Krisis kemanusiaan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, telah menyebabkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Kendaraan dan gedung hancur, puluhan orang luka-luka, sementara ribuan warga terus mengungsi.
ACT membuka Media & Crisis Center di berbagai wilayah (Jakarta, Makassar, Padang, Surabaya, dan wilayah lainnya) untuk memberikan informasi akurat kepada publik sekaligus menjadi tempat pengaduan orang hilang, serta penerimaan donasi.
Presiden ACT Ibnu Khajar mengatakan, Media & Crisis Center ini juga bertujuan untuk meminimalisasi kabar hoaks yang beredar. Media & Crisis Center yang dibuka di kantor ACT akan menjadi pusat informasi untuk seluruh lapisan masyarakat terkait informasi terkini tentang Wamena.
“Melalui Media & Crisis Center, publik dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi yang berkaitan dengan krisis kemanusiaan yang terjadi di Wamena, Papua. Tujuan kami mengadakan ini yaitu penyebarluasan informasi untuk kebutuhan publik dan juga sebaliknya, menampung informasi yang valid dari tim lapangan untuk disebarluaskan,” ungkap Ibnu saat pembukaan Media & Crisis Center di Menara 165, kawasan TB Simatupang, Jakarta Timur, Rabu (2/10/2019).
Media & Crisis Center yang telah diadakan di berbagai wilayah dapat menjadi rujukan berbagai pihak. Hal ini karena setiap harinya akan ada pembaruan informasi tentang pengungsi, korban, bantuan yang diperlukan hingga eksodus yang terjadi di Papua.
Sejalan dengan adanya Media & Crisis Center, Ibnu mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk saling berkumpul sebagai sebuah bangsa dan membangun Wamena kembali seperti semula.
“Kami sampaikan bahwa saat ini bukan lagi saatnya saling menghujat, bukan lagi saling menyalahkan, sudah saatnya kita saling berkumpul sebagai sebuah bangsa. Apabila kita tidak bisa hadir langsung untuk saudara-saudara kita di sana, kita bisa mengirimkan bantuan. Bantuan kita hadir sebagai sebuah bukti kepedulian,” imbuhnya.
Lukman Azis selaku Direktur Komunikasi ACT menambahkan, hingga saat ini, Media & Crisis Center telah dibangun ACT di berbagai titik, yaitu Jakarta, Makassar, Padang, dan terus menyusul di lokasi lainnya. Data-data yang ada di Media & Crisis Center ACT langsung dilaporkan oleh tim tanggap darurat di Papua saat ini.
“Kami akan memberikan data terkini dari lokasi lapangan mengenai jumlah korban wafat, jumlah pengungsi, jumlah warga yang eksodus serta bantuan yang dibutuhkan. Selain itu, Kami membuka kesempatan bagi media untuk berdialog secara langsung dengan tim lapangan ACT di Media & Crisis Center,” terang Lukman.
Kondisi terkini di dua titik krusial, ACT telah menyediakan Dapur Umum yang mampu memproduksi 1.000 porsi makanan setiap harinya. Dua ton beras juga telah didistribusikan beserta daging dari lima ekor sapi di tiga titik wilayah.
“ACT juga akan memberikan santunan bagi korban konflik yang meninggal dunia hingga keluarga yang ditinggalkan. Para dermawan, jangan pernah berhenti membantu, mari salurkan rezeki yang kita miliki. Kebutuhan saudara kita tidak hanya saat ini namun hingga masa recovery,” imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga mengajak para masyarakat muslim untuk membangun kembali Papua melalui program wakaf. “Inilah momen tepat untuk menguatkan saudara melalui wakaf kita,” ajak Lukman.
Media & Crisis Center juga menjadi tempat bagi masyarakat yang ingin berdonasi bagi warga terdampak konflik sosial. Bantuan bisa disalurkan langsung di portal Indonesiadermawan.id/PeduliWamena
Ataupun di berbagai e-commerce maupun crowdfunding yang bekerja sama dengan kami. “Mari, kita terus doakan agar kondisi segera pulih kembali. Terima kasih banyak kepada para Dermawan yang terus membantu kami hingga saat ini. Kita buktikan bahwa kita Indonesia, Indonesia yang Dermawan,” pungkas Lukman. (lin)