Oleh Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar
semarak.co– Katanya Pancasila lahir pada 1 Juni 1945.
Berarti sebelumnya Pancasila tidak dikenal.
Sunan Kalijaga, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Sultan Hasanuddin, Cut Nya’ Dien, Kyai Ahmad Dahlan saat mendirikan Muhammadiyah, Kyai Hasyim Asy’ari saat mendirikan NU, para pendiri Boedi Utomo, para pencetus Soempah Pemoeda, itu semua belum kenal Pancasila.
Mereka memang mengamalkan nilai-nilai yang kemudian disebut terkandung dalam Pancasila, karena mereka mengamalkan syari’at Islam.
Semua yang menegakkan syari’at Islam, pastilah dapat dikatakan telah mengamalkan Pancasila. Tidak mungkin kita mengatakan para pahlawan itu anti Pancasila. Tetapi Sunan Kalijaga dulu tetap disebut menyebarkan Islam, bukan menyebarkan Pancasila.
Karena itu sangatlah aneh, kalau kemudian upaya penegakan syariat Islam dibenturkan dengan Pancasila, karena tanpa syariat Islam, Pancasila tinggal sebagai falsafah yang tidak pernah dapat diperjelas bentuk kongkritnya seperti apa?
Seperti apa mengatur sumber daya alam dengan Pancasila?
Seperti apa membayar upah buruh dengan Pancasila?
Seperti apa mengatur pernikahan dengan Pancasila?
Kalau dengan syariat Islam jelas, tuntas, puas … 🙂
sumber: WA Group KAHMI Nasional