Petenis Indonesia Christopher Rungkat Keluhkan Lapangan Tanah Liat Beralih Fungsi

Langkah Christopher Rungkat di Ganda Campuran Wimbledon Terhenti. Foto: internet

Petenis andalan Indonesia Christopher Rungkat yang tengah berlaga pada turnamen Grand Slam, Wimbledon, di Inggris, mengeluhkan beralih fungsinya fasilitas tenis utama Indonesia menjadi lapangan bisbol di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Selatan.

“Kami tadinya punya fasilitas bagus dengan banyak lapangan tanah liat dan lapangan keras,” kata Christhoper dalam wawancara dengan kantor berita Prancis, AFP, di arena Wimbledon 2019.

Tetapi, kata Christopher, fasilitas tenis itu telah diubah menjadi lapangan bisbol. “Ini membuat saya sedih sekali. Fasilitas itu tepat berada di pusat kota Jakarta,” sambung Christopher dalam wawancara yang disiarkan Senin (8/7/2019) waktu Inggris.

Christopher yang menjadi salah satu ganda putra tenis top Asia sedang melakukan debut babak utamanya di Wimbledon. Peraih medali emas ganda campuran Asian Games 2018 itu berharap dia menginspirasi generasi baru tenis Indonesia.

Namun, kepada AFP, dia menyayangkan minimnya fasilitas bagus untuk tenis di negeri ini. Padahal dia yakin karena Indonesia berpenduduk banyak, maka prospek tenis akan cemerlang seperti bulu tangkis yang lebih populer di Indonesia.

“Kami memiliki masa depan yang bagus di tenis. Saya benar-benar berharap saya dapat menginspirasi anak-anak muda. Saya berharap pemerintah membantu mereka. Paling tidak kami harus mengawali, dengan memiliki lapangan dan fasilitas yang layak,” kata Christopher kepada AFP.

Harus diakui, Christopher tengah mengenalkan Indonesia dalam kancah tenis internasional. Petenis berusia 29 tahun itu adalah salah satu pemain ganda top di Asia, yang sedang menaikkan kariernya dan membuat debutnya pada babak utama Wimbledon.

Ia berharap performanya bisa menginspirasi generasi baru untuk bermain tenis, asalkan dengan dorongan pihak berwenang Indonesia yang mau membangun fasilitas. “Ada anak-anak muda mencoba datang. Tetapi kami tidak memiliki fasilitas yang baik di Jakarta,” imbuhnya.

Petenis ganda peringkat ke-69 itu mengatakan bahwa prospek tenis di Indonesia bisa saja cerah, mengingat populasi yang mencapai 250 juta orang dan kecintaan masyarakat pada olahraga raket lainnya, bulutangkis.

“Kami memiliki masa depan yang baik di tenis. Saya sangat berharap saya bisa menginspirasi anak-anak muda, saya juga sangat berharap pemerintah bisa membantu mereka. Paling tidak kita harus memulai dengan memiliki lapangan dan fasilitas yang memadai,” harapnya.

Rungkat telah bermain ganda putra dengan Hsieh Cheng-Peng asal Taiwan selama 18 bulan. Mereka adalah dua dari enam pemain ganda putra tenis teratas dari Asia.

“Kami memiliki banyak sejarah dengan pemain ganda Asia seperti Leander Paes. Berada di sana bersama mereka adalah pencapaian yang luar biasa. Ini adalah generasi baru yang akan kami miliki. Saya dan Hsieh adalah di antara sedikit petenis yang berusia di bawah 30,” pungkasnya.

Mereka kalah pada putaran pertama Wimbledon, ditundukkan unggulan ke-14 Jurgen Melzer dan Oliver Marach dari Austria. “Saya sangat bersemangat, terutama bermain pada nomor utama dalam event  paling bergengsi ini. Saya sudah menunggu begitu lama untuk saat-saat ini dan sangat bangga pada diri sendiri untuk sampai ke tahap ini,” katanya. (net/lin)

 

sumber: indopos.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *