PT Internusa Keramik Alamasri (INKA), produsen keramik Essenza yang pernah jaya di era 90-an membuka showroom di Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2019).
Managing Director INKA Angelica Lie mengatakan, setelah melakukan peremajaan mesin untuk mengembalikan kapasitas produksinya pada Semester I 2019, Essenza bertekad kembali meramaikan pasar keramik high end Indonesia.
“Sebagian besar mesin kami menggunakan mesin Italia yang sudah teruji dalam memproduksi keramik berkualitas tinggi. Semua mesin milling, press, dan kiln kami dari Italia, hanya mesin polishing and packing yang berasal dari Tiongkok” ungkap Angelica saat pembukaan show room baru.
Menyesuaikan tren terkini, INKA sudah menerapkan teknologi terbaru, seperti digital printing dan digital glazing yang mampu memproduksi keramik dengan ukuran besar. Tren desain terkini di pasar keramik telah menggunakan teknologi 3D (tiga dimensi), porcelain slab, dan ubin vitrified.
“Desain kami juga inovatif bekerjasama dengan mitra desainer yang kredibel dan ahli di bidangnya dala mendesain ubin keramik yang berciri khas dan original”, tambah perempuan yang akrab disapa Angel.
Untuk kebutuhan tersebut, INKA sudah memanfaatkan teknologi 3D printing, automation dan artificial intelligence. “Saat ini kapasitas produksi kami adalah 1,2 jt M2 pertahun yang secara bertahap akan ditingkatkan hingga 6,2 jt M2 per tahun,” klaim Angel.
Essenza bukan sekedar keramik biasa, bahan yang dipakai adalah porselen (porcelain). Porselen sendiri adalah sejenis keramik yang menggunakan bahan baku yang lebih murni dan melalui proses yang lebih panjang dibandingkan dengan keramik biasa.
Ini menghasilkan jenis keramik yang lebih kuat, tidak mudah bernoda, dan tahan terhadap cuaca ekstrim. Essenza pertama kali diproduksi pada tahun 1993, selanjutnya, Essenza agresif melakukan ekspansi usaha, seiring dengan semakin meningkatnya permintaan terhadap produk ubin porselen.
Pada masa jayanya, Essenza bahkan pernah memiliki titik pemasaran yang menjangkau hingga 30 negara, termasuk Italia. Dengan peningkatan pembangunan infrastruktur yang meluas di Indonesia, pembangunan properti sudah seharusnya ikut bertumbuh sehingga pasar keramik diharapkan juga meningkat.
Selain itu, kenaikan daya beli middle working class akan mendorong pertumbuhan pasar keramik. Saat ini, Indonesia ada di peringkat 3 terbesar untuk pasar keramik dari Tiongkok, maka sudah seharusnya potensi pasar keramik di Indonesia itu sangat besar dan terus tumbuh.
“Rata-rata pertumbuhan pasar industri keramik di tanah air ada di 15% per tahun,” ujar Angel dihadapan direksi lain.
Program pemerintah yang gencar dalam pembangunan infrastruktur saat ini, klaim dia, serta meningkatnya kebutuhan perumahan atau tempat tinggal oleh pekerja usia produktif, dan backlog perumahan Indonesia tahun ini yang mencapai 7,6 juta unit menjadi peluang bagi industri untuk meningkatkan konsumsi keramik nasional.
“Dan memperluas pangsa pasar dalam negeri. Selain itu, INKA juga memenuhi kebutuhan internal perusahaan induk IKAI. Essenza sendiri pernah menjadi market leader untuk ubin porselen. Dengan tagline “Essenza Reborn” kami akan berkontribusi mengembalikan keramik Indonesia agar kembali jaya di negeri sendiri,” tutup Angel. (dit)