DKI Jakarta siap menjadi tuan rumah cabang olahraga squash jika Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) Papua tidak menghendaki. Karena pemerintah provinsi ibu kota ini, kini sedang menyiapkan pembangunan sejumlah arena Squash bertaraf internasional.
Ketua Umum Pengurus Provinsi Persatuan Squash Indonesia (Pengprov PSI) DKI Jakarta Amalia Christina Damayanti mengatakan, kendala Squash tidak masuk dalam ajang PON dikarenakan PON dilaksanakan di Papua dan kita terkendala dengan fasilitas yang tidak ada di Papua, serta faktor keamanan.
“Fasilitas kita cukup kalau hanya untuk PON, karena lapangan squash yang dibangun pemerintah DKI Jakarta sudah bertaraf internasional,” ujar Amalia saat ditanya media sehubungan adanya pembatalan cabang olahraga squash tampil di PON 2020 di Papua.
Karena, sambung Amalia, lapangan squash di Papua hanya ada di daerah Timika dan Timika merupakan daerah yang masih sangat rawan sekali, jadi itulah yang menjadi pertimbangan mengapa Squash tidak masuk dalam ajang PON di Papua.
Kini Pengprov Squash DKI Jakarta, menggelar kompetisi bertajuk Jakarta Squash Open 2019 yang berlangsung di Senayan, Jakarta, 27-29/8/2019). “Tujuan diselenggarakannya kompetisi ini, karena Squash membutuhkan sekali kompetisi-kompetisi seperti ini, Alhamdulillah kita mendapat dukungan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta,” ujarnya.
Kompetisi ini, nilai dia, juga sekaligus bertujuan untuk memasyarakatkan olahraga Squash, kita ingin membuat event ini sebesar mungkin agar masyarakat di seluruh Indonesia mengetahui olahraga Squash lebih jauh lagi.
“Untuk mencapai tujuan tersebut, kita banyak sekali melakukan promo-promo seperti kita membuat dan menyebarkan konten-konten video atlet-atlet Squash di DKI Jakarta yang berbakat,” ujar Amalia usai pembukaan kompetisi Jakarta Squash Open 2019, Selasa (27/8).
Total atlet yang mengikuti kompetisi ini berjumlah 180 orang yang berasal dari beberapa wilayah di Indonesia serta dari luar negeri seperti India, Malaysia dan Singapura.
“Sebenarnya banyak sekali negara-negara di Asia yang ingin ikut berpartisipasi, karena kita memberikan informasi terkait kompetisi ini ke seluruh negara Asia, akan tetapi pada tahun 2019 beberapa negara di Asia bertepatan dengan ujian sekolah, oleh karena itu hanya tiga negara saja yang turut serta dalam kompetisi ini.”
Jakarta Squash Open memiliki beberapa kategori, dari mulai kelompok usia 11 tahun, 13 tahun, 15 tahun, 17 tahun, 19 tahun, katagori open serta kategori master. Pembinaan Squash lebih mengarah ke pelatda terlebih dahulu, dikarenakan kita sangat berharap sekali kalau olahraga Squash ini bisa masuk dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON).
Jadi pembinaan prestasi kita di DKI Jakarta tetap berlanjut, walaupun sampai saat ini olahraga Squash belum masuk dalam agenda PON, akan tetapi kita tidak putus asa untuk melobi-lobi sekaligus pembinaan prestasi kita tidak berhenti.
Sementara Kadispora DKI Jakarta, Achmad Firdaus, menyampaikan memang Jakarta Squash Open merupakan agenda rutin dari dinas pemuda dan olahraga (Dispora) khususnya di 2019, dan tiap tahun akan terus kami selenggarakan serta tentunya akan ada peningkatan baik kualitas maupun kuantitas dari turnamen Squash setiap tahunnya,” ujarnya. (trigan)