Jadikan TRUST Tagline, Budaya Responsif Dinilai Energi Baru Jamkrindo

Direktur MSDM, Umum dan Kepatuhan Sulis Usdoko memaparkan budaya responsif bagi karyawan Jamkrindo sekaligus membuka kompetisi Vlog dan short movie Responsif Culture memperingati HUT Perum Jamkrindo ke 49 di Kantor Pusat Perum Jamkrindo, Selasa (2/7/2019). Foto: Humas Jamkrindo

Perusahaan umum Penjaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) memiliki budaya kerja terpercaya, responsif, unggul, sehat, terkemuka atau yang disingkat menjadi tagline TRUST yang menjadi tulang punggung budaya kerja selama ini.

Direktur MSDM, Umum, dan Kepatuhan Jamkrindo Sulis Usdoko menuturkan, untuk mengoptimalkan keseluruhan budaya kerja, budaya responsif terus diinternalisasi agar menjadi energi baru bagi Perum Jamkrindo untuk mencapai target korporasi.

“Melalui serangkaian internalisasi budaya kerja, diharapkan terjadi perubahan perilaku seluruh insan Jamkrindo. Proses itu butuh waktu dan dimulai dengan memberikan awarness kenapa perilaku harus berubah,” ujar Sulis dirilis Humas Jamkrindo, Selasa (2/7/2019).

Kemudian, lanjut Sulis, memberi motivasi kepada seluruh insan Jamkrindo agar berpartisipasi dan mengimplementasikan perilaku baru sehingga menjadi belief (personal value) bagi masing-masing individu.

“Komponen budaya meliputi nilai-nilai, sikap mental, dan perilaku,” ujar Sulis saat memberi paparan mengenai Budaya Responsif dalam sesi Pre Show Time Responsif Vlog Short Movie Competition di Lantai 10 Ruang Serbaguna Penjaminan Jamkrindo, Selasa (2/7/2019).

Nilai-nilai, kata dia, merupakan serangkaian norma yang menjiwai seluruh aktivitas yang dilakukan setiap individu. Adapun sikap mental adalah serangkaian pola pikir yang dibutuhkan untuk menjamin agar setiap individu dalam organisasi mampu berperilaku sesuai nilai-nilai organisasi.

“Sementara, perilaku merupakan serangkaian tindakan yang menjadi panutan setiap individu yang diterjemahkan dari sikap mental berdasarkan nilai organisasi,” imbuhnya.

Ada sejumlah cara untuk menjadi individu yang responsif. Hal itu, rinci dia, antara lain bisa dilakukan dengan bertindak cepat, menjaga keterlibatan semua pihak, menindaklanjuti hasil penilaian awal, memiliki sistem yang terorganisasi, menunjukkan kepedulian terhadap hasil, dan responsif kepada customer dan mitra kerja.

Budaya responsive, simpul dia, adalah bagian dari budaya organisasi yang elemennya meliputi nilai responsif, sikap mental, dan perilaku. “Nilai responsif bisa tercermin dari selalu tanggap menghadapi kebutuhan mitra usaha dan segenap stakeholder,” paparnya.

Adapun sikap mental responsif tercermin dengan selalu siap membantu dan memberikan solusi, siap menghadapi perubahan, selalu memiliki jalan keluar dalam setiap permasalahan, berani mencoba dan belajar sesuatu yang baru, serta melihat tantangan sebagai kesempatan.

Para karyawan Jamkrindo mengikuti paparan dari Sulis. foto: Humas Jamkrindo

Sementara, perilaku responsif tercermin saat proaktif dalam memberikan pelayanan, menampilkan sikap empati dan mendengarkan keluhan dan permasalahan yang dihadapi rekan kerja serta mitra, memberikan solusi terhadap permasalahan, komunikatif dalam memberikan ide perbaikan, dan melayani dengan hati.

”Untuk mendukung internalisasi budaya responsif, dibuat sejumlah inisiatif yakni inisiatif awarness, inisiatif motivasi, dan inisiatif belief,” ujar Sulis Usdoko.

Inisiatif awareness dilakukan melalui penyusunan buku pedoman TRUST, pembuatan video filler responsif, lomba logo responsif, lomba vlog responsif, kompetisi lesson learned tentang responsif, dan sejumlah quizz.

Adapun inisiatif motivitasi dilakukan melalui pembentukan change leader dari unit kerja, pembekalan kepada change leader dan change agent, responsive champion & award, dan perfomance management.

Sementara itu, inisiatif belief dilakukan melalui reinforcement & celebration, mistery guest, serta candid video sebagai bukti. Perubahan perilaku seluruh insan Jamkrindo itu diharapkan ikut berkontribusi dalam mendukung korporasi dalam mencapai target-targetnya.

Terkait dengan kinerja bisnis, pada 2019, Jamkrindo menargetkan volume penjaminan sebesar Rp 182,36 triliun atau naik 16,5 persen dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2018 sebesar 156,6 triliun.

Hingga Mei, volume penjaminan telah mencapai Rp 90,38 triliun yang tumbuh 22,5 persen dengan laba sebelum pajak (EBT) tercatat sebesar Rp302,52 miliar atau 42,37 persen dari RKAP Laba (Rugi) sebelum pajak tahun 2019 sebesar Rp 714 miliar.

Adapun  aset pada bulan Mei tahun 2019 sebesar Rp 17,19 triliun atau meningkat sebesar 5,81persen dari aset per 31 Desember 2018. Sementara pencapaian ekuitasnya sebesar Rp 11,55 triliun atau naik 2,34 persen dibandingkan 31 Desember 2018. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *