“Kalau bisa kelompok sasarannya juga diperluas. Walau pun sering muncul adanya keterbatasan lahan dan lokasi perumahan yang jauh dari tempat kerja sehingga cost of transport akan membengkak,” ujar Agus melalui pesan elektroniknya, Rabu (22/3).
Selain itu, lanjut Agus, untuk para pedagang yang umumnya berada di daerah perkotaan, maka tipe rumah yang paling pas adalah Rumah Susun (rusun). “Kendala juga, biasanya terkait siapa penjamin kreditnya? Tapi apa pun itu, demi pemerataan,, maka seluruh masyarakat berhak memperoleh perumahaan dengan harga yang terjangkau dan mudah diperoleh,” tutupnya.
Seperti diberitakan, konsisten mendukung “Program Sejuta Rumah” yang dicanangkan pemerintah dengan merilis produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baru bertajuk KPR BTN Mikro. Debitur KPR BTN Mikro harus diberikan pendampingan usaha dan bisnis sehingga hadirnya produk ini menjadi bentuk dukungan nyata BTN bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Produk anyar ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).Terutama, pekerja di sektor informal yang jumlahnya diprediksi mencapai 6,5 juta orang.
“Dengan KPR Mikro, Bank BTN membuka ruang bagi masyarakat yang lebih luas dalam memperoleh akses pembiayaan perumahan,” ungkap Maryono, Direktur Utama BTN, Maryono saat meresmikan peluncuran KPR BTN Mikro di Wisma Perdamaian, Semarang, Jawa Tengah, 24 Februari 2017.
Adapun, produk KPR BTN Mikro ini membidik keluarga atau individu yang memilki penghasilan rata-rata Rp1,8 hingga 2,8 juta per bulan. Segmen masyarakat ini merupakan segmen yang paling membutuhkan akses pembiayaan rumah. Karena, mereka tidak masuk dalam kategori penerima KPR Subsidi, baik dalam skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) maupun Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan juga Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) yang dikucurkan Pemerintah.
Meski menyasar segmen MBR, kata Maryono, KPR BTN Mikro bukan bagian dari program bantuan pendanaan “Program Sejuta Rumah” yang dicanangkan Pemerintah. “Pendanaan KPR Mikro ini murni inisiatif Bank BTN.
Selain bunga kredit yang rendah atau sebesar 7,99% per tahun (fixed), lanjut dia, angsuran pun dibuat dengan skema yang ringan. Misalnya, dibayar mingguan, atau harian. Selain angsuran yang ramah di kantong, KPR BTN Mikro juga memberikan besaran uang muka yang ringan, tergantung pada kegunaan. KPR BTN Mikro pun dapat dipergunakan untuk pembelian rumah baru atau second, pembelian kavling, pembangunan rumah di atas lahan yang sudah dimiliki, serta perbaikan atau renovasi rumah.
“Untuk pembelian rumah pertama, BTN menerapkan uang muka hanya sebesar 1%. Sedangkan, untuk renovasi rumah atau pembangunan rumah, uang muka diwajibkan minimal 10%. Uang muka tersebut dapat digunakan untuk mencairkan KPR Mikro dengan plafon atau nilai maksimal Rp 75 juta. Pembiayaan mikro ini juga bisa diberikan secara berulang (repetitive) atau bergulir (revolving),” rincinya.
Jangka waktu kredit bisa sampai dengan 10 tahun. Selama menggunakan produk KPR BTN Mikro, nasabah pun mendapatkan asuransi dari kredit properti yang diajukan. “Target penyaluran KPR Mikro tahun ini sebesar Rp150 miliar. Untuk tahap awal peluncuran KPR Mikro, debitur yang disasar pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Mie Bakso (APMISO). Selain pedagang makanan, BTN juga menyasar nelayan, petani, pengrajin, dan pekerja di sektor informal. Yang penting, mereka tergabung dalam komunitas pedagang atau koperasi serta merupakan binaan Kementerian Koperasi dan UKM dengan penilaian baik,” tegas Maryono.
Di samping menjadi anggota dalam komunitas usaha atau koperasi, syarat lainnya untuk menjadi debitur KPR Mikro adalah menjalani usahanya minimal 1 tahun serta mendapat rekomendasi dari komunitas dan koperasi yang memayunginya. Lewat produk ini, Maryono berharap, kesadaran masyarakat bisa meningkat karena akan terbiasa menyisihkan pendapatannya untuk ditabung dan dibelikan aset, seperti rumah tinggal.
Untuk itu, BTN juga mensyaratkan para debitur yang mengajukan permohonan KPR BTN Mikro harus terlebih dahulu memiliki tabungan di Bank BTN dengan rata-rata usia tabungan selama minimal 3 bulan dan nominal setara cicilan bulanan kredit mereka. Produk tabungan yang ditawarkan BTN pun disesuaikan dengan kemampuan debitur. Yaitu, Tabungan Cermat. Tabungan yang dirilis sejak 2015 tersebut menggratiskan biaya administrasi dengan setoran minimal Rp 10.000. “Dengan KPR Mikro, jumlah pemegang Tabungan Cermat pun diharapkan bisa meningkat sehingga program inklusi keuangan bisa semakin pesat sesuai arahan OJK,” tutupnya. (lin)