BNI Syariah bersama Universitas Islam As-Syafi’iyah menggelar public lecture secara online dengan tema Peranan Perbankan Syariah untuk Pebisnis Pemula Milenial Era Industri 4.0 di Masa Pandemi COVID-19, di Jakarta, Sabtu (3/10/2020). Dalam public lecture ini, Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo hadir sebagai narasumber.
semarak.co– Dalam webinar yang dihadiri lebih dari 500 peserta, hadir Rektor Universitas Islam As-Syafi’iyah Masduki Ahmad, Wakil Rektor I Iffah Budiningsih, Wakil Rektor II Heri Sukamto, Direktur ITC dan Career Center Universitas Islam As-Syafi’iyah Bambang Haryanto, Direktur Komunikasi Universitas Islam As-Syafi’iyah Tubagus Dedi Suwendi Gumelar.
Lalu Ketua Yayasan Perguruan Tinggi As-Syafi’iyah, Dailami Firdaus. Dari BNI Syariah hadir Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo; Pemimpin Wilayah Jabodetabek Plus BNI Syariah, Azizah Saleh; dan Pemimpin BNI Syariah Cabang Bekasi, Zulfahmi AR.
Abdullah Firman Wibowo menjelaskan bagaimana kondisi dunia saat ini. Di antaranya turbulent, uncertain (ketidakpastian), novel (sesuatu yang besar), ambiguous (ketidakjelasan). Karena itu, milenial harus dapat menghadapi tantangan tersebut dengan bertransformasi, berinovasi, dan kolaborasi.
Ekonomi Syariah, nilai Firman, menjunjung transparansi dan mengandung 4 prinsip yaitu halal, berkah, bernilai tambah, serta hasanah. Hal ini yang menjadi landasan BNI Syariah dalam menjalankan kegiatan bisnis. Melalui webinar ini, BNI Syariah juga ingin mengedukasi milenial mengenai perbankan syariah.
Hal ini karena tingkat literasi perbankan syariah di Indonesia masyarakat masih rendah, tercermin dari Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLK) 2019 Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dimana tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah Indonesia masing-masing 8,9% dan 9,1%.
“Untuk itu, kami berinisiatif untuk datang ke universitas dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi mengenai bisnis keuangan Syariah,” kata Firman dalam rilis Humas BNI Syariah melalui WA Group Jurnalis Syariah, Selasa (6/10/2020).
Salah satu penyebab literasi dan inklusi keuangan syariah masih rendah, nilai firman, karena umur perbankan syariah yang relatif masih muda yaitu baru sekitar 20 tahun. Dengan besarnya potensi industri halal di Indonesia, Firman berharap generasi milenial bisa ikut aktif menggarap potensi ini, salah satunya dengan menjadi enterpreneur.
Dalam membangun bisnis, milenial harus memiliki starter pack diantaranya niat yang baik, produk yang bermanfaat, kolaborasi dan sinergi, fighting spirit, dan pengelolaan keuangan secara prinsip syariah.
“Milenial sangat dekat dengan teknologi, oleh karena itu dengan adanya tren industri 4.0, pebisnis juga harus mengoptimalkan teknologi dan digitalisasi untuk berkembang,” terang Firman.
Dalam sambutannya Direktur Komunikasi Universitas Islam As-Syafi’iyah Dedy ‘Miing’ Gumelar mengatakan Universitas Islam As-Syafi’iyah merupakan salah satu universitas yang memadukan antara ilmu pengetahuan dengan agama.
“Ilmu dan agama merupakan dua hal tidak bisa dipisahkan,” kata Tubagus Dedi Suwendi Gumelar, alias pelawak Miing dalam grup Bagito.
Dalam acara ini, BNI Syariah memberikan bantuan sosial berupa beasiswa sebesar Rp100 juta bagi mahasiswa mahasiswi yang hafidz quran. Selain itu, untuk penanya terbaik BNI Syariah juga memberikan hadiah sebesar Rp2,5 juta. (smr)