Produsen kereta api pelat merah, PT Industri Kereta Api (INKA) akan menggarap proyek berskala besar di Republik Demokratik Kongo berupa pengerjaan kereta api, kereta barang, termasuk kereta rel listrik (KRL).
semarak.co -INKA bersama TSG Global Holdings akan berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur kereta sepanjang 1.700 kilometer, pembelian rolling stock, hingga kereta ringan atau light rail transit (LRT) dari kota ke bandara di negara Afrika tersebut.
Direktur Utama INKA Budi Noviantoro mengatakan, Guna menekan efisiensi, sejumlah kereta seperti kereta barang akan dirangkai di Kongo, sehingga biaya pengiriman lebih murah. Sedangkan kereta api akan dirangkai di Indonesia dan sepaket pengiriman dengan lokomotif yang siap dipakai di Kongo.
“Ada sekitar 176 kereta, kemudian infrastruktur rel serta pembangunan jaringan kereta listrik,” kata Budi di sela acara penandatangan kerja sama di kawasan SCBD, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (21/1/2020).
Tempat perakitan kereta di Kongo nantinya juga akan dijadikan depo-depo kereta yang belum banyak tersedia di negara tersebut.
Sementara di sektor penerbangan, TSG Global Holdings bersama PT Merpati Nusantara Airlines akan menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan penerbangan di Afrika, khususnya Kongo, untuk membuka rute pengangkutan kargo Indonesia-Afrika.
Termasuk juga kerja sama dalam maintenance repair and overhaul (MRO) dan training centre. Adapun TSG Global Holdings juga akan melakukan kerja sama dalam pembelian pesawat NC 212i buatan PT Dirgantara Indonesia.
CEO TSG Global Holdings Rubar Sandi mengatakan, pihaknya memilih mengembangkan bisnis ke Republik Demokratik Kongo karena memang saat ini beberapa investor AS sedang membuat target investasi di Asia Tenggara dan Afrika.
Terlebih Pemerintah AS memberikan dukungan penuh kepada investor yang memiliki rencana investasi di Asia Tenggara dan Afrika. “Kenapa kami memilih berkolaborasi dengan perusahaan Indonesia, karena Indonesia adalah negara terbesar, yang telah menggelar Indonesia-Africa Forum pada 2018 dan Asia Africa Infrastructure Dialogue pada 2019,” imbuhnya.
Maka dari itu, lanjut dia, TSG sangat tertarik untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan Indonesia, baik BUMN maupun swasta. Selain BUMN, TSG bersama lima perusahaan swasta Indonesia juga turut mengembangkan sektor lainnya di Kongo.
PT WMU akan mengembangkan peternakan unggas dengan teknologi terbarukan, PT NPN membangun pabrik pakan ternak, PT NAS untuk pengadaan stok minyak sawit, PT LMP Property & Construction akan melakukan pengembangan kota satelit di beberapa provinsi, dan PT ABP akan mengembangkan bisnis transportasi laut dan sungai di wilayah Kongo.
Rubar berharap kolaborasi ini dapat memberikan manfaat besar bagi kemajuan pembangunan Republik Demokratik Kongo, dan perusahaan-perusahaan Indonesia, sekaligus menjadi langkah nyata atas hubungan baik antara Indonesia dengan Afrika.
“Dengan adanya kolaborasi ini, ke depan akan lebih banyak lagi kegiatan bisnis antara perusahaan Amerika dengan perusahaan Indonesia, baik untuk kegiatan bisnis di Indonesia sendiri maupun di luar negeri,” katanya.
Sebelumnya TSG Global Holdings bersama entitas bisnisnya yakni PT TSG Utama Indonesia dan Titan Global Capital Pte Ltd menggandeng 10 perusahaan Indonesia untuk berkolaborasi melakukan ekspansi bisnis ke megaproyek Republik Demokratik Kongo (DRC), Afrika.
Ke 10 perusahaan Indonesia dimaksud meliputi PT Wijaya Karya (WIKA), PT Industri Kereta Api (INKA), PT Len Industri, PT Dirgantara Indonesia, PT Merpati Nusantara Airlines, PT Naga Putih Nusantara (NPN), dan PT Nabati Agro Sumatera (NAS), PT Widodo Makmur Unggas (WMU), PT LMP Property & Construction dan PT Aero Bahteranusa Palapa (ABP).
“Skema kolaborasi atau kerja sama yang dilakukan berupa operasi bersama bisnis. Ada beberapa juga yang kerja sama perusahaan, terutama dengan pihak swasta,” kata CEO TSG Global Holdings, Rubar Sandi.
Kolaborasi ini merupakan tindaklanjut dari kegiatan Indonesia Africa Forum (IAF) 2018 dan Asia Africa Infrastructure Dialogue 2019 yang dihelat di Bali. Saat itu, Indonesia dan Afrika bersepakat untuk menjajaki pengembangan bisnis baru di sektor industri strategis, infrastruktur, pembiayaan, pertambangan, tekstil, pemeliharaan pesawat dan perdagangan komoditas.
Turut hadir dalam kesempatan ini CEO TSG Indonesia Syaiful Idham, CEO Titan Global Capital – Gerry Loke, Direktur Utama (Dirut) WIKA Tumiyana, Dirut INKA Budi Noviantoro, Dirut PTDI Elfien Goentoro, Dirut MNA Asep Ekanugraha, dan Direktur Operasional LEN Linus Andor Mulana Sijabat.
Di DRC, TSG Global Holdings bersama WIKA, dan Len akan mengerjakan pembangunan electric solar panel berkapasitas 200 Megawatt (MW). Proyek ini juga akan berkolaborasi dengan Sunplus S.A.R.L. Di samping itu, WIKA juga tidak menutup kemungkinan akan mengerjakan proyek pembangunan Bendungan (Water Dam) di DRC. (net/lin)