Prabowo Kumpulkan Tokoh Antar Golongan Bahas Gejala Perpecahan

“Kita tadi mulai suatu pertemuan, pertemuan itu tidak formal, ini upaya untuk membangun komunikasi antara tokoh-tokoh dengan prinsip tidak kenal maka tak mungkin ada pengertian. Saya diminta untuk fasilitasi, bagi saya ini kehormatan yang besar. Tapi kami sepakat bergiliran melaksanakan acara semacam ini di tempat bergantian. Pertemuan ini tak lepas untuk membahas gejala rujuknya perpecahan. Itu dapat kita rasakan semua, semua sudah punya kepekaan, karena itu kita semua kumpul di sini, itu masalahnya, kita semua merasakan itu,” kata Prabowo di kediamannya Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (10/4) malam.

Untuk itu, dia menegaskan, adanya perkumpulan ini untuk membuat satu sama lain saling menjaga dan melindungi. Sehingga semua kelompok suku, semua ras, semua agama di Indonesia, tetap terjaga keamanannya. Prabowo juga mengimbau adanya pergantian jabatan bakal memecah belah persatuan bangsa. “Perbedaan itu biasa, pergantian jabatan itu biasa. Kita ini membangun suatu komitmen bahwa bhineka tunggal ika itu bagi kita adalah harga mati, NKRI harga mati, tidak ada dari kita, berpikir saja tidak tentang memecah belah bangsa dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan falsafah pancasila dan UUD 1945,” tegas mantan Danjen Kopassus.

Tentunya topik pembahasan dalam pertemuan ini tidak semuanya menjadi konsumsi publik. “Semua tokoh berkumpul, bicara namun tidak semuanya dapat jadi konsumsi umum karena kita juga butuh pikiran-pikiran yang jernih dalam rangka kita ingin sesuatu yang terbaik untuk bangsa. Anda lihat dari semua agama, tokoh-tokoh bangsa semua di sini hadir dari semua golongan,” terangnya.

Pertemuan lintas tokoh tersebut, menurut Prabowo, bertujuan agar sektarianisme tidak terjadi. Dia menambahkan, jika hal itu terjadi maka akan berpotensi memecah-belah bangsa akibat ketidaksesuaian dengan falsafah Pancasila dan UUD 1945

Pertemuan itu dihadiri jajaran politisi Partai Gerindra, seperti Ahmad Muzani dan Fadli Zon. Ada juga Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan; mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Amien Rais; Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman; dan politikus PKS, Hidayat Nur Wahid. Prabowo pun mengundang bos MNC Grup sekaligus Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo, dan penyanyi dangdut yang juga politikus Partai Idaman, Rhoma Irama.

Sejumlah tokoh memasuki rumah Prabowo sejak pukul 18.00 WIB. Di tengah guyuran gerimis, kendaraan yang ditumpangi para tokoh, seperti mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum, Chusnul Mariyah; anggota Dewan Pembina Gerindra, dan mantan Menteri Perekonomian, Kwik Kian Gie. Beberapa tokoh nasional lintas agama yang hadir Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Joko Santoso, mantan ketua MPR Amien Rais dan mantan ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Kemudian mantan menteri kehutanan MS Kaban, ulama Betawi Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, tokoh masyarakat Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf, Busyro Muqodas, mantan menteri sosial Bachtiar Hamzah, tokoh Tionghoa Lius Sungkharisma, dan banyak lagi.

Rhoma, saat keluar dari rumah Prabowo, tak menampik bahwa pertemuan itu juga membahas ketegangan dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Menurut dia, proses pilkada DKI kali ini berjalan tak biasa. “Sekarang ini ada seakan-akan pertentangan antaragama dan ras, sementara bangsa kita kan Bhinneka Tunggal Ika,” tutupnya. (okc/viv/lin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *