SBY No-Lockdown Policy

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). foto: internet

by Zeng Wei Jian

semarak.co -Senin 23 Maret 2020, sebagian kantor tutup. Toko-toko buka. Glodok kerja setengah hari. Warga swadaya semprot disinfektan dan bikin wastafel portable.

Bacaan Lainnya

Juhai Firmansyah, manager K-3, mulai WFH. Tenant apartemennya nyuru beli alat semprot seharga 350 ribu di Glodok.

Ms. Yani supervisor di “D-bakery” beri laporan. Roti tawarnya ludes lagi. “Sudah 1 minggu laris-manis tanjung kimpoy,” katanya.

Pagi suplai 200 pcs. Siang tinggal 5 bungkus. Dia sedang olah suplai sore-malam. Hari ini toko tutup jam 20.00. Biasanya closing time pukul 10 malam.

Covid-19 menguntungkan sebagian sektor. Vitamin C ludes dari apotik. Pangan diserbu. Pabrik Disinfektan & sanitizer laku keras. Demand Masker & sarung tangan meroket.

Calon Wagub Jakarta Ariza Patria menyiapkan ribuan “Resimen Mahasiswa” sebagai Relawan Corona.

Rumah Sakit Khusus Covid-19 Wisma Atlet resmi dibuka Presiden Jokowi hari ini. Alkes yang diambil Pesawat Hercules TNI dari Shanghai China sudah kembali. IDI, Said Didu, Pigai, PMI, Klik JK, Buzzer Lockdown bunyi lagi & lagi. Ga ada bosennya. Mereka tekan Pemerintah segera lockdown. Pemerintah dituduh tidak serius dan tidak mampu handle virus.

Presiden SBY memisahkan diri dari Gerombolan Lockdown. Dia menyatakan, “Tak perlu dilakukan lockdown di kota-kota. Penyebaran Covid-19 bisa kita batasi.”

Lockdown dilakukan apabila speed penyebaran virus melampaui kapasitas rumah sakit. Selain menyiapkan hotel dan wisma atlet, pemerintah menyiapkan dua pulau; Sebaru dan Galang, sebagai karantina isolasi penderita Covid-19. Provokator lockdown yang terpapar virus juga bisa menggunakan fasilitas itu.

Bill Gates pernah prediksi 33 juta orang akan tewas diserang virus corona. Kasak-kusuk grup WA dokter gurem meramal 1,5 juta orang Indonesia bisa tewas.

“The virus spreads in a geometric progression,” kata PM Benjamin Netanyahu.

Satu menginfeksi dua. Jadi 4, 8, 16 dan seterusnya. Akhirnya 100% populasi Israel kena Covid-19. Ngeri banget…!!

“Logica-Netanyahu” menyimpulkan 100% populasi akan saling bertemu di waktu singkat. Ini dasar kalkulasi geometric-nya. Sayangnya ngawur. Ironiz.

Faktanya, “We do not move about in space like particles,” kata Dan Yamin, of Tel Aviv University’s industrial engineering department.

Orang saling bertemu dengan teman yang itu-itu juga. Terlebih mereka yang sadar lakukan lockdown mandiri.

Covid-19 masuk corona virus family. Tapi mutasinya lambat. Terakhir SARS ngamuk 17 tahun lalu. Baru sekarang mutasi jadi Covid-19. Bandingkan dengan influenza yang bisa 17x bermutasi dalam 1 tahun.

Posisi Covid-19 mirip HIV. Belum ada vaksinnya. Bedanya, Covid-19 bisa sembuh. HIV hanya berubah dari status “dead-sentence” menjadi “cronic disease”. Ada “highly active antiretroviral theraphy” sebagai “functional cure”. Artinya Virus HIV ada dalam tubuh tapi dibuat latent.

Vaksin Covid-19 sedang dibuat. Takes time. Masih lama. Hanya bisa dilakukan treatment penyembuhan. Protocolnya pun belum baku. Menggunakan Avigan, Chloroquine, Remdesivir, Vitamin C megadose dan lain-lain.

Presiden Trump pernah rilis estimasi cerah. Dia bilang mortalitas Covid-19 hanya 1 persen. Masuk akal. Way to go Trump…!!

Mereka yang sembuh akan menjadi “human shield”. White blood punya immunological memory. Sehingga otomatis punya daya tangkal terhadap serangan ke dua. Lama-lama Covid-19 sulit mencari inang.

Pemerintah Pusat mendengar aspirasi kalangan usaha, tukang ojek, urban poor dan orang waras. Lockdown masih belum saatnya.

Masyarakat harus bantu pemerintah dan dokter. Sedikit mungkin keluar rumah. Jangan ngumpul-ngumpul. Perusahan liburkan karyawan. Minimal sistem shift. Swadaya bilik disinfektan di depan kantor. Sediakan masker buat buruh dan family. Cuci tangan 1 jam sekali. Pake sabun. Ini protokol Taiwan sehingga sukses stop Covid-19 attack.

THE END

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *