Sebagai Umat Katholik, Saya Menangis Habib Rizieq Dipenjarakan

Simbol solidaritas atas keprihatin yang menimpa Habib Rizieq Shihab. foto: ist

Oleh Aloysius Hartono *

semarak.co-Shalom, Salam Sejahtera

Bacaan Lainnya

Saya, Aloysius Hartono, seorang umat Katholik menyatakan sangat menyesalkan pembubaran Ormas FPI dan penahanan tokoh agama Islam, Habib Rizieq Shihab yang kini harus mendekam dalam bui atas alasan kesalahan kasus kerumunan (melanggar protokol kesehatan).

Secara kasat maka, tak perlu menjadi orang pintar untuk mengetahui bahwa pembubaran FPI dan penahanan Habib Rizieq ini adalah kasus politis, yaitu pihak yang sedang berkuasa ingin Habib Rizieq dikurung di dalam penjara, dan FPI memang sudah lama dijadikan target pembubaran.

Arogansi dan bertindak jahat, walaupun terhadap musuh, adalah bukan ajaran yang berasal dari Tuhan. Dalam Alkitab, hal itu telah diajarkan oleh Yesus.

Matius 5:44
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

Saya bukan penggemar FPI, saya hanya seorang anak bangsa yang ingin kedamaian di negeri ini. Saya tak mau memelihara perasaan dendam, dan saya pun mengajak kita semua untuk menjauhi dendam.

Bukan acara Islam atau Maulid Nabi saja yang ada kerumunannya, tetapi acara perayaan Natal kemarin (25 Desember 2020) di beberapa Gereja juga ada kerumunan, walaupun jumlah jemaat telah dibatasi di tengah Pandemi Covid-19 ini, tetapi itu tentu sulit dihindari karena antusiasme umat.

Tapi puji Tuhan, tidak ada satupun yang diseret secara hukum. Sungguh sebagai umat Kristiani saya malu, disaat kami aman berkerumun, Habib Rizieq harus dipenjarakan dengan alasan melanggar protokol kesehatan.

Dulu, FPI memang terkesan seperti polisi masyarakat, arogan dan semena-mena, tapi sesungguhnya FPI saat ini sudah berbeda jauh.

Kalau kita mau jujur mencermati gerakan FPI akhir-akhir ini, sekali lagi jika kita mau jujur, objektif dan bertindak adil terhadap FPI, kegiatan FPI sejak beberapa tahun terakhir sesungguhnya sudah berubah jauh, yaitu didominasi oleh kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Tidak ada lagi aksi sweeping dan macam-macam itu.

Saya berani menyatakan ini karena saya mencermati dan meneliti langsung kelakuan FPI. Tuduhan sebagai anti Kristen, anti Pancasila dan sejenisnya, semuanya bohong. Di sekitar markas FPI sendiri setidaknya ada lima buah Gereja, dan semuanya aman.

Untuk para pembenci, sampai kapan anda mau terus melestarikan di dalam otak anda kebencian terhadap FPI atas kesalahan FPI di tahun yang telah lampau? Sampai kapan kita mau terus menghakimi FPI atas kejadian puluhan tahun yang lalu? Padahal kita tau tak ada satupun manusia yang bersih dari dosa, termasuk FPI, pasti mereka punya kesalahan.

Terakhir dari saya, semuanya kembali kepada diri kita, apakah rasa kebencian, ataukah rasa kasih yang menyertai hati kita, sehingga kita mampu untuk bertindak benar.

Terima kasih.

 

sumber: pesan berantai di berbagai whatsapp (WA), salah satunya WA diterima Bambang Sungkono (Rabu 6/1/2021)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *