Universitas Andalas (Unand) Padang Sumatera Barat (Sumbar) memberi penghargaan kepada dosen yang paling produktif menulis artikel di media massa, buku serta menciptakan hak paten.
semarak.co -Rektor Unand Prof Yuliandri menyampaikan, hal itu pada pemberian penghargaan paten, hak cipta, buku, artikel media massa, dan pelatihan komersialisasi HAKI perguruan tinggi.
“Kami mendorong penuh peningkatan produksi karya ilmiah dan inovasi oleh dosen dan mahasiswa, sehingga meningkatkan reputasi kampus dan memberikan nilai tambah,” kata Yuliandri kampus Unand, Padang, Rabu (29/1/2020).
Saat ini orientasi penelitian ini, nilai Yuliandri, tidak hanya untuk kenaikan pangkat, tapi bagaimana pengembangan hilirisasi hasil penelitian. “Apalagi dalam tiga tahun terakhir Universitas Andalas sudah menempati peringkat nasional dalam kinerja penelitian,” ujarnya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unand Uyung Gatot S Dinata berharap pemberian penghargaan dapat meningkatkan atmosfer penciptaan paten, penulisan artikel serta buku. “Kampus adalah tambang inovasi yang dapat hasilnya bisa memberi peluang meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan,” ujarnya.
Untuk fakultas yang menciptakan paten terbanyak pada 2019 yaitu Fakultas Teknik 37 paten, Fakultas Farmasi 31 paten dan Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan 23 paten.
Sementara dosen dengan paten terbanyak pada 2019, Akmal Djamaan 26 paten, Firman Ridwan, M.Sc 8 paten, Uyung Gatot S Dinata, Juniarti dan Ferdhinal Asrul 7 paten. Kemudian fakultas dengan hak cipta terbanyak pada 2019 yaitu Fakultas Ilmu Budaya 172 karya.
Berikutnya, Fakultas Teknologi Pertanian 47 karya, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 43 karya. Sedangkan dosen dengan hak cipta terbanyak pada 2019 yaitu Pramono, Ph.D 49 karya, Dr Muhammad Makky 42 karya dan M.Yusuf, M.Hum 32 karya.
Untuk kategori fakultas dengan jumlah buku terbanyak pada 2019 Fakultas Teknik 56 judul, Fakultas Ilmu Budaya 43 judul, dan Fakultas Ekonomi 30 judul. Kategori dosen dengan jumlah buku terbanyak pada 2019 yaitu Heru Dibyo Laksono 21 judul, Sosmiarti 17 judul, Yulmira Yanti 10 judul.
Berikutnya kategori dosen dengan artikel media massa terbanyak pada 2019 yaitu Bahren 61 artikel, Hardisman 50 artikel dan Virtuous Setyaka 42 artikel. Untuk kategori dosen dengan artikel media massa terbanyak rentang 2016-2019 Ike Revita 87 artikel, Hardisman 76 artikel dan Bahren 69 artikel.
Terakhir Inventor Life Time Achievement diraih Prof Akmal Djamaan dan pencipta Life Time Achievement Heru Dibyo Laksono. Adapun penghargaan yang diberikan dalam bentuk piagam dan uang tunai.
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menyelenggarakan Kolokium Pendidikan Internasional dengan tema Pengembangan Pendidikan Bahasa dan Sastra Melayu.
Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan dua perguruan tinggi terkemuka negeri jiran Malaysia, yakni Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) dan Institut Pendidikan Guru (IPG) Kampus Ipoh, Malaysia
Rektor UMSU Agussani MAP mengatakan, kolokium pendidikan internasional ini adalah kegiatan yang sangat penting dan strategis, terutama bagi UMSU yang saat ini sedang antusias menggelorakan program internasionalisasi.
Diungkapkannya, bahwa kegiatan ini merupakan perwujudan dari kerja sama yang selama ini telah cukup baik dijalin dan dibina dengan sejumlah perguruan tinggi Malaysia.
“Kita sangat mengapresiasi kerjasama dengan perguruan tinggi di Malaysia, khususnya UPSI dan IPG Kampus Ipoh, karena alhamdulillah selama ini kerjasama yang sudah disepakati tidak hanya berhenti di atas kertas saja, tapi bisa diaktualisasikan dalam bentuk program aksi yang konkrit,” ujar Agussani di Medan, Minggu (2/2/2020).
Kolokium ini juga bernilai strategis, lanjut dia, karena mengangkat tema yang berkenaan dengan pengembangan pendidikan Bahasa dan Budaya Melayu. “Ini sejalan dengan program yang sedang kita galakkan, terlebih sekarang UMSU memiliki Pusat Kajian Budaya Melayu,” tuturnya.
Sementara Dekan Fakultas Bahasa dan Komunikasi UPSI Prof. Mahzan Arshad mengatakan, tema tentang pengembangan pendidikan Bahasa dan Budaya Melayu merupakan sesuatu yang penting karena sudah seharusnya Bahasa Melayu/Bahasa Indonesia bisa menjadi pengantar dan bahasa pengetahuan khususnya di Negara-negara ASEAN.
Tampil sebagai narasumber Prof. Khairil Ansari (Indonesia), Prof. Abdul Rasid Jamian (UPSI) dan Dr Samsudin Suhaili (UPSI). Kolokium dipandu Dr Syaiful Bahri Direktur Pascasarjana UMSU. Kolokium Pendidikan Internasional ini merupakan rangkaian awal dari kegiatan utama Pelantikan Pengurus Pusat Kajian Budaya Melayu UMSU.
Kegiatan ini juga diisi dengan Konfrensi Internasional yang terkait pengembangan Budaya Melayu di era disrupsi. Untuk kegiatan ini, selain dihadiri tokoh Melayu Sumatera Utara juga para pakar dari Malaysia, Thailand dan Kamboja. (net/lin)