Lebih dari 300 warga Brazil berkumpul di jalan raya komersial utama Sao Paulo untuk memprotes dukungan Gubernur Joao Doria terhadap kewajiban imunisasi COVID-19 Sinovac asal China.
semarak.co-Mereka juga menentang pengujian vaksin potensial yang dikembangkan perusahaan biofarmasi China, Sinovac itu. Para pengunjuk rasa di Sao Paulo melakukan aksi mereka untuk mendukung Presiden Brazil Bolsonaro.
Satu demonstran memegang tanda bertuliskan, “Kami bukan kelinci percobaan” dan satu orang lagi dengan mengenakan masker memperlihatkan tulisan, “tidak untuk vaksin.” Banyak di antara para pengunjuk rasa itu yang tidak memakai masker.
“Kami menentang Joao Doria, yang sekarang akan mewajibkan vaksin itu, yang bertentangan dengan keinginan kami. Ini tidak terjadi di mana pun di dunia bahkan di China,” kata pemrotes Andre Petros.
Doria sebelumnya berbicara dengan arah mendukung kewajiban imunisasi, begitu vaksin tersedia. Sikapnya itu memicu pertengkaran dengan Presiden Jair Bolsonaro, yang bersumpah bahwa imunisasi akan bersifat sukarela.
Ketua Mahkamah Agung mengatakan pengadilan pada akhirnya akan memutuskan masalah tersebut. Di Brazil, warga wajib diimunisasi dengan beberapa jenis vaksin, termasuk vaksin Hepatitis B yang diberikan pada bayi yang baru lahir.
Brasil mencapai keberhasilan besar pada gerakan vaksinasi besar-besaran pada masa lalu, misalnya dalam memberantas polio pada 1980-an. Di Sao Paulo, vaksin Sinovac sedang diuji sebagai bagian dari pengujian klinis fase III dengan dukungan dari pemerintah Doria.
Kementerian kesehatan federal Brazil pada Oktober 2020 mengumumkan akan membeli 46 juta dosis vaksin buatan Sinovac, jika mendapat persetujuan badan pengawas dalam kesepakatan yang didukung para gubernur negara bagian.
Namun sehari kemudian, Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang beraliran konservatif mengatakan negaranya tidak akan membeli vaksin tersebut.
Bolsonaro telah sesekali menyerang China sejak jejak kampanye 2018, pada saat negara-negara Asia meningkatkan investasi dan pengaruh di Brasil. Dengan 5,5 juta kasus COVID-19, Brazil dilanda wabah virus corona terburuk ketiga secara global, setelah Amerika Serikat dan India, menurut hitungan Reuters.
Menteri Kesehatan (Menkes) Brasil Eduardo Pazuello yang mengidap COVID-19, kembali masuk rumah sakit pada Minggu malam (1/11/2020) dan akan dirawat di rumah sakit militer, demikian diungkapkan kementerian kesehatan melalui pernyataan.
Menkes sebelumnya sempat dirawat dirawat di sebuah rumah sakit sipil. Pazuello, jenderal aktif Angkatan Darat akan tinggal di rumah sakit militer sebagai tindakan pencegahan. “Pazuello baik-baik saja dan stabil dan harus tetap beristirahat sampai besok,” kata kementerian dalam pernyataannya.
Sang menteri dinyatakan positif mengidap virus corona pada 21 Oktober. Ia memeriksakan diri ke rumah sakit pada Jumat (30/10/2020) dengan mengalami dehidrasi, kata kementerian. Sekitar setengah dari kabinet Presiden Jair Bolsonaro, yang beranggotakan 23 orang, terkena virus corona.
Bolsonaro sendiri, juga istrinya, terserang penyakit itu pada Juli. Bolsonaro selama ini berusaha meremehkan tingkat keparahan penyakit. Ia juga menentang opsi karantina ketat, yang dipilih oleh banyak gubernur negara bagian dan politisi daerah.
Brazil dilanda wabah COVID-19 dengan jumlah korban jiwa tertinggi kedua di dunia, setelah Amerika Serikat. Sejauh ini, 160.074 orang di Brazil meninggal karena penyakit virus corona tersebut, menurut hitungan Reuters. (net/smr)