Pengamat sepak bola nasional Kesit B Handoyo menganggap lucu keputusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang mencabut regulasi soal pemain U-20 yang wajib dimainkan klub di ajang Liga 1 dan Liga 2 pada lanjutan kompetisi 2020-2021.
semarak.co– Namun Kesit mengaku setuju jika regulasi tersebut tidak diberlakukan. Pasalnya akan terasa lucu di kompetisi tertinggi khususnya Liga 1 ada aturan keharusan memainkan pemain U-20 padahal kompetisi tersebut kompetisi tertinggi di Indonesia.
Karena kompetisi tertinggi, sindir Kesit, maka seharusnya pemain yang ada dan dimainkan di setiap klub adalah pemain yang telah melewati proses persaingan ketat. Sehingga pemain tersebut benar-benar pemain yang layak berada di Liga 1.
“Sebenarnya agak lucu soal aturan adanya regulasi keharusan memainkan pemain U-20 di tim-tim Liga 1. Menurut saya aturan seperti itu tidak harus dimasukkan dalam regulasi,” ungkap Kesit seperti dikutip bola.com, Jumat (14/8/2020).
Biarkan saja klub-klub yang memutuskan, lanjut Kesit, apakah mereka akan memainkan pemain muda atau tidak dalam liga. “Toh, yang tahu kekuatan dan kelemahan serta kapan harus menurunkan pemain U-20 ya klub itu sendiri,” tambahnya.
Kesit tak menampik jika dirinya melihat ada tujuan baik di balik pemberlakuan regulasi itu sebelumnya. Yakni memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk merasakan atmosfer kompetisi di kasta tertinggi.
Dan tentunya, muaranya untuk kepentingan Timnas Indonesia khususnya Timnas U-19 yang akan tampil di Piala Dunia U-20, Mei 2021 mendatang. “Namun, suka atau tidak suka, situasi itu menjadi dilema buat klub,” imbuhnya.
Klub-klub yang tampil di kompetisi profesional seperti Liga 1, kata dia, targetnya adalah menang di setiap pertandingan, kalau bisa bahkan menjadi juara. “Kalau kemudian target memenangkan pertandingan hanya bisa diraih dengan menurunkan kekuatan penuh dengan pemain-pemain senior, tentu keharusan harus menurunkan pemain muda akan mengganggu target dan penampilan klub tersebut,” imbuh Kesit.
Untuk diketahui, kini PSSI masih sedang terus membahas kewajiban memasukkan minimal 2 pemain U-20 dalam 18 nama di daftar susunan pemain. Artinya tidak ada kewajiban buat tim untuk memainkan pemain U-20 sebagai starter.
Alangkah baiknya, saran Kesit, jika PSSI dan operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) tidak mencampuri urusan taktik dari setiap klub. Menurutnya memainkan pemain merupakan bagian dari taktik setiap klub.
Pasalnya tim-tim Shopee Liga 1 2020 yang tahu mana pemain yang layak dan memenuhi startegi dalam sebuah pertandingan yang dilakoni. “Mereka pasti sudah paham kapan pemain-pemain muda binaan mereka itu harus mereka mainkan, tanpa diganggu regulasi yang mengharuskan diturunkan dalam setiap pertandingan,” tuturnya.
Kesit menilai sudah seharusnya PSSI mempunyai kompetisi U-20 yang berkesinambungan agar para pemain muda mempunyai wadah untuk menunjukan kemampuan.
“Buat PSSI sendiri sudah saatnya membuat kompetisi liga U-20 sehingga pemain-pemain muda yang ada bisa mendapat kesempatan bermain. Mereka pun bisa saja dimainkan di Liga 1 apabila klub merasa kemampuan pemain yang bersangkutan memang pantas diturunkan di level kompetisi senior,” tutup Kesit, pengurus PWI DKI. (net/smr)
sumber: bola.com di WA Group Pleno PWI DKI 2019-2024