Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Institut Studi Kemaritiman Maroko dalam kerja sama bidang pengembangan kapasitas kemaritiman. Sekaligus ini sebagai upaya menindaklanjuti nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) yang telah ditandatangani kedua negara.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, dengan disepakatinya MoU ini diharapkan perdagangan produk perikanan antara Indonesia dan Maroko bakal dapat terus meningkat ke depannya.
“Maroko merupakan negara yang memiliki track record atau rekam jejak yang baik dalam sektor perikanan,” kata Edhy Prabowo dalam rilis Humas KKP, Selasa (29/10/2019).
Seperti diketahui, Indonesia dan Maroko telah menandatangani MoU Kerja Sama Kelautan dan Perikanan. MoU ditandatangani Menteri KP Edhy Prabowo dan Menteri Luar Negeri, Kerja Sama Afrika dan Ekspatriat Maroko Nasser Bourita di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (28/10/2019).
MoU ini akan mempererat jalinan kerja sama di bidang pelatihan perikanan, penelitian teknis dan ilmiah di bidang perikanan laut, pengolahan dan pemasaran produk perikanan, IUU Fishing, serta memajukan kemitraan sektor swasta kedua negara.
MoU akan berlaku selama tiga tahun mendatang. pascapenandatanganan MoU, pihak Indonesia dan Maroko secara bersama akan menyusun bentuk-bentuk kegiatan konkret dan rinci dengan rentang waktu 2-3 tahun.
Berbagai bentuk kegiatan tersebut akan dimasukkan pada rencana aksi implementasi atau penerapan MoU yang dikoordinasikan dengan para pihak di negara masing-masing.
Maroko yang berada di persimpangan rute perdagangan utama yang menghubungkan Afrika, Amerika Serikat, Eropa dan Timur Tengah merupakan negara pusat ekspor di kawasan Afrika.
Sebagai pusat ekspor, Maroko memiliki pelabuhan internasional internasional Casablanca yang menjadi pusat bisnis dan pelabuhan terbesar di wilayah Afrika Utara.
Tak hanya didukung secara infrastruktur, Maroko juga memiliki perjanjian khusus dengan Uni Eropa terkait pembebasan tarif atas perdagangan produk industri.
Termasuk di dalamnya pembebasan selektif perdagangan untuk produk pertanian dan perikanan. Hal ini menjadikan Maroko sebagai negara mitra yang penting bagi Indonesia.
Pada 2018, ekspor produk perikanan Indonesia ke Maroko tercatat sebesar 185.167 dolar AS dengan komoditas utama antara lain tuna-tongkol-cakalang (TTC), ikan hias, dan udang. (net/lin)
sumber: indopos.co.id