Perang tagar antara pendukung Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) dengan umat Islam yang menjadi oposisi pemerintahan yang dipimpin presiden dan dijuluki Kadrun oleh para pendukungnya, tengah berlangsung di jagat media sosial (medsos).
semarak.co– Perang ini dipicu terbitnya Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang diinisiasi DPR dan disusul pernyataan Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang Buruh dan Ketenagakerjaan DPP Partai Gerindra Franciscus Xaverius Arief Poyuono bahwa kebangkitan PKI hanya kebohongan yang dihembuskan para Kadrun untuk mendiskreditkan Presiden Jokowi.
Hingga Sabtu (20/6/2020) pukul 07:00 WIB tagar #TenggelamkanKadrun yang dilambungkan pendukung Presiden Jokowi terlihat masih menduduki posisi puncak trending topics Twitter Indonesia karena dicuitkan dengan cepat hingga 18.100 kali, diikuti tagar #PDIPSarangKomunis di peringkat kedua yang dicuitkan hingga 11.100 kali.
Pada pukul 08:50 WIB, tagar #TenggelamkanKadrun telah hilang dari lima besar trending topics Twitter Indonesia. Sementara tagar #PDIPSarangKomunis menggantikan tagar #TenggelamkanKadrun di puncak trending karena telah dicuitkan dengan cepat hingga 13.100 kali.
“Jejak digital para kader PDIP yang sangat getol & konsisten memperjuangkan poin-poin yang ada dalam manifesto PKI tidak terbantahkan. Belum lagi beberapa kadernya yang duduk di DPR RI sekarang ini adalah anak PKI. Wajar jika publik meyakini bahwa #PDIPSarangKomunis,” tulis admin @Politikus Badut.
“Dulu ketika rame berita HTI ingin khilafah/Pancasila Syariah, Islam Kaffah, kalian teriak-teriak “PANCASILA SUDAH FINAL”. KAMI INDONESIA, KAMI PANCASILA. Nah, sekarang malah mau diotak-atik, kemana kalian yang dulu bersuara? Koq diam Pancasila mau diotak-atik? #PDIPSarangKomunis,” kata Habib Ali Alhinduain melalui akun Twitter-nya, @alialhinduain.
“Ribka Tjiptaning yang katanya Bangga jadi anak PKI ada di partai apaan? Cuma nanya aja. #PDIPSarangKomunis #PDIPSarangKomunis,” kata @EtekewerNyengir.
“#PDIPSarangKomunis… Mau ngelak apa lagi kalo PDIP itu Sarang Komunis? PDIP dalang RUU HIP,” tuding @Vife70664464 seraya menyematkan video berdurasi 2 menit 20 detik yang antara lain berisi manifesto PKI tahun 1963 seperti disinggung @PolitikusBadut.
Manifesto tersebut isinya antara lain begini; “Tuan Komunisto Phobi, rupanja tuan pura2 lupa bahwa dalam Pantja Sila tidak hanya ada sila Ketuhanan Jang Maha Esa, dan kami tidak setuju main ‘urat tunggang’ seperti Hamka yang mengatakan bahwa Ketuhanan Jang Maha Esa adalah urat tunggang Pantja Sila.
Sebab, kalau demikian kaum nasionalis dapat saja mengatakan bahwa sila Keadilan Sosial adalah urat tunggang Pantja Sila, dan kaum Komunis dapat pula mengatakan bahwa sila Keadilan Sosial adalah urat tunggang Pantja Sila
Kalau sudah demikian apa lagi artinya Pantja Sila sebagai alat pemersatu? Oleh karena itu kaum Komunis menentang pemretelan atau pemisahan satu-persatu daripada sila2 Pantja Sila. Kalau setudju Pantja Sila terimalah sebagai kesatuan, dan djika demikian ia tidak bisa lain daripada alat pemersatu atau Eka Sila Gotong Royong”.
Seperti diketahui, saat publik tengah dihebohkan oleh RUU HIP, tiba-tiba saja Waketum Gerindra Arief Poyuono melalui sebuah wawancara yang diunggah ke kanal YouTube Anak Bangsa TV pada 15 Juni 2020, mengatakan bahwa kebangkitan PKI itu tak ada, dan itu hanya isu yang dihembuskan kadrun untuk mendiskreditkan Presiden Jokowi.
Pernyataan Arief itu membuat para Kadrun meradang dan mencaci maki Arief, bahkan mengucapkan selamat tinggal kepada Gerindra, sehingga DPP partai itu bereaksi dan Arief akan disidang pada Selasa (23/6/2020) nanti untuk diklarifikasi atas pernyataannya itu.
Apa yang dialami Arief ini dibela para pendukung Presiden Jokowi, sehingga tagar #TenggelamkanKadrun pun masuk trending topics, namun “para Kadrun” tak tinggal diam atas aksi pendukung Presiden yang akrab dijuluki Cebong itu.
Mereka melambungkan tagar #PDIPSarangKomunis, karena mereka curiga kalau para Cebong yang melambungkan tagar #TenggelamkanKadrun adalah PKI atau partisipannya, dan mereka curiga kalau anggota DPR yang menginisiasi terbitnya RUU HIP adalah unsur PKI.
Maka begitulah, karena publik tahu di PDIP terdapat beberapa kader PKI, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu pun jadi sasaran. Apalagi karena dalam salah satu pidato yang videonya belakangan ini viral lagi di media sosial, Megawati bicara tentang Pancasila yang dapat diperas menjadi Trisila dan kemudian Ekasila.
Kita tunggu apakah setelah dibalas Kadrun dengan tagar #PDIPSarangKomunis, para Cebong akan membalas dengan tagar baru? Tapi yang pasti berbagai elemen masyarakat seperti MUI, Muhammadiyah, PBNU dan LVRI telah menyatakan menolak RUU HIP, dan pemerintah pun mengatakan telah meminta DPR agar menunda pembahasannya.
RUU HIP ditolak karena tidak menjadikan TAP MPRS Nomor 25/MPRS/1966 tentang pembubaran Partai Komunis Indonesia dan Pelarangan Penyebaran Paham Komunisme dan Marxisme sebagai pertimbangan saat RUU itu disusun, sehingga dicurigai memberi peluang kepada PKI untuk kebangkitan kembali.
Selain itu, pemerasan Pancasila dalam RUU ini menjadi Trisila yang terdiri dari sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi, dan ketuhanan yang berkebudayaan, serta memerasnya lagi menjadi Ekasila, yakni gotong royong, dinilai merupakan upaya terselubung untuk melumpuhkan sila pertama Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. (rhm/net/smr)
sumber: dekannews.com Sabtu, 20 Juni, 2020/09:56