Ketua DPR Bambang Soesatyo mendorong pemerintah, DPR bersama Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, DPR Papua, serta tokoh masyarakat adat dan tokoh agama, untuk dapat bersinergi mencari solusi menyelesaikan kerusuhan di Papua.
“Saya mendorong Polri dan TNI untuk tetap menjaga keamanan dan memastikan agar situasi di Papua tetap kondusif,” ujar Bambang Soesatyo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (30/8/2019)
Hal itu disampaikan untuk menanggapi situasi tidak kondusif di Jayapura, Deiyai, dan beberapa daerah lainnya di Papua. “Polri dan TNI juga agar memberikan imbauan kepada personilnya untuk bertindak secara persuasif dan tidak menggunakan kekerasan maupun senjata dalam penyelesaian kericuhan,” kata calon ketua umum DPP Partai Golkar.
Bamsoet, sapaan akrabnya ini, juga mendorong Polri bersama Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengusut pihak-pihak yang memprovokasi massa hingga menyebabkan terjadinya ricuh pada demo yang terjadi pada Rabu (28/8/2019).
Polri dan BIN, kata dia, agar menyelidiki dan menindak tegas pelaku penembakan dan pelaku tindakan kekerasan menggunakan senjata tajam, yang menyebabkan adanya korban jiwa dari pihak penegak hukum maupun masyarakat sipil berdasarkan Protap Kapolri No. 1 tahun 2010 tentang Penanggulangan Anarki.
Bamsoet juga mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk tidak hanya memblokir internet di Papua, tapi juga melakukan pemblokiran konten bersifat hoaks maupun konten propaganda bersifat memprovokasi masyarakat Papua yang membuat situasi semakin tidak kondusif.
“Saya juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk bersikap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum terbukti kebenarannya,” katanya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Kabiropenmas) Markas Besar (Mabes) Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, TNI-Polri mengerahkan sebanyak 2.500 anggota pasukan gabungan TNI-Polri untuk menjaga situasi keamanan pascademonstrasi berujung kerusuhan di Jayapura, Papua.
“Total saat ini TNI Polri yang dikerahkan 2.500 personel. Itu hanya pengamanan di Jayapura saja,” kata Brigjen Dedi di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (30/8/2019).
Pasukan tersebut dikerahkan dari beberapa polda, rinci Dedi, Polda Kaltim, Kalbar, Kalteng, Kalsel dan Mako Brimob Polri. “Penambahan pasukan tersebut merupakan salah satu strategi untuk menciptakan situasi di Jayapura tetap aman, tertib dan kondusif,” imbuhnya.
Penambahan kekuatan dari Polda Kaltim, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Mako Brimob, lanjut dia, dalam rangka memulihkan situasi keamanan di wilayah Jayapura dan sekitarnya.
Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto menjelaskan, pihaknya mengerahkan sebanyak dua satuan setingkat kompi (SSK) untuk mengamankan situasi di Jayapura.
“Benar, dua SSK dari Yonif 501/Kostrad dan 129 Marinir untuk mengamankan objek vital di wilayah Jayapura,” ujar Eko terpisah. (net/lin)
sumber: indopos.co.id