Pahlawan Indonesia asal Betawi yang berdarah Tionghoa, Kenapa Harus Disembunyikan?

Muhammad Husni Thamrin (MHT) bersama istri pahlawan Betawi. foto: internet

Oleh Azmi Abubakar

semarak.co– Ibu dari Muhammad Husni Thamrin. Noorhamah adalah orang Tionghoa, sedangkan ayahnya, T.M. Thabrie adalah keturunan Inggris (ayah kandungnya, bernama William Ort).

Bacaan Lainnya

Muhammad Husni Thamrin (MHT) adalah satu sosok penting asal Betawi yang meninggalkan banyak jasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mengenai jasa-jasanya, sudahlah menjadi pengetahuan umum dan begitu mudah di dapat dari berbagai sumber informasi, sedangkan kisah asal usulnya, selama ini masih sedikit (menghindari kata tidak ada) yang mengetahuinya.

Entah apa sebabnya, ketika berkunjung ke Museum Muh. Husni Thamrin di daerah Kenari, Jakarta Pusat, kami tidak mendapat sedikitpun keterangan asal usul ibu beliau ini. Timbul pertanyaan saya apakah ini sengaja ditutupi atau disembunyikan.

Peran seorang ibu yang membesarkan dengan penuh kasih sayang anaknya bahkan membiayai dan mendukung penuh perjuangan MHT melawan Belanda. Ibunya terbilang sangat kaya raya, keluarganya pada masa lalu menguasai wilayah Sawah Besar, Jakarta.

Sungguh menyedihkan, ketika berkunjung ke Museum MHT, kami justru mendapatkan keterangan tertulis bahwa sang ibu berasal dari daerah Ketapang, yang dikenal sebagai kampung haji, dimana di wilayah tersebut terdapat sejumlah keturunan Arab yang disebut Said (keturunan Nabi Muhammad)….

Apa maksudnya semua ini? Adakah ini sebuah upaya yang harus ditutupi oleh pihak Museum, dalam hal ini sebagai pengelola adalah Pemerintah DKI Jakarta?

Untuk mengenang jasa – jasa Putra Betawi yang lahir di Sawah Besar ini. Maka pada tanggal 28 juli 1960, melalui Kepres no 175 yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno, MH Thamrin diangkat menjadi Pahlawan Nasional.

Sungguh menyedihkan ketersediaan informasi sekitar ibunda MHT ini, semoga ada pelurusan segera mengenai hal ini. Apa salahnya, jika menyatakan Muhammad Husni Thamrin adalah Peranakan Tionghoa?

Demikian pandangan dan laporan kami dari Museum Pustaka Peranakan Tionghoa, yang datang berkunjung ke Museum Muhammad Husni Thamrin. Terimakasih.

 

sumber: WA Group Guyub PWI DKI (post 5 September 2020/firdaus)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *