Para seniman dimediasi Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta untuk mengungkapkan aspirasinya kepada Pemerintahan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terkait revitalisasi kawasan kebudayaan Taman Ismail Marzuki (TIM) yang beberapa waktu lalu menarik perhatian publik.
semarak.co -Sastrawan Radhar Panca Dahana mengatakan, tuntutan dari pihaknya masih tetap sama, yakni menolak komersialisasi TIM dengan adanya bangunan hotel dan sebagainya.
“Adanya pertemuan ini, jadi lebih bagus karena prosesnya akan dialogis. Mudah-mudahan tersampaikan aspirasi kami dan dapat berjalan dengan baik,” kata Radhar di Gedung DPRD DKI Jakarta, kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin petang (23/12/2019).
Kedua, mereka setuju TIM direvitalisasi dengan syarat pelibatan para seniman dalam prosesnya, bukan hanya pembangunan material, tapi orang di dalamnya juga. Karena kan sesungguhnya tujuan kita semua untuk menjadikan TIM sebagai barometer kesenian Indonesia.
“Serta jangan tugaskan pihak yang kurang memahami sejarah, kehidupan, roh dan jiwa TIM. Karena mau sehebat apapun fasilitas kalau yang mengurus tidak paham itu semua mau apa?,” kata Radhar, salah satu tokoh seniman TIM.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan pihaknya belum bisa berkomentar apapun. Namun dia menjamin aspirasi para seniman akan ditampung dan pertemuan tidak akan berhenti di pertemuan ini. “Kami dengarkan aspirasi seniman, kami tampung semua. Kemudian ke depannya akan ada pertemuan lanjutan lagi,” kata Saefullah.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan Gembong Warsono mengatakan, pertemuan tahap awal yang difasilitasi pihaknya tersebut bertujuan untuk memberikan ruang para seniman untuk mengaspirasikan keinginannya yang hasilnya nanti untuk memberikan gagasan pengelolaan TIM yang lebih baik di pertemuan-pertemuan berikutnya.
Fraksi PDI Perjuangan ingin agar pengelolaan TIM yang lebih baik yang tidak menghilangkan roh TIM sebagai pusat kebudayaan. “Karenanya kami inisiasi pertemuan ini agar harapan dan gagasan dari para seniman tersampaikan,” ucap Gembong.
Revitalisasi TIM sudah dimulai sejak pertengahan 2019, dengan total anggaran sebesar Rp1,6 triliun setelah pembahasan APBD DKI 2020. Sebelumnya, total pembiayaan revitalisasi TIM yang disetujui berjumlah Rp1,8 triliun. Namun dipangkas sebesar Rp200 miliar karena dihapusnya bagian penginapan berbintang lima. (net/lin)