Jadi Film Internasional Pertamanya, Aktris Acha Septriasa Shooting Film Daemon Mind di Inggris

Salah satu adegan yang menampilkan akting Acha Septriasa Daemon Mind saat shooting di Inggris. Foto: indopos.co.id

Aktris Acha Septriasa (30) tengah mengikuti shooting dan menjadi pemeran utama dalam film internasional berbahasa Inggris berjudul Daemon Mind di London, Inggris, di tengah pandemi virus corona jenis baru penyebab COVID-19.

semarak.co– Kehadiran Acha di London disampaikan Djonny Chen, salah satu produser asal Indonesia bersama Barbara Toschi dan Jason Fite. Acha yang terpilih sebagai pameran utama wanita terbaik dalam ajang Piala Citra Festival Film Indonesia 2012 melalui aktingnya di film Test Pack, mengaku shooting di London bukan pertama kali dilakukannya, melainkan delapan kali.

Bacaan Lainnya

“Namun film ini jadi film international pertamaku yang berbahasa Inggris. Situasi yang sangat sulit di mana kita harus mengikuti aturan dan membuat pergerakan tidak bebas,” ujar Acha dari London, Inggris, Minggu (23/8/2020).

Bercerita tentang kesan-kesannya selama di London, istri Vicky Kharisma itu mengatakan tidak sebebas pada saat shooting film sebelumnya. “Ada banyak batasan membuat pergerakan tidak sebebas biasanya,” ujar Acha yang juga sebagai penyanyi dan model papan atas di Indonesia.

Hingga saat ini, Acha tampil di lebih dari 40 film layar lebar dan 37 di antaranya sebagai pemeran utama, maka tidak heran bila dalam film Daemon Mind yang bergenre thriller itu Acha menjadi pemain utama.

Film ini juga dibintangi sederet aktor dan aktris luar negeri, seperti Jasmine Blackborow, Zephryn Taitte, Sam Marks, Aden Gillett, Verity Marshall, Christian Lee Smith, Ryan Cloud, Thomas Dominique, Abdoulie Mboob, James Day dan Orlando Brooke.

Selama di London, shooting film dikawal salah satu organisasi yang mengontrol jalannya suasana karena setiap orang yang memasuki lokasi harus selalu menggunakan masker begitupun tempat berdiri antara satu pemain dan crew film jaraknya sekitar dua meter.

Selain itu, semua perangkat syuting yang disentuh dan diberikan ke pemain selalu dibersihkan setiap kali take. Hal ini diakui Djonny Chen, karena masih pandemi COVID-19, pihaknya menerapkan peraturan covid-safe shooting guideline dari British Film Institute (BFI).

Film yang diproduksi rumah produksi Silent D Pictures milik Djonny Chen bekerja sama dengan Peracals Productions yang ditayangkan di Inggris, Amerika, dan juga di Indonesia, serta negara Asia, bercerita tentang seorang ahli saraf.

Acha menilai bahwa film itu memberinya banyak tantangan karena harus berkolaborasi dengan pemain dari berbagai negara. Berbicara mengenai film Indonesia, Acha mengaku banyak film indonesia yang bagus dan sudah maju. “Indonesia tidak kalah dari segi ide kreatif maupun story telling,” ujarnya.

Film Indonesia yang banyak mampir di berbagai festival juga diikuti aktor dan artis Indonesia bisa go internasional seperti dalam film yang tengah diperankannya. “Saya harapkan aktor Indonesia bisa menangkap kesempatan dimana pun, berusaha dengan genre apapun yang ditawarkan,” ujarnya.

Meskipun dengan keterbatasan bahasa dan perbedaan budaya, lanjut dia, harus bisa melahirkan karya-karya terbaik dan bersaing dengan aktor dari luar. Djonny Chen mengatakan bahwa Daemon Mind menggunakan kombinasi hitam dan putih dan efek distorsi waktu untuk menciptakan pengalaman sinematik yang unik.

Film Daemon Mind akan menjadi inovatif secara artistik sekaligus memiliki daya tarik komersial yang luas, ujar pria asal Jambi yang mengawali karir di Inggris.

Film Daemon Mind terinspirasi oleh Daemon Socrates, yakni Daemon berasal dari bahasa Yunani berarti tuhan seperti dewa, kekuatan, nasib, yang mengacu pada dewa atau roh penuntun seperti daemon agama Yunani kuno dan mitologi kemudian, agama dan filsafat Helenistik.

Meskipun Socrates percaya bahwa demonnya adalah hadiah dari para dewa membuatnya unik, para sarjana masa depan berspekulasi bahwa itu hanyalah suara hati nurani atau kehati-hatian Socrates, bukan sesuatu yang berasal dari supernatural, tetapi suara dari dalam yang kita semua miliki

Pengambilan gambar film berlangsung selama Agustus dan September di King’s head Members Club di Kingsland Rd, Whitmore Estate, London dan di St. Anne’s Church Limehouse di St Anne’s Church, London, Airbnb house di Connaught Rd, London dan di Hangers Lane house,

Djonny Chen yang telah melahirkan delapan film Indonesia layar lebar dan lima film internasional mengaku senang Acha dapat bermain bahkan menjadi pemeran utama. (pos/net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *