Bank Mandiri dan PT SMI Kucurkan Kredit PT Inka Senilai Rp1,6 T

(ki-ka) SEVP Corporate Banking Bank Mandiri Alexandra Askandar, Direktur Utama SMI Emma Sri Martini, dan Direktur Utama Inka Agus H Purnomo yang menunggu giliran tanda tangan perjanjian kerjasama oleh berkas notaris

PT Bank Mandiri bersama Sarana Multi lnfrastruktur (SMI) menyalurkan kredit sindikasi modal kerja senilai Rp1,69 triliun kepada PT lndustri Kereta Api (Inka). Kredit ini untuk pengadaan 438 unit kereta dari total seribu yang akan digunakan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Nantinya, kredit modal kerja sindikasi ini akan dikucurkan dalam dua tranche yang disesuaikan dengan proses pengadaan tersebut.

SEVP Corporate Banking Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, dalam pembiayaan sindikasi ini, kontribusi Bank Mandiri sebesar Rp1,19 triliun dan SMI sebesar Rp500 miliar. Kedua kreditur juga menjadi Join Mandated Lead Arranger. Menurut Sandra, penyaluran pinjaman ini merupakan wujud dukungan Bank Mandiri pada penguatan konektivitas dan akses masyarakat pada angkutan massa. Adapun fasilitas modal kerja sindikasi ini memiliki jangka waktu 20 bulan.

“Kami menyadari angkutan massal yang murah dan tepat waktu sangat diperlukan masyarakat untuk memangkas inefisiensi sehingga dapat menekan biaya produksi ataupun biaya distribusi. Hal ini sejalan dengan visi kami untuk ikut serta memakmurkan negeri,” ujar Sandra, sapaan akrab Alexandra Askandar dalam sambutannya sebelum membububuhkan tanda tangan penandatanganan perjanjian kredit modal kerja sindikasi bersama Direktur Utama SMI Emma Sri Martini, dan Direktur Utama Inka Agus H Purnomo, di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (2/6).

Kerja sama tersebut, lanjut Sandra, dimaksudkan sebagai wujud sinergi tiga BUMN dalam mengakselerasi pengadaan alat transportasi massal yang diyakini akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi nasional demi terciptanya kemandirian ekonomi Indonesia. “Hingga Maret 2017, Bank Mandiri telah membantu pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur Indonesia dengan total realisasi mencapai Rp118,7 triliun,” ungkapnya.

Ini, lanjut dia, berarti naik 26,6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Dari nilai tersebut, pembiayaan pada sektor transportasi mencapai Rp27,6 triliun. Khusus pada subsektor perkeretapian, pembiayaan yang telah disalurkan hingga Maret 2017 mencapai Rp4,71 triliun. “Seiring kebutuhan masyarakat terhadap angkutan massal yang murah dan tepat waktu. Membuat Bank Mandiri bersama Sarana Multi lnfrastruktur berkomitmen untuk menyalurkan kredit sindikasi modal kerja senilai Rp1,69 triliun kepada PT Inka,” tutupnya.

Dirut Inka Agus H Purnomo menambahkan, Inka adalah BUMN yang memproduksi berbagai jenis kereta untuk memenuhi pasar domestic maupun di ekspor. “Sebagai manufaktur kereta api, Inka mampu memproduksi kereta tidak berpenggerak seperti gerbong barang, kereta penumpang dalam berbagai tipe, maupun kereta berpenggerak seperti kereta rel disel (KRD) dan kereta rel listrik (KRL), LRT hingga lokomotif,” imbuhnya.

Berbagai proyek pengadaan kereta saat ini, lanjut Agus, sedang dikerjakan di pabrik yang di Madiun, Jawa Timur. Salah satunya proyek pengadaan 438 unit kereta berbagai tipe pesanan PT KAI untuk melakukan peremajaan sarana kereta api yang dimiliki. “Untuk mengerjakan proyek itu, Inka mendapatkan pendanaan dari sindikasi kredit ini,” ujarnya.

Direktur Keuangan Inka Moh. Nur Sodiq mengatakan, pendanaan ini merupakan bentuk sinergi BUMN dalam rangka mendukung penguatan insfrstruktur kereta api yang menjadi program prioritas pemerintah. Pendanaan ini merupakan bagian dari kebutuhan funding Inka. Di mana pada 2017 ini, dibutuhkan hingga Rp 7 triliun. “Disamping proyek 438 unit itu, Inka telah menyelesaikan pesanan enam trainset sebanyak 66 unit keret K3 Premium y an gdigunakan untuk mendukung angkutan lebaran 2017,” rinci Sodiq dalam rilisnya hari yang sama.

Dengan tambahan sarana tersebut, kata dia, PT KAI mampu menambah seat atau kursi untuk melayani 4.500 penumpang sekali jalan. “Inka juga sedang menyelesaikan pembuatan 10 trainset KRL Bandara Soekarno Hatta. Diharapkan akhir 2017 dapat diselesaikan sehingga bisa mempermudah transportasi dari wilayah pusat kota menuju bandara. Untuk mendukung event ASIAN Games di Palembang, Inka juga sedang menyelesaikan pengerjaan 8 trainset LRT,” tulisnya.

Untuk pasar ekspor, lanjut Sodiq, Inka sedang menyelesaikan proses kontrak untuk ekspor 50 kereta penumpang Broad Gauge (BG) dan 200 kereta penumpang Meter Gauge (MG) ke Bangladesh yang didukung dengan pendanaan program NIA (National Interest Account. Setelah pengiriman 150 unit kereta ke Bangladesh di 2016 kemarin.

“Disamping Bangladesh, Inka sudah masuk negara ASEAN sepeti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina bahkan Australia. Potensi market lainnya yang cukup terbuka adalah Afrika. Di mana Inka sedang melakukan negosiasi untuk memenuhi kebutuhan kereta api di Negara Zambia, Mozambik, Sudah, dan Mesir. Berbagai upaya itu, merupakan pembuktian produk dalam negeri mampu diterima pasar internasional,” pungkasnya.

Dirut SMI Emma Sri Martini menambahkan, SMI adalah perusahaan BUMN di bidang pembiayaan insfrastruktur. “Saat ini kami memang baru untuk kedua kalinya memberikan pembiayaan pada Inka. Pembangunan insfrastruktur memang tidak bisa sendiri. Porsi pembiayaan insfrastruktur ini memang besar. Jadi dibutuhkan sinergi. Kami senang bisa bertandem dengan Mandiri. Ini sinergi BUMN yang saling melengkapi,” puji Emma.

Dia berharap, hasil dari kerjasama ini tidak hanya untuk dapt melayani masyarakat tapi sekaligus memberi keuntungan pada semua pihak yang terlibat kerja sama. “Keuntungan financial akan berdampak pada kontribusi pembangunan nasional. Kredit ini fokusnya untuk revitalisasi gerbong kereta. Kami berharap bisa sesuai target pada 2018 selesai. Dengan mendukung insfrastruktur, kami yakin akan berdampak jadi bangsa yang besar,” tuturnya. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *