Dewan Pers mengingatkan pemerintah segera melakukan langkah konkret untuk menyelamatkan industri media sebagai pilar keempat demokrasi sekaligus institusi bisnis yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi Covid19.
semarak.co– Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo mengatakan, bantuan dari pemerintah seharusnya tidak mengurangi posisi pers yang kritis karena dalam kasus Selandia Baru ternyata bantuan pemerintah tidak mengurangi sikap media yang profesional.
“Dewan Pers berusaha meyakinkan pemerintah untuk segera membantu industri pers yang terdampak Covid19. Kondisi pers saat ini sangat berat, jika tidak diselamatkan akan terjadi PHK. Agustus menjadi titik kritis,” tutur Agus dalam ajang seri diskusi virtual Forum PWI Jaya dari Jakarta, Kamis (27/8/2020).
Seperti diketahui, ajang seri diskusi virtual Forum PWI Jaya bertajuk Peran Jurnalisme Membangun Optimisme Masyarakat di Era Adaptasi Kebiasaan Baru diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia DKI Jakarta Raya (PWI Jaya) dengan dukungan Uzone.id.
Adapun materi yang akan dibahas mengenai pandemi Covid-19 yang dirasakan masyarakat dunia, tentunya dengan wabah ini berdampak cukup besar terhadap ekonomi rakyat, juga terhadap media dalam menyebarkan informasi. Namun dengan adaptasi Kebiasaan Baru menjadi bagian dari kehidupan yang harus dijalani. Begitu pula bidang jurnalistik.
Tentu peran media disini adalah untuk membantu masyarakat lebih mengenal dan mempermudah masyarakat dalam mempersiapkan keperluan di era adaptasi kebiasaan baru. Bagitu pula peran media tidak hanya mengabarkan, namun juga menyangkal informasi yang salah alias hoaks.
Apalagi media memiliki peranan penting dan strategis dalam mengikuti perkembangan informasi yang dapat diandalkan dan melakukan verifikasi fakta dan data dari informasi yang berkembang terkait pemberitaan Covid-19, agar dapat dijadikan sebagai sumber terpercaya oleh masyarakat menuju era adaptasi kebiasaan baru yang berdampak munculnya sikap disiplin dan produktif di tengah masyarakat.
Selain Agus Sudibyo hadiri dua pembicara dari PWI Jaya, yakni Wakil Bidang Organisasi PWI Jaya Irmanto dan kandidat Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Sahid, Jakarta Budi Nugraha.
Bagaimana banyaknya produk pers kini, lanjut Agus Sudibyo, sebagian besar tersedia secara gratis sehingga menjadi contoh nyata kontribusi industri pers terhadap kebutuhan komunikasi bagi masyarakat dan menyampaikan pesan penanganan penanggulangan pandemi yang dilakukan pemerintah.
“Sejauh ini media berkontribusi positif dalam konteks pandemi. Mungkin menjelang Oktober, di masa Pilkada serentak akan ada sejumlah media yang menyajikan pemberitaan yang condong pada sikap tertentu,” tuturnya.
Dua pembicara dari PWI Jaya menegaskan pekerja pers wajib memperhatikan dan menjalankan langkah untuk melindungi wartawan sebagai garda terdepan mencari dan menyusun informasi bagi masyarakat.
“Pers dalam kondisi ssat ini, dengan kapasitasnya harus memperhatikan langkah-langkah melindungi wartawan dalam mencari berita, menyusun dan menyajikan berita yang sesuai kaidah jurnalistik sekaligus memupuk optimisme,” turut Budi.
Era Adaptasi Baru
Budi Nugraha mengingatkan peranan media massa sangat berpengaruh dalam memberikan edukasi bagi masyarakat karena media sebagai sumber informasi yang aktual diharapkan bisa membangun opini masyarakat untuk tetap menjaga jarak dalam bersosialisasi.
“Media sebagai agen perubahan harus giat mensosialisasikan kebiasaan baru bagi masyarakat sehingga masyarakat membiasakan diri meskipun awalnya awam. Hal ini harus terus menerus disuarakan oleh media,” ujarnya.
Tidak bisa dipungkiri, lanjutnya, insan media massa sebagai pekerja profesional juga turut mengkhawatirkan sikap sebagian masyarakat yang masih terkesan kurang peduli dengan situasi pandemi COVID-19.
Senada hal tersebut, Irmanto menuturkan adaptasi kebiasaan baru ini bisa disikapi masyarakat dengan melakukan aktivitas seperti biasa tetapi harus mengikuti dan menjalankan protokol kesehatan yang ditetapkan.
“Artinya kita dapat melakukan aktivitas seperti sebelum adanya virus ini tetapi dengan cara yang baru dan sedikit berbeda dimana harus menghindari penularan COVID serta menjaga imunitas tubuh,” ujar Irmanto.
Para pembicara kegiatan ini menyoroti banyak hal yang berubah dengan situasi COVID-19 dan era new normal. Kegiatan banyak yang dikurangi sebagai upaya mencegah penularan virus corona. Kebijakan ini turut mempengaruhi cara kerja wartawan dalam mencari berita.
Irmanto mengingatkan dalam kondisi saat ini wartawan seharusnya memperhatikan langkah-langkah dalam memperoleh informasi secara aman di tengah pandemi Covid. “Dengan adanya teknologi saat ini, proses pencarian informasi dapat dilakukan dengan tetap memperhatikan keamanan diri,” ujarnya.
Dia tidak menampik wartawan dituntut mencari berita namun dengan tetap mentaati protokol kesehatan, dan didukung dengan teknologi yang memadai mulai dari work from home (WFH), absen digital, hingga penerapan gaya hidup sehat di masa new normal ini.
Forum PWI Jaya berlangsung selama dua jam diikuti peserta dengan antusias yang menanyakan berbagai hal terkait kebijakan pemerintah dan upaya media massa dalam menjalankan tugas dan fungsinya. (smr)