Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus) Gde Siriana Yusuf menjadi salah satu yang memberikan kritik atas sikap pemerintah di bawah kendali Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia juga membandingkan sikap pemerintah di Indonesia dengan Inggris atas penanganan pandemi Covid-19.
semarak.co-“Di Inggris, pemimpin minta maaf atas kematian Covid rakyatnya,” kata Gde dikutip fajar.co.id di akun Twitter miliknya, Kamis (28/1/2021). Seperti diketahui, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta maaf kepada publik usai angka kematian Covid-19 tembus 100 ribu.
Sementara di Indonesia, kata Gde Siriana pemerintah malah sibuk meminta wakaf. Salah satunya dengan meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU). “Di sini boro-boro minta maaf. Malah minta wakaf buat infrastruktur. Mungkin di kepalanya cuma ada itu,” sindirnya.
Sehari sebelumnya, Gde juga menyindir pemerintah yang mengklaim telah berhasil mengatasi pandemi Covid-19. “Atas kematian warga yang tinggi Boris Johnson meminta maaf kepada masyarakat Inggris,” ungkap Gde Siriana.
Di RI, lanjut dia, tembus kasus 1 juta malah bilang bersyukur sudah berhasil atasi pandemi. Sulit diterima akal sehat. Data kasus Covid-19 di Indonesia sendiri, per Rabu (27/1/2021) telah mencapai 1.024.298. Namun untuk kasus meninggal dunia memang belum sebesar Inggris, yakni sebanyak 28.855 kasus.
Akan tetapi, Presiden Joko Widodo mengklaim bahwa krisis yang diakibatkan pandemi Covid-19 di Tanah Air masih terkendali, yakni krisis kesehatan dan krisis ekonomi. Kita bersyukur Indonesia termasuk negara yang bisa mengendalikan dua krisis tersebut dengan baik,” kata Jokowi, Senin lalu (25/1/2021). (net/smr)
sumber: fajar.co.id (Kamis, 28 Januari 2021 20:03)