Berbagai upaya dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata Tanah Air yang terpuruk imbas pandemic Covid-19. Program diskon di sektor parawisata disiapkan untuk mendorong paket pembelian wisata domestik yang dimulai 2021.
semarak.co– Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengatakan, pihaknya akan memberdayakan wisatawan nusantara melalui program diskon pariwisata yang rencananya akan diluncurkan pada 2021 atau setelah vaksin Covid-19 rampung.
“Diskon pariwisata ini gunanya untuk mendorong paket wisata domestik. Karena di masa pandemi ini, selain faktor kepercayaan masyarakat atas kebersihan destinasi wisata, daya beli masyarakat juga tengah menurun di masa pandemi ini,” ucap Angela dalam rilisnya yang diterima media di Jakarta, Sabtu (17/10/2020).
Terkait wisata domestik, Angela juga mengungkapkan rencana jangka menengah dan panjang Kemenparekraf/Baparekraf dalam peningkatan spending wisatawan nusantara. “Karena Indonesia merupakan negara dengan populasi besar, kita memiliki peluang di wisata domestik yang masih bisa dimaksimalkan,” jelas Angela.
Wamen Angela menegaskan bahwa pihaknya mengeluarkan berbagai kebijakan dan bantuan untuk membantu para pelaku pariwisata yang terdampak oleh pandemi ini.
Di antaranya dengan membantu likuiditas usaha melalui fasilitasi relaksasi fiskal, pemanfaatan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk mendukung akses permodalan, insentif listrik berupa relaksasi tarif minimum listrik, dan pemanfaatan hotel sebagai lokasi isolasi mandiri dan untuk tenaga kesehatan.
“Sementara untuk ketahanan pekerja pariwisata, kami melihat ada urgensi untuk mendistribusikan bantuan langsung karena banyak pekerja yang dirumahkan bahkan mengalami PHK,” kata anak Ketua Umum DPP Partai Perindo Harry Tanoesoedibjo.
Pandemi Covid-19 ini, nilai dia, memang akan ada tren pariwisata yang berubah. “Kami juga sudah menyusun berbagai strategi. Dalam jangka pendek pada 2021 atau pasca-vaksin dengan catatan kondisi sudah kondusif, kami menyiapkan program diskon pariwisata itu tadi,” ungkapnya.
Program wisata jangka Panjang, terang Angela, dipikirkan untuk diarahkan pada meningkatnya spending atau pengeluaran oleh wisatawan domestik
Pihak hotel dan jasa transportasi dipastikan terlibat, kata dia, namun tidak hanya keduanya, berbagai pemangku kepentingan lain juga dilibatkan dalam program. Nantinya stakeholders akan ada dan diharap membantu industri parawisata agar pulih kembali, ujar Angela.
Menurutnya, pandemi Covid-19 memiliki dampak pada turunnya sektor pariwisata. Karena pariwisata sangat membutuhkan manusia dalam pengendaliannya. “Indonesia dengan potensinya yang besar sesungguhnya memiliki peluang untuk wisata domestik dan ini masih bisa dimaksimalkan,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho menilai, terkait dengan kondisi pandemi yang terjadi saat ini, pihaknya aktif bersama dengan pemerintah daerah dan pelaku pariwisata seperti PHRI dan BHA untuk memikirkan, mengusulkan dan mencari solusi atas upaya-upaya memajukan pariwisata di Bali.
“Upaya itu kami lakukan mendukung program-program seperti Bali Great Experience dan Bali Movement. Kami juga terlibat aktif dalam setiap diskusi pariwisata untuk memberikan pemikiran kami kepada pemerintah daerah,” jelasnya.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi menambahkan, kegiatan usaha masyarakat Indonesia sudah berangsur membaik pada kuartal ke-III- 2020. “Arah perbaikan ini kami harapkan juga dapat berpengaruh terhadap bangkitnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Rosmaya dalam acara Bincang Maya Tourism Industry Post Covid-19: Survival and Revival Strategy, Jumat (16/10/2020).
Rosmaya berjanji bahwa pihaknya akan terus berupaya menjaga kondisi makro ekonomi dan sistem keuangan Tanah Air sebagai kunci pemulihan ekonomi. “Kami selalu berupaya menjaga nilai tukar rupiah dan menjaga inflasi supaya harga-harga barang tidak melonjak tinggi,” ujarnya.
sumber okezone.com di google.co.id