PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memang identik dengan ekonomi kerakyatan. Karena itu, pengembangan UKM menjadi salah satu fokus bisnis BRI. Ini ditandai sukses program penyaluran KUR (kredit usaha rakyat). Untuk itu, BRI meluncurkan program pengembangan BRIncubator.
BRIncubator merupakan program yang berorientasi pada pemberian akses pembiayaan dan peningkatan kapasitas serta kapabilitas UMKM secara digital, dan juga fokus pada validasi ekspor. Melalui program ini, diharapkan para UMKM bisa naik kelas sehingga bisa semakin memperluas pasarnya sampai go internasional.
Kepala Desk Inkubasi BRI Joko Purwanto mengatakan, dalam program pengembangan BRIncubator ini maksudnya menginkubasi UKM atau memeram seperti telur. Lalu memberi gizi sehingga keberlangsungan UKM bisa hidup kembali bahkan naik kelas. Program ini dibagi menjadi empat tahapan.
Pertama adalah pra-inkubasi. Tahapan ini lebih kepada perkenalan basis bisnis. Setiap perkenalan di lokasi yang sedang melakukan kegiatan, BRI mendatangkan pelaku-pelaku ahlinya.
“Kita pintarkan, kita terampillan. Di sana juga ada komunitas hasil dari peserta pelatihan atau pengembangan UKM ini,” jelas Joko dalam paparan pada Gathering Sahabat Pers BRI di kawasan Puncak, Jawa Barat, Sabtu malam (6/4).
Tahapan kedua adalah inkubasi. Jika tahapan pra-inkubasi adalah calon pengusaha UMKM masih dalam taraf rencana, maka di tahapan inkubasi sudah mulai lebih serius. “Inkubasi itu mulai mengelola, manajerial. Membuat proses produksi SOP-nya seperti apa, pemasaran seperti apa, mulai diajari,” ulasnya.
Tahapan ketiga, sambung dia, adalah akselerasi. Di tahapan ini, pengusaha UMKM mendapatkan pelatihan yang lebih maju, seperti pengenalan terhadap pemasaran melalui dunia maya.
“Kita kenalkan bagaimana menggunakan advertorial yang menjual. Setting tampilan di medsos pun mulai dikenalkan dan terakhir, Rapid growth. Ini sudah tahapan yang lebih maju, klaim dia, di mana BRI mendampingi UMKM yang benar-benar siap bersaing di pasar global,” paparnya.
Sebagai catatan, hingga Juni 2018 sekitar 34 persen komposisi pinjaman perseroan berasal dari mikro. Sedangkan sisanya yakni ritel konsumer (21,3 ,persen), konsumer (16,4 persen), BUMN (14 perse), hingga korporasi 11,2 persen.
“Kita terjun di UKM sudah lama, dan UKM ini mendominasi portofolio. Kami ingin UMKM tumbuh lebih cepat lagi, apa salahnya kalau kita campur tangan supaya bisa tumbuh lebih cepat,” ujar pria ramah.
BRIncubator, lanjut dia, merupakan pengembangan dari program Rumah Kreatif BUMN (RKB) yang fokus memberikan pendampingan pada tiga hal. Sekrang sudah ada di 54 lokasi di seluruh Indonesia. Pertama adalah Go Modern, yang mendidik para UMKM agar bisa mengemas produknya sesuai dengan kebutuhan pasar.
Kedua Go Digital untuk mengajarkan para UMKM agar bisa memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan produknya seperti lewat media sosial. Selanjutnya Go Online, untuk melatih para UMKM agar bisa menjual produknya di marketplace online, atau membuat platform online sendiri. Sementara BRIncubator berorientasi pada ekspor atau Go Global.
“Anggota BRIncubator di seluruh RKB pada akhir 2018 sekitar 304.000. BRI menargetkan pertumbuhan anggota 10-15% per tahun. Pada akhirnya, para peserta BRIncubator diharapkan jadi nasabah BRI,” harapnya.
Keuntungannya, klaim dia, tidak sekedar memperoleh pembiayaan, pengusaha UMKM juga mendapatkan pendampingan. Sekarang pembiayaan banyak, termasuk fintech. Kalau tidak digandeng, bisa beralih. “Dengan desk ini kita dampingi sehingga pengusaha UKM tidak ke mana-mana,” tuntasnya. (lin)