PT Perikanan Nusantara (Perinus) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2020 antara Rp300 miliar hingga Rp400 miliar dalam rangka mendukung kinerja.
Direktur Utama Perinus M Yana Aditya mengemukakan, dana capex sebesar itu di antaranya akan digunakan untuk pembangunan 10 kapal baru serta pembelian maupun pemeliharaan alat untuk mendukung kinerja.
“Anggaran capex dari kas dan pembiayaan perbankan serta lembaga keuangan yang lain. Terbuka juga opsi lainnya dengan menerbitkan medium term notes (MTN). Pembangunan kapal sekitar Rp4 miliar hingga Rp5 miliar untuk satu kapal,” ujar Yana di sela acara kerja sama dengan Pemkab Mimika, di Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Saat ini, Yana mengemukakan bahwa perseroan memiliki 18 kapal besar. Dengan demikian, jumlah kapal perseroan ke depan akan bertambah menjadi 28 kapal, sehingga diharapkan dapat menambah jumlah hasil tangkapan laut.
Selain armada kapal, Yana mengatakan pihaknya juga akan menambah mitra nelayan dan perluasan kerja sama operasional (KSO) dengan pemilik kapal. Perusahaan yang menjalankan bisnis perikanan tangkap itu, saat ini sedang berupaya untuk meraih target pendapatan tahun ini sebesar Rp670 miliar.
“Hingga September, pendapatan perseroan baru mencapai Rp313 miliar. Jelang tiga bulan terakhir ini merupakan musim dimana ikan akan bermunculan, kita harap bisa kejar target,” ucapnya.
Namun, lanjut Yana, kinerja perseroan tidak lepas dari pengaruh iklim dan kondusivitas laut di suatu wilayah. “Faktor alam sangat menentukan, misalnya kita mau melaut, tapi karena ada badai kita tidak boleh sama syahbandar, ya kita ikuti,” ucapnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, Papua menandatangani nota kesepahaman dengan Perinus untuk pemanfaatan gudang beku (cold storage) dengan kapasitas 200 ton.
Bupati Mimika Eltimus Omaleng mengharapkan bahwa kerja sama dapat berdampak kepada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), pengembangan usaha serta memberikan manfaat bagi masyarakat Mimika.
“Di Mimika, ada sekitar 600 kapal nelayan, tapi kami bingung mau jual kemana, dengan kerja sama ini maka hasil tangkapan nelayan tidak hanya di konsumsi sendiri, tetapi juga untuk dijual sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat nelayan dan PAD,” ujarnya.
Diharapkan Perinus juga memberi bimbingan agar nelayan Mimika berdaya saing. Ia menambahkan kerja sama ini juga diharapkan dapat mendorong perusahaan daerah dapat turut berkembang sehingga turut berkontribusi pada industri, terutama bidang perikanan.
Selain itu, Bupati Mimika juga berharap dengan disepakatinya kerja sama itu dapat berimbas pada meningkatnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pada 2019 ini, telah dibangun gedung beku sebesar 200 ton oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
“Ke depan, kami juga akan terus melakukan pembangunan agar ekonomi di Kabupaten Mimika meningkat. Kerja sama itu merupakan salah satu wujud komitmen BUMN dalam pengembangan usaha di kawasan timur Indonesia. Perinus memiliki mandat untuk menyerap perikanan tangkap. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Mimika,” ujarnya.
Di samping itu, lanjut dia, kerja sama ini juga akan berdampak pada pengembangan usaha perseroan, terutama pada peningkatan produksi. Ia mengemukakan ruang lingkup kerja sama mencakup pemanfaatan dalam pengelolaan, pengoperasian, pembelian bahan baku ikan dari nelayan, pemasaran produk serta pemeliharaan gudang beku yang meliputi fasilitas, dua unit cold storage dengan kapasitas masing-masing 100 (seratus) ton.
Selain itu, dua unit air blast freezer (ABF) dengan kapasitas masing-masing tiga ton, serta fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam cold storage menjadi satu kesatuan dengan bangunan cold storage.
Perinus saat ini memiliki cold storage dari Sabang sampai Merauke diantara lain Sorong, Bitung, Gorontalo, Makassar, Bacan, Surabaya, Benoa dan Muara Baru. Perseroan memiliki cold storage terbesar di Muara Baru dengan kapasitas 2.000 ton. (net/lin)
sumber: indopos.co.id