Hentikan Pendanaan kepada WHO, Presiden Trump Banjir Kecaman Pemimpin Negara

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden AS Donald Trump saat pertemuan bilateral di KTT para pemimpin G20, di Osaka, Jepang, Jumat (28 /6/2019). Foto: internet

Kementerian Luar Negeri Iran pada Rabu (15/4/2020) mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) di tengah pandemi virus Corona jenis baru penyebab Covid-19.

semarak.co -Juru bicara Kementerian Luar Negeri Abbas Mousavi mengatakan, tindakan AS untuk menghukum koodinator urusan kesehatan dunia satu-satunya di tengah perang melawan bencana global merupakan tindakan tidak bertanggung jawab sekaligus kejahatan terhadap kemanusiaan.

Bacaan Lainnya

“Tujuan utama keputusan Trump untuk menggunduli WHO yakni untuk menyalahkan orang lain dan menyembunyikan ketidakmampuan pemerintah Amerika Serikat dalam menangani virus corona,” kata Mousavi dikutip Xinhua.

Trump pada Selasa malam (14/4/2020) mengumumkan bahwa ia telah menginstruksikan pemerintahannya untuk menghentikan pendanaan kepada WHO, yang dianggapnya sangat ngawur mengatur dan menutupi penyebaran virus corona.

Trump, pada konferensi pers Gedung Putih itu, mengatakan WHO telah gagal dalam tugas dasarnya dan harus bertanggung jawab. Dia mengatakan kelompok itu telah mempromosikan disinformasi China tentang virus yang kemungkinan mengarah pada penyebaran virus yang lebih luas daripada yang seharusnya terjadi.

Amerika Serikat secara keseluruhan merupakan donor terbesar bagi WHO yang bermarkas di Jenewa, dengan kontribusi lebih dari 400 juta dolar AS pada 2019 atau sekitar 15 persen dari anggaran WHO.

Rusia mengecam Trump dengan menyebut keputusan itu egois sekaligus membahayakan sebuah badan dunia yang sedang ingin dijadikan acuan oleh banyak negara dalam menghadapi krisis virus corona.

Trump, yang menghadapi kritikan pedas terkait respons pemerintahannya terhadap epidemi virus corona, mengibarkan bendera permusuhan dengan WHO dan pada Selasa (14/4/2020) menghentikan pendanaan kepada badan tersebut terkait penanganan pendemi COVIID-19.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada Rabu (15/4/2020) mengatakan bahwa pengumuman AS sangat mengkhawatirkan. “Ini contoh sebuah prosedur yang sangat egois oleh otoritas AS dengan apa yang sedang terjadi di dunia terkait pandemi,” kata Ryabkov seperti dikutip Kantor Berita TASS seperti dilansir Reuters.

Hantaman seperti itu terhadap organisasi ini, nilai Ryabkov, pada saat mata masyarakat dunia dalam banyak hal sedang mengarah padanya, merupakan langkah yang patut di kecam dan dikritik.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas pada Rabu melontarkan kritikan pedas kepada Trump atas keputusannya menghentikan pendanaan WHO. “Menyalahkan tidak membantu. Virus tidak mengenal batasan. Kita musti bersatu melawan COVID-19,” cuit Maas di akun Twitter miliknya.

Tulisan Maas berikutnya, “Salah satu investasi terbaik adalah bahwa PBB, khususnya WHO yang kekurangan dana, memperkuat, misalnya dalam pengembangan dan distribusi tes dan vaksin.”

China pun ikut mendesak AS untuk memenuhi kewajibannya kepada WHO. Ditanya saat konferensi pers harian mengenai kesediaan China untuk mengisi kekurangan dana akibat AS menarik diri, Rabu (15/4/2020) juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian tidak menyampaikan komitmen. “China sedang mempelajari isu-isu relevan sesuai dengan kebutuhan situasi,” katanya.

Zhao menyebut pandemi, yang telah menginfeksi hampir dua juta orang di seluruh dunia, kini berada di tahap kritis dan bahwa keputusan Washington tersebut dapat berdampak pada seluruh negara di dunia.

Penghentian pendanaan itu telah diperkirakan sebelumnya. Trump semakin kritis terhadap organisasi itu ketika krisis kesehatan global terus berlanjut, dan dia bereaksi dengan marah terhadap kritik terhadap cara penanganan pemerintahannya.

Keputusan itu langsung menuai kecaman. Presiden Asosiasi Medis Amerika Patrice Harris menyebutnya langkah berbahaya ke arah yang salah yang tidak akan membuat upaya mengalahkan COVID-19 lebih mudah dan mendesak Trump untuk mempertimbangkan kembali.

Presiden Republik itu menuduh WHO terlalu lunak dengan China pada masa-masa awal pandemi itu yang menyebabkan kematian yang tidak perlu dengan gagal memberlakukan larangan perjalanan ke China. “WHO gagal dalam tugas dasar ini dan harus bertanggung jawab,” kata Trump.

Korban tewas di AS akibat COVID-19, hingga Rabu (15/4/2020) penyakit pernapasan yang sangat menular yang disebabkan oleh virus itu, mencapai angka 25.700 pada Selasa. Sementara jumlah kasus terkonfirmasi yang diketahui mencapai lebih dari 600.000, menurut hitungan Reuters.

Jutaan orang Amerika telah kehilangan pekerjaan mereka, dan ekonomi AS telah lumpuh karena warga telah tinggal di rumah dan kegiatan ekonomi diperintahkan untuk tutup, yang membayangi peluang pemilihan kembali Trump pada November.

WHO Perlu Sumber Daya Lebih

WHO adalah badan khusus PBB – badan internasional independen yang bekerja dengan PBB. Seorang juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pengumuman Trump.

WHO telah meminta lebih dari $ 1 miliar untuk mendanai operasi melawan pandemi. Badan ini membutuhkan lebih banyak sumber daya daripada sebelumnya karena memimpin respons global terhadap penyakit tersebut.

Trump mengatakan Washington akan membahas dengan mitra kesehatan global apa yang akan dilakukan dengan jutaan dolar yang biasanya masuk ke WHO dan mengatakan Amerika Serikat akan terus terlibat dengan organisasi itu.

Trump telah lama mempertanyakan nilai-nilai Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mencemooh pentingnya multilateralisme ketika ia berfokus pada agenda “America First”.

Sejak Trump menjabat, ia telah keluar dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Badan Budaya PBB (UNESCO), perjanjian global untuk mengatasi perubahan iklim dan kesepakatan nuklir Iran dan menentang pakta migrasi PBB.

Pemerintahan Trump pada 2017 memangkas pendanaan untuk Dana Kependudukan PBB (UNFPA), badan PBB yang membantu pengungsi Palestina (UNRWA) pada 2018 dan menunda kontribusinya pada badan penerbangan PBB tahun lalu.

Berdasarkan anggaran dua tahunan WHO periode 2018-1919, Amerika Serikat diharuskan membayar $ 237 juta – yang dikenal sebagai kontribusi sesuai nilai, yang disesuaikan oleh Kongres – dan juga memberikan $ 656 juta dalam kontribusi sukarela yang terkait dengan program-program tertentu.

Menurut situs WHO, kontribusi China untuk periode 2018-2019 adalah hampir $ 76 juta dan sekitar $ 10 juta dalam pendanaan sukarela. (net/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *