PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mulai melirik pembiayaan ke sektor industri kelapa sawit. Pada penyaluran pembiayaan ke sektor perkebunan tersebut, tetap dilandasi asas kehati-hatian agar tidak terjadi pembiayaan macet.
Direktur Wholesale Banking Kusman Yandi mengungkapkan BSM sudah memulai pembiayaan ke perkebunan kelapa sawit sejak tahun lalu. Potensi pembiayaan hingga akhir tahun segmen ini berkisar Rp600 miliar.
“Industri kelapa sawit itu cost struktur harganya US$ 600 sampai U$700 dolar. Kita selektif nasabah yaitu yang sudah ikut RSPO, legalitas clear termasuk kita ngecek masalah sosial,” katanya di Jakarta saat bukber, Selasa (6/6).
Menurut dia, perkebunan yang dibiayai BSM idealnya yang punya potensi produksi. Artinya perkebunan kelapa sawit itu yang menghasilkan. Itu melekat pada perkebunan besar dan sudah lama bermain di sektor perkebunan dan bukan sebagai pemain baru.
Pembiayaan per April Rp54,78 triliun naik 7,3% dibanding per akhir April 2016 yang sebesar Rp51,05 triliun. Dari sisi Dana Pihak Ketiga, BSM mencatatkan pertumbuhan 16, 67% semula Rp63,36 triliun menjadi Rp73,91 triliun per April 2017.
BSM menargetkan pembiayaan tumbuh minimal sekitar Rp5 triliun menjadi Rp60,58 triliun hingga akhir tahun 2017. Target tersebut melihat optimisme membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017. (wiy)