Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memulai pembangunan gedung BUMN Center. Gedung berlokasi di komplek Kementerian BUMN tersebut didesain untuk memudahkan koordinasi antarperusahaan BUMN.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, groundbreaking bertujuan positif. Maklum, kinerja perusahaan milik negara terus membaik. Tahun lalu, indikator-indikator kinerja perusahaan milik negara meningkat signifikan.
Laba, rinci Rini, ekuitas, belanja modal atau capital expenditure (capex), kontribusi terhadap anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) seperti pajak, pendapatan negara bukan pajak (PNBP), dan dividen.
“Total aset BUMN menembus Rp 8.092 triliun melonjak 12 persen dibanding edisi 2017 sebesar Rp 7.210 triliun. Nanti disebut gedung sinergi delapan. Setiap BUMN akan membuka kantor perwakilan di BUMN Center tersebut,” tutur Rini di Jakarta, Minggu (5/5).
Total laba BUMN tumbuh menjadi Rp 188 triliun dari edisi sama 2017 sebesar Rp 186 triliun. Belanja infrastruktur meningkat menjadi Rp 487 triliun. Di mana, angka itu naik signifikan dibanding 2017 sebesar Rp 315 triliun. Sementara belanja modal itu didominasi sektor infrastruktur.
Sementara pembangunan BUMN Center dipercayakan pada PT PP (PTPP), PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), dan PT Danareksa. Danareksa menyiapkan lahan 9.300 meter persegi (m2) dan PT Telkom 11.439 m2 (Telkom).
Di atas lahan itu, gedung BUMN Center berkonsep design Burung Garuda tersebut dibangun. Di mana, kepak dua sayapnya merupakan gedung kembar menyerupai sayap Garuda sebagai lambang Negara Indonesia dan Gedung Kementrian BUMN sebagai kepala burung garuda. Design BUMN Centre itu direncanakan menjadi bangunan dengan kualitas grade A.
Gedung BUMN Center akan memiliki 32 lantai. Terdiri dari dua lantai podium, dua lantai facility, sat lantai refugee, 27 lantai office Space, dan dilengkapi tiga lapis basement pada masingmasing tower.
Nanti, gedung itu diharap sebagai rumah bagi BUMN seluruh Indonesia dengan total West & East tower (SGA) sekitar 109.820 m2, meningkatkan sinergi antarBUMN, dan pelayanan lebih baik untuk negeri.
“Pembangunan dibagi dua tahap pengembangan. Pengembangan West Tower kemudian dilanjut East Tower. Tahap pertama sekitar tiga tahun dan diharap tahun keempat beroperasi. Untuk konstruksi, PTPP akan mengimplementasikan teknologi BIM 4D, virtual reality, augmented realty, mixed realty, laser scan technology, photogrammetry dan 3D printing supaya konstruksi lebih cepat, akurat, efisien, dan menghasilkan produk berkualitas,” tegas Dirut PTPP Lukman Hidayat.
Selain pengembangan pada tanah Danareksa dan Telkom direncanakan juga akan dilakukan pengembangan pada lahan Garuda Indonesia seluas 3.955 m2. Pengembangan di lahan Garuda Indonesia direncanakan terkoneksi dan terintegrasi pada Gedung BUMN Center. Itu diharap menjadi satu kesatuan daerah perencanaan Kawasan BUMN Center.
Di atas lahan Garuda direncanakan dibangunan Gedung setinggi 14 lantai dengan fungsi utama sebagai supporting kegiatan di dalam Kawasan BUMN Center. Dengan begitu, akan terjalin saling terintegrasi dalam satu kawasan pengembangan. ”Kami berharap Kawasan BUMN Center sebagai icon dan wadah untuk saling bersinergi BUMN seluruh Indonesia,” harap Lukman. (lin)
sumber: indopos.co.id