Direktur Utama PT Bank Mandiri Royke Tumilaar tetap optimistis dapat mencapai target pertumbuhan kredit 10% tahun ini. Meski penyaluran kredit diprediksi terdampak wabah virus Corona.
semarak.co -“Saya masih optimis ya capai target, sepanjang Corona ini cepat berakhir. Saya berharap tetap sampai 10 persen lah,” ujar Royke saat RUPST perseroan di Plaza Mandiri, kawasan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Rabu (19/2/2020).
Semester I-2019, kutip Royke, pertumbuhan kredit pasti akan melambat seiring masih berkembangnya wabah virus Corona. “Kita lihatin dengan Corona ini pasti akan impact. Itu kan kajiannya gak gampang juga untuk dilihat, tapi pasti ada impact-nya, pertumbuhan kredit agak slow di awal-awal ini,” katanya.
Ia menilai, dampak wabah virus Corona akan sangat terasa di sektor pariwisata serta industri yang menggunakan bahan baku yang diimpor dari China, misalnya industri otomotif.
Royke juga memperkirakan, rasio kredit bermasalah (NPL) perseroan akan meningkat sekitar 0,2-0,3 persen dengan asumsi wabah Virus Corona berlangsung selama enam bulan.
Ia pun tak menutup kemungkinan Bank Mandiri akan menambah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) karena terkereknya NPL. “CKPN kita pertimbangkan untuk ditambah,” ujarnya.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Mandiri menyetujui pengalokasian 60% dari laba bersih 2019 atau sekitar Rp16,49 triliun (sekitar Rp353,34 per lembar saham) sebagai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham.
Nilai tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp11,2 triliun (sekitar Rp241 per lembar saham). “Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam mengembangkan bisnis dan memenuhi ketentuan terbaru regulator,” imbuhnya.
Serta sebagai bentuk apresiasi perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya, lanjut dia, sementara sisa 40% dari laba bersih 2019 akan digunakan sebagai laba ditahan.
Menurut Royke, Bank Mandiri membukukan kinerja yang sangat baik pada tahun lalu, dimana laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat sebesar Rp27,5 triliun atau tumbuh 9,9% secara year on year (yoy).
Pencapaian tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit konsolidasi yang sebesar 10,7% YoY hingga mencapai Rp907,5 triliun pada akhir tahun lalu. Dari kucuran tersebut, perseroan berhasil mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp59,4 triliun, naik 8,8% YoY dibanding tahun sebelumnya.
Alhasil, aset perseroan pun terkerek naik 9,65% menjadi Rp1.318,2 triliun pada akhir tahun lalu. Seiring keinginan untuk tumbuh secara sehat dan berkelanjutan, Bank Mandiri berhasil memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan sehingga rasio NPL gross turun 42bps menjadi 2,33% dibandingkan Desember tahun lalu.
Dampaknya, biaya CKPN pun ikut melandai sebesar -14,9% YoY menjadi Rp 12,1 triliun. Menurut Royke, konsistensi untuk mengutamakan prinsip pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan dalam ekspansi serta inovasi layanan yang berkelanjutan.
Itu melalui otomatisasi ataupun digitalisasi, menjadi kunci keberhasilan perseroan dalam melewati tahun 2019 yang diwarnai dengan persaingan ketat industri perbankan serta maraknya usaha pembiayaan berbasis digital.
“Perseroan menyadari tantangan industri perbankan tahun ini akan semakin kompleks, baik dari aspek likuiditas, keberadaan industri teknologi finansial (tekfin) serta ketidakpastian situasi ekonomi global,” ujarnya.
“Untuk itu, kami akan terus mewaspadai perkembangan ekonomi terkini dan melakukan inisiatif strategis yang diperlukan berdasarkan pertimbangan efektifitas dan efisiensi,” katanya.
Salah satu inisiatif tersebut, tambah Royke, terlihat dari keputusan pemegang saham melakukan perubahan perubahan susunan pengurus perusahaan.
Salah satunya adalah pengangkatan Hery Gunardi menjadi Wakil Direktur Utama menggantikan Sulaiman Arif Arianto yang telah habis masa jabatannya. Adapun Aquarius Rudianto diangkat menjadi Direktur Bisnis dan Jaringan.
RUPST juga menyepakati penunjukkan M. Chatib Basri sebagai Komisaris Utama menggantikan Kartika Wirjoatmodjo yang menjadi Komisaris Utama Bank Rakyat Indonesia.
Selain itu, pemegang saham juga setuju mengangkat Andrinof Chaniago, Nawal Nely, Faried Utomo, Arif Budimanta, Boedi Armanto dan Loeke Larasati Agoestina dalam jajaran Dewan Komisaris Perseroan.
“Di samping untuk menjawab tantangan industri perbankan, keputusan pemegang saham ini diharapkan akan semakin membawa Bank Mandiri menjadi bank BUMN yang mampu memainkan peran sebagai agen perubahan dan agen pencipta nilai untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” tutupnya. (lin)
Dengan keputusan ini, susunan direksi perseroan menjadi sebagai berikut:
Direktur Utama Royke Tumilaar,
Wakil Direktur Utama Hery Gunardi,
Direktur Manajemen Risiko Ahmad Siddik Badruddin,
Direktur Information Technology Rico Usthavia Frans,
Direktur Treasury, International Banking & SAM Darmawan Junaidi,
Direktur Corporate Banking Alexandra Askandar,
Direktur Operations Panji Irawan,
Direktur Kepatuhan dan SDM Agus Dwi Handaya,
Direktur Hubungan Kelembagaan Donsuwan Simatupang,
Direktur Commercial Banking Riduan, serta Direktur Keuangan dan Strategi Silvano Winston Rumantir dan
Direktur Bisnis & Jaringan Aquarius Rudianto.
Adapun susunan komisaris perseroan menjadi:
Komisaris Utama M. Chatib Basri,
Wakil Komisaris Utama Andrinof Chaniago,
Komisaris Independen Mohamad Nasir,
Komisaris Independen Boedi Armanto,
Komisaris Independen Loeke Larasati Agoestina,
Komisaris Ardan Adiperdana,
Komisaris Nawal Nely,
Komisaris Faried Utomo,
Komisaris Arif Budimanta dan
Komisaris Rionald Silaban.