Keindahan Danau Batur, Kintamani Bali telah membuat kagum sepuluh wartawan rombongan Journalist Association of Korea Korea (JAK) dari berbagai media di Korea Selatan saat mengunjungi tempat wisataToya Devasya Hiker’s Camp di pinggir danau kaldera aktif seluas 16 kilometer persegi, kawasan Kintamani, Bali, Jumat (1/11/2019).
Ketua JAK Kyu Sung memuji tempat wisata itu. “Awalnya kami merasa capek karena perjalanan yang jauh, namun rasa capek itu menjadi sirna ketika melihat keindahan danau ini,” puji Kyu Sung.
Kepala Bagian Promosi Dinas Pariwisata Bangli Wayan Merta mengatakan, spot dari Toya Devasya sangat baik untuk menikmati keindahan Danau Batur dari pinggir danau. Karena dapat melakukan berbagai aktifitas seperti camping, mandi air panas dan lainnya.
Kedatangan rombongan wartawan dari Korea disambut hangat pemilik Toya Devasya, I Ketut Mardjana yang merasa senang karena tempat wisatanya dikunjungi wartawan dari korea dan rombongan dari PWI Pusat dan PWI Bali.
Rombongan JAK terdiri Mr. Moon Kwanhyun (Vice President Yonhap News Agency), Mr. Jang Taeyeoup (VP Jellaibo), Mr. Chioi Sukhwan (VP Money Today). Mr. Lee Juhyung (President of Daegu-Gyeongbuk Journalist Association, Daego Ilbo).
Lalu ada Mr. Park Jikyoung (The Kwangju Ilbo), Mr. Park Sang Joun (The Maeil Shinmun), Mr. Kwon Ki Taek (Busan Ibo), Mr. Lim Jinsu (President of CBS Branch), Mr. Kim Soo Han (President of The Herald Business Branch), dan Mr. Lee Won Hee (Director of JAK.
Sebelumnya wartawan yang tergabung dalam JAK mengunjungi Kementrian Pariwisata di Gedung Sapta Pesona, kawasan Medan Merdaka, Jakarta Pusat, lalu ke PWI Pusat, dan Dewan Pers dalam rangkaian kunjungan resmi ke Indonesia dari 30 Oktober hingga 3 November 2019.
Director of Tourism Marketing for Asia Pacific Kemenpar Ardi Hermawan memaparkan tentang target kunjungan 9 juta wisatawan dari Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II di 2019 dan berharap arus wisatawan dari Korea Selatan semakin meningkat. “Tahun 2019 ini ditargetkan 483.400 wisatawan dari Korea Selatan akan mengunjungi Indonesia,” ujarnya.
Usai dari Kementrian Pariwisata, Rombongan JAK yang dipimpinJung Kyu Sung itu melanjutkan kunjungan ke PWI Pusat yang diterima oleh Sekjen PWI Mirza Zulhadi, tiga orang Direktur PWI yaitu Mohammad Nasir, Bob Iskandar dan Dar Edi Yoga. Selain itu JAK juga berkunjung ke Dewan Pers yang diterima Wakil Ketua Dewan Pers Hendry Ch. Bangun.
Media massa di Korea Selatan ada sekitar 4.250 media dengan 30 ribu wartawan. Di Korea Selatan penyiaran sebagian besar dilakukan melalui televisi. JAK sendiri memiliki anggota 188 media dan sekitar 10 ribu anggota.
PWI Peduli, lembaga sosial milik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat diperkenalkan dalam kesempatan kunjungan delegasi JAK di kantor PWI Pusat, Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Pengenalan PWI Peduli itu disampaikan Direktur Program Kesejahteraan dan Pengabdian Masyarakat PWI Pusat yang juga Ketua PWI Peduli, M. Nasir setelah menjelaskan perkembangan terkini organisasi PWI.
Sekretaris Jenderal PWI Pusat Mirza Zulhadi menyampaikan ucapan terima kasih kepada para delegasi atas kunjungan JAK sehingga JAK dan PWI bisa bekerja sama di masa-masa yang akan datang.
PWI masih merupakan organisasi kewartawanan terbesar dan tertua di Indonesia. Begitu pula JAK, kata Jung Kyu Sung, merupakan organisasi terbesar di Korea. Jumlah anggotanya mencapai 10.000 wartawan dari berbagai platform media.
Sementara, PWI beranggotakan sekitar 15 ribu wartawan dari berbagai platform media. Anggota PWI sekarang diketahui semakin profesional setelah dilakukan uji kompetensi wartawan (UKW) sejak 2011.
“Wartawan kompeten hasil uji kompetensi yang diselenggarakan PWI bekerja sama dengan banyak pihak sekarang mencapai sekitar 11.300 orang. Sisanya yang belum mengikuti uji kompetensi, terus diupayakan bisa ikut UKW,” kata Nasir dalam penjelasannya kepada delegasi JAK yang tertarik pada pola pelaksanaan UKW oleh PWI.
Delegasi JAK selain tertarik pada uji kompetensi wartawan, juga ingin tahu banyak soal PWI Peduli yang menjadi wadah kegiatan sosial para wartawan yang ingin merasakan langsung berbagi pada sesama.
“PAK belum punya wadah seperti PWI Peduli, dan itu perlu,” kata salah seorang delegasi. PWI Peduli kini sudah berkembang hingga PWI Provinsi, Kota, dan Kabupaten. (lin)