Bank CIMB Niaga Syariah Bukukan Kenaikan Aset 45,4% sepanjang 2018

Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara (kedua kanan) menjawab pertanyaan wartawan didampingi Head of Digital Banking, Branchless & Partnership CIMB Niaga Bambang Karsono Adi (kedua kiri), Head of Syariah Business Banking CIMB Niaga Rusdi Dahardin (kanan), dan Head of Syariah Consumer and Business Management CIMB Niaga Diah Rahma Paramaiswari (kiri) pada acara Diskusi Bersama CIMB Niaga Syariah di Jakarta, Rabu (27/3/2019).foto: humas CIMB Niaga Syariah

Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil membukukan kinerja positif sepanjang 2018. Aset CIMB Niaga Syariah tumbuh 45,4% year on year (yoy) menjadi Rp34,38 triliun dari posisi tahun sebelumnya Rp23,64 triliun, per 31 Desember 2018.

Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan, kenaikan aset ditopang kinerja unggul pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).

Pertumbuhan aset tersebut berkontribusi pada aset bank induk dengan share of book sebesar 12,98% dan sekaligus menempatkan CIMB Niaga Syariah sebagai UUS terbesar di Indonesia dan bank syariah dengan aset terbesar kelima di Indonesia.

Alhamdulillah, kami bersyukur atas pencapaian yang berhasil ditorehkan pada 2018. Strategi kami untuk memperbesar peran dalam pembiayaan berbagai proyek berskala besar seperti infrastruktur dan meningkatkan kontribusi dari segmen konsumer menunjukkan hasil menggembirakan,” kata Pandji pada acara Diskusi Bersama CIMB Niaga Syariah di gedung CIMB Niaga, kawasan Soedirman, Jakarta Selatan, Rabu (27/3).

Per 31 Desember 2018, sebut Pandji, CIMB Niaga Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp26,51 triliun atau tumbuh 58,8% dari tahun 2017 sebesar Rp16,69 triliun. Kontributor utama peningkatan pembiayaan tersebut dari segmen korporasi dan mortgage (KPR iB), yang masing-masing tumbuh 85,5% (Rp11,0 triliun) dan 60,4% (Rp8,7 triliun) secara Y-o-Y.

“Ekspansi pembiayaan yang kami lakukan selalu didasari dengan prinsip kehati-hatian dan mengutamakan kualitas pembiayaan, sehingga kami bisa menjaga rasio Non Performing Financing (NPF) di posisi 0,98% atau di bawah rata-rata industri perbankan syariah,” ujarnya.

Sementara dari sisi pendanaan, sepanjang 2018 CIMB Niaga Syariah dapat menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp23,71 triliun, tumbuh 19,1% dari posisi tahun lalu sebesar Rp19,91 triliun.

“Adapun profit before tax (PBT) yang berhasil diperoleh pada 2018 sebesar Rp701,61 miliar, meningkat 43,3% dari tahun 2017 sebesar Rp489,68 miliar,” rincinya.

CIMB Niaga Syariah, kata dia, akan terus mengoptimalkan penawaran produk-produk unggulan kepada masyarakat, salah satunya Tabungan iB Pahala. Tabungan bagi calon jamaah haji dan umrahini memberikan keuntungan bebas biaya administrasi bulanan, bagi hasil 45,83%, serta dilengkapi kartu debit dengan fasilitas Bahasa Indonesia yang dapat digunakan di lebih dari 100 jaringan ATM Al-Rajhi di Arab Saudi.

Hingga 31 Desember 2018, CIMB Niaga Syariah sebagai salah satu Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH), telah menghimpun dana haji sebesar Rp2,153 triliun dari 87.865 nasabah.

“Khusus pada 2018, pertumbuhan nasabah tabungan haji CIMB Niaga Syariah meningkat hingga 40% menjadi 42.196 nasabah.Sehingga menempatkan kami sebagai bank dengan jumlah tabungan haji terbesar kelima di Indonesia,” tuturnya.

Selain Tabungan iB Pahala, penetrasi produk-produk konsumer lainnya seperti Kartu Pembiayaan Syariah (Gold dan Platinum) serta KPR iB juga tetap menjadi fokus perseroan tahun ini.

Untuk meningkatkan kepuasan kepada nasabah, CIMB Niaga Syariah juga akan terus memaksimalkan infrastruktur digital milik bank induk guna melayani berbagai kebutuhan nasabah.

Sedangkan, pada segmen business banking, produk-produk unggulan seperti Mudharabah Muqayyadah, iB Modal Kerja dan Investasi, serta produk-produk Syariah Trade Finance juga akan terus dimaksimalkan kontribusinya.

Sebagai satu-satunya UUS Bank BUKU IV di Indonesia, CIMB Niaga Syariah memiliki peluang yang besar untuk bertumbuh pada segmen ini dengan menyalurkan pembiayaan pada proyek atau usaha berskala besar.

“Ke depan kami  akan terus mencari peluang-peluang pertumbuhan baru baikdari pembiayaan maupun pendanaan, sehingga dapat berkontribusi membesarkan industri perbankan Syariah di Indonesia,” tutupnya. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *