Opini Asyari Usman: Erick Thohir Keliru, Kiyai Ma’ruf Semakin Down

capres cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi (jas hitam) saat debat capres. foto: internet

Opini by Asyari Usman

Makan malam Jokowi tanpa cawapres Kiyai Ma’ruf Amin (KMA) adalah blunder besar. Apalagi dikatakan kepada para wartawan bahwa tempat duduk tak cukup. Semakin parah. Alasan ‘tak ada kursi’ di restoran yang terkenal di Menteng, akan sangat menyakitkan KMA.

Sekedar mengulangi info, pada Senin malam (15/1/2019) Jokowi (capres 01) mengadakan pertemuan silaturahmi dengan para ketua umum dan sekjen parpol koalisinya.

Tetapi, KMA tidak diajak. Ketua TKN (Tim Kampanye Nasional), Erick Thohir (ET), mengatakan kursi yang ada di meja makan terbatas untuk 20 orang saja. Karena itu, tidak ada kursi untuk KMA.

Mungkin saja dalam pikiran Erick sudah mengeras kesimpulan bahwa Kiyai Ma’ruf tak penting lagi. Apalagi setelah berbagai komentar pengamat dan media melihat KMA malah menjadi beban bagi Jokowi. Pastilah Erick semakin yakin bahwa Pak Kiyai tak masuk hitungan lagi.

ET boleh saja bersikap begitu. Tapi, dia lupa bahwa Kiyai Ma’ruf adalah tokoh senior ormas terbesar di Indonesia. Perbuatan yang menyakitkan hati Pak Kiyai akan dirasakan oleh puluhan juta orang. Itu pasti.

Erick sebaiknya meminta maaf terbuka kepada seluruh rakyat Indonesia, terutama konstituen KMA, terkait perlakuannya terhadap Kiyai Ma’ruf. Yang sangat menyakitkan adalah alasan “tak cukup kursi” itu. Alasan ini tak masuk akal. Dan terkesan meremehkan KMA.

Bukankah masih banyak alasan lain yang lebih terhormat. ET bisa mengatakan bahwa Pak Kiyai berhalangan. Titik. Tak perlu lagi dielaborasikan. Kalau, misalnya, dikejar terus oleh wartawan, bisa saja dikatakan “Pak Kiyai agak capek”. Orang akan maklumlah.

Tak cukup kursi?

Bagaimana khalayak akan mencerna alasan ini. Apa iya rombongan Presiden Jokowi yang masuk ke restoran mana pun di Indonesia ini bisa kekurangan kursi?

Sudah cukuplah Erick anggap enteng pada KMA. Sebelum ini Pak Kiyai juga tak kelihatan dalam pertemuan tertutup yang dipimpin oleh ketua dewan pengarah TKN, Jusuf Kalla, pada 17 Desember 2018. Sebelum itu lagi, ET dan Luhut Pandjaitan berkomentar bahwa KMA masih belum berkampanye sehingga elektabilitas Jokowi tak terangkat.

Erick mungkin tak memikirkan bahwa ‘pengucilan’ Kiyai Ma’ruf itu bisa berdampak negatif terhadap penampilan beliau di acara Debat Capres malam ini (17/01/2019).

Bayangkan, dua hari menjelang debat penting itu, Erick membuat Pak Kiyai berkecil hati. Semoga saja tidak. Saya sangat khawatir Kiyai Ma’ruf akan semakin ‘down’.

(Penulis adalah wartawan senior)

 

sumber: WA Group KAHMI Cilosari 17 kiriman Oerip Erwanto (terusan), Rabu (30/1/2019)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *