Perusahaan umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menggelontorkan bantuan untuk membantu korban bencana tsunami di Banten dan Lampung berupa Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari CSR (corporate social responsibility).
Direktur Utama Bulog Budi Waseso menuturkan, alokasi CBP untuk korban bencana tsunami Banten dan Lampung telah disiapkan minimal 200 ton untuk setiap Provinsi. Serta 100 ton untuk setiap Kabupaten/Kota yang dapat memenuhi kebutuhan tanggap darurat seperti bencana alam dan rawan pangan.
“Bila Pemerintah merasa CBP yang digelontorkan kurang, Perum Bulog siap menambah CBP sesuai permintaan dari Pemerintah,” jelas Budi Waseso dalam rilis Humas Bulog, Senin (24/12).
Di samping itu, lanjut Budi Waseso, Bulog juga menyediakan kebutuhan pangan pokok lainnya yang dibutuhkan masyarakat. Seperti Daging Beku, Gula Pasir, Tepung Terigu, dan Minyak Goreng.
Selain menyalurkan bantuan melalui CBP, Bulog melalui program BULOG PEDULI telah menyalurkan bantuan awal berupa sembako. Serta kebutuhan penting lainnya pada H+1 setelah bencana. Yakni melalui Bulog Subdivre Lebak di Posko bencana di kecamatan Labuan Pandeglag dan Bulog Divre Lampung di posko becanda di kalianda lampung.
Bantuan awal itu sekitar Rp100 juta rupiah dari dana program Corporate Social Responsibility (CSR) Perum BULOG. Hal itu sebagai bentuk kepedulian kepada korban terdampak tsunami yang sangat membutuhkan bantuan.
Lebih lanjut Budi Waseso menjelaskan, saat ini stok beras yang tersedia di BULOG DKI dan Banten dan BULOG Lampung sekitar 370.000 ton. Jumlah stok beras tersebut aman untuk ketahanan stok beberapa bulan kedepan. Sehingga tidak ada perlu kekhawatiran masyarakat dan pemerintah daerah.
Stok beras Bulog secara nasional lebih dari 2,2 juta ton, lanjut dia, gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia siap menyalurkan stok tersebut bila sewaktu-waktu dibutuhkan Pemerintah.
“Baik untuk bencana alam maupun untuk stabilisasi harga. Dengan stok yang cukup besar, artinya BULOG siap menjaga 3 pilar ketahanan pangan Nasional yakni Pilar Ketersediaan, Keterjangkauan, dan Stabilisasi,” pungkasnya. (lin)