Beda di Cirebon, Fenomena Matahari di Atas Kabah Tidak Ubah Arah Kiblat Masjid Istiqlal

ilustrasi grafis fenomena Mataharai diatas Kabah yang menjadi perubahan arah kiblat. foto: istimewa

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis bahwa pada 15 dan 16 Juli 2019 ini merupakan saat Matahari tepat di atas Kabah, yakni pukul 12.26 waktu Arab Saudi. Atau 16.26 WIB. Melalui fenomena itu, bayangan Kabah tidak muncul karena Matahari yang tegak lurus tersebut.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pun menyatakan, saatnya menyempurnakan atau memperbaiki arah kiblat melalui fenomena Matahari di atas kabah pada 15 Juli 2019.

Gerak tahunan Matahari melintasi lintang Makkah sebanyak dua kali, yakni pada 27-28 Mei dan 15-16 Juli 2019. Pada saat tengah hari di Mekkah yakni pukul 16.27 WIB pada 15 Juli 2019, Matahari tepat berada di atas Makkah.

Matahari tepat di atas Mekkah, artinya pada saat itu seluruh dunia yang melihat Matahari berarti sedang menghadap ke arah Mekkah. Itulah arah kiblat. Masih banyak masjid lama yang arah kiblatnya belum diukur dengan akurat.

Mushala di rumah juga mungkin baru dikira-kira arah kiblatnya.  Untuk menyempurnakan arah kiblat, maka dapat melihat arah bayangan matahari sore hari antara pukul 16.22 WIB- 17.32 WIB pada 13 – 17 Juli 2019.

Pada saat itu, Matahari sedang berada di atas Mekkah. Jadi, garis lurus bayangan itu merupakan arah kiblat. Arah kiblat bisa ditentukan dari bayangan benda vertikal, misalnya tongkat, kusen jendela atau pintu, atau sisi bangunan.

Untuk daerah yang mengalami siang bersamaan dengan Makkah yakni Indonesia bagian Barat, Asia Tengah, Eropa dan Afrika dapat menggunakan jadwal berikut untuk menentukan arah kiblat, yakni pada 26–30 Mei 2019 pukul 16.18 WIB dan pada 14–18 Juli 2019 pukul 16.27 WIB.

Sementara, untuk daerah yang mengalami siang berlawanan dengan Mekkah, yakni Indonesia Timur, Pasifik, dan benua Amerika dapat menentukan arah kiblat menurut waktu setempat, yakni pada 12– 16 Januari 2019 pukul 04.30 WIB dan pada 27 November –1 Desember pukul 04.09 WIB.

Arah kiblat Masjid Istiqlal tidak mengalami perubahan sedikit pun. Menyusul beredar pesan berantai akan terjadi fenomenaMatahari di atas Kabah pada 15 Juli 2019, pukul 17.00 WIB. Di mana fenomena itu disebut akan merubah arah kiblat.

Kepala Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah memastikan tidak ada perubahan arah kiblat untuk Masjid Istiqlal menyusul fenomena Matahari di atas Kabah itu. Keputusan untuk tidak mengubah arah kiblat didasarkan Surah Al Baqarah Ayat 144.

“Kami di Masjid Istiqlal tidak ada rencana untuk mengubah arah kiblat. Itu sesuai terjemahan Surah Al Baqarah Ayat 144 sebagai berikut, “Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi,” kutip Hurairah di Masjid Istiqlal, kawasan Juanda Jakarta Pusat, Senin (15/7/2019).

Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam, lanjut Hurairah mengutip, dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. “Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan,” kutipnya.

Di dalam ayat tersebut, menurut dia, tidak dijelaskan secara rinci bahwa umat Islam diharuskan untuk benar-benar menghadap secara akurat ke titik tertentu dari arah kiblat saat menjalankan ibadah shalat. “Meskipun titiknya tidak persis, yang terpenting menghadap ke arah kiblat,” katanya.

Pendapatnya juga didasarkan pada pendapat Imam Besar Masjid Istiqlal almarhum KH. Ali Mustafa Yakub yang berpendapat bahwa menghadap kiblat tidak harus ke titik pas Kabah.

Ia mengatakan arah kiblat Masjid Istiqlal sudah sesuai dengan arah Kabah. Adapun kemungkinan adanya pergeseran menyusul fenomenaMatahari di atas Kabah tidak mengubah arah kiblat di Masjid Istiqlal.

Pengurus Masjid At Taqwa SMP Negeri 3 Jakarta Usman mengatakan, baru mengetahui informasi tersebut. Saat ini, mereka akan tetap menghadap ke arah kiblat yang ada di masjid tersebut. “Sementara ini kita arah shalatnya tetap ke arah kiblat di masjid. Mudah-mudahan tidak ada masalah,” kata Usman di Masjid sekolah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun Instagram resminya menyebutkan, Matahari akan tepat berada di atas Kabah pada 15-16 Juli 2019. Dalam pengumuman tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk memeriksa ulang arah kiblat di masing-masing daerah.

Mereka juga menjelaskan cara untuk menentukan arah kiblat dengan menandai arah bayangan yang dihasilkan oleh batang tepat pada pukul 16.26 WIB.

Ini berbeda dengan masjid-masjid kawasan Cirebon, Jawa Barat. Arah kiblat sejumlah masjid di Kota Cirebon, Jawa Barat, melenceng dari 7-10 derajat, hal itu berdasarkan kalibrasi arah kiblat yang dilakukan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat.

“Kita lakukan kalibrasi di 24 masjid dan sebagian besar arah kiblatnya melenceng. Ketidaksesuaian arah kiblat itu tidak terlalu jauh, namun dari hasil kalibrasi rata-rata melencengnya arah kiblat itu 7 sampai 10 derajat,” kata Rokhiyatun, Kasi Penyelenggara Syariah Kemenag Kota Cirebon di Cirebon, Senin (15/7/2019).

Akan tetapi, kata dia, ada juga masjid yang arah kiblatnya sudah tepat sesuai dengan yang seharusnya. “Pada dasarnya arah kiblat masjid cukup dikalibrasi satu kali, yakni saat dibangun,” tuturnya.

Dia melanjutkan untuk kalibrasi juga bisa dilakt lagi terutama saat terjadi fenomena alam tertentu yang menyebabkan pergeseran posisi lempeng bumi, misalnya gempa bumi dan tsunami.

Untuk itu, pihaknya membagikan alat kalibrasi arah kiblat ke DKM yang masjidnya telah dikalibrasi, agar mereka bisa mengalibrasi masjid dan musala disekitarnya sehingga arah kiblatnya sesuai. “Kalau ada fenomena alam itu, kami akan umumkan untuk kalibrasi ulang,” katanya. (net/lin)

 

sumber: indopos.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *