbaik menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam menyalurkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) bertajuk Gerakan Sejuta Kacamata Gratis.

Bantuan yang disalurkan berupa donasi natura dan peliputan berupa kacamata dengan nilai natura mencapai Rp111.000.000 yang diperuntukan proses pemeriksaan mata dan pemberian kacamata gratis kepada 111 orang yang terdiri dari santri, peserta didik dan masyarakat umum yang merupakan pasien Rumah Sehat BAZNAS (RSB).

Simbolisasi penyerahan donasi tersebut dilaksanakan di Kantor Kasoem Vision Care Cabang Cikini Jakarta Pusat, Selasa (23/2/2021) dengan dihadiri Pimpinan BAZNAS RI Rizaludin Kurniawan, Nasional Sales Manager Budhi Handoyo, Owner sekaligus Deputy CEO Optik Kasoem Vision Care Trista Mutia Kasoem dan Deputy Director Corcom RTV Mirza Mustiko.

Pimpinan BAZNAS RI Rizaludin Kurniawan dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada BAZNAS. Menurut Rizal, dalam kondisi pandemi serba sulit seperti saat ini, dibutuhkan gotong royong berbagai pihak untuk bersama keluar dari krisis pandemi.

Terutama membantu kalangan siswa, pelajar dan masyarakat umum yang tidak mampu karena terdampak pandemi. “Dalam kondisi Covid, pasti kondisi ekonomi masyarakat Indonesia sangat menurun. Maka keberadaan Essilor Indonesia, Kasoem, RTV ini melengkapi BAZNAS. Kita bertemu karena visi yang sama,” ujar dalam rilis yang sama.

Mudah-mudahan kolaborasi ini, harap Rizal, berjalan terus dan kepercayaan yang diberikan dapat dijaga, sehingga benar-benar menjadi mitra strategis. Sekali lagi terima kasih kepada Essilor Indonesia yang telah memilih BAZNAS untuk menyalurkan bantuan pemeriksaan mata dan pemberian kacamata ini.

Penyaluran bantuan ini akan memperkuat program BAZNAS dalam memberikan layanan kesehatan terutama kepada masyarakat tidak mampu. “Semoga kepercayaan ini bukan yang pertama dan terakhir dan menjadi tabungan para donatur di hari kemudian,” harapnya.

Karena dibalik satu kacamata ini, nilai dia, akan sangat membantu bagi mereka yang betul-betul sangat membutuhkan. Rizal berharap, kolaborasi positif antara BAZNAS Essilor Indonesia, Kasoem dan RTB ini semakin berkembang sehingga bisa bersinergi di bidang lain, terutama dalam hal kesehatan untuk menyentuh mustahik mendapatkan layanan kesehatan.

Dia memastikan pendistribusian bantuan ini akan tepat sasaran untuk orang-orang yang membutuhkan. “Bantuan ini tentu saja akan membantu lebih banyak lagi sehingga bisa menjangkau para siswa, pelajar dan masyarakat tidak mampu yang lebih luas,” ungkapnya.

Sementara itu, Nasional Sales Manager Budhi Handoyo, menyebut pihaknya menggandeng BAZNAS dalam penyaluran donasi ini karena kepercayaan yang tinggi kepada BAZNAS.

“Ini adalah upaya kita bersama untuk membantu masyarakat yang tengah kesulitan karena pandemi Covid-19. Efek dari pandemi yang belum selesai ini banyak sekali salah satunya penurunan daya beli, ekonomi yang tidak stabil bahkan ada beberapa saudara kita yang harus dirumahkan bahkan terkena PHK,” paparnya.

Salah satu kebutuhan saat ini adalah kesehatan mata, sambung Budhi, dimana mata adalah alat indera yang utama untuk melihat. Untuk itu kami bekerja sama dengan BAZNAS dalam penyalurannya karena BAZNAS punya rumah sakit.

Dia pun berharap, kolaborasi yang dilakukan dapat terus berjalan serta dapat mendorong berbagai pihak lain untuk menebarkan kebaikan di tengah pandemi. Budhi Handoyo mengatakan penyaluran donasi ini mulai dilakukan pada 11 Februari 2021 melalui RSB kepada 111 anak-anak dan remaja yang masih bersekolah.

Mereka menjalani pemeriksaan di cabang-cabang terdekat dari Optik Kasoem Vision Care Jabodetabek. “Proses pemeriksaan kesehatan mata dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dimana setiap harinya kita batasi berjumlah 10 anak, dan tentunya wajib melakukan gerakan 3M,” ungkapnya.

Peralatan yang tersedia di Optik juga selalu diseterilkan sebelum pemeriksaan,” ungkapnya. Sementara siswa dan pelajar yang menerima bantuan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyelenggarakan kegiatan yang sangat mulia ini.

“Kami yang tadinya belum dapat membeli sebuah kacamata yang layak akhirnya dari Gerakan Sejuta Kacamata Gratis dapat memperoleh pemeriksaan yang akurat dan kacamata dan lensa yang membuat mata ini sehat kembali,” ungkap Fitri salah seorang siswa penerima bantuan kacamata gratis. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *